Saya yang di besarkan dengan pemahaman Islam, di lingkungan yang mayoritas muslim merasa sangat beruntung bahwa agama yang saya yakini mengajarkan sebuah kebaikan, dan tentu saja semua agama pun menyuruh umatnya melakuan hal yang terbaik. Begitu juga dengan bangsa ini, dengan ragam budaya dan etnik tentu akan memperkaya khazanah kebudayaan milik bangsa ini. Dari gang Tepekong di sebuah sudut jalan kota Cikarang,pelajaran menghormati toleransi seakan membuat saya lebih belajar arif tentang budaya meski memang terkadang beda dengan apa yang kita ketahui saat ini, dengan sangat baik para pengurus tepekong Tek Seng Bio mempersilahkan saya untuk melihat lihat ruangan tepekong, dan juga mengizinkan untuk mengambil beberapa gambar dari suasana di dalam tepekong, dari sore hari obrolan seru pun terjadi, tentang sejarah berdirinya tepekong dan juga kearifan dan harmonisasi antara warga sekitar tepekong yang kebanyakan umat Islam.
Merenda toleransi di Cikarang semoga akan terus abadi, persahabatan lintas budaya terpintal dengan indah dan jalinan kesetiakawanan terpatri sudah, belajar dari masa lalu ketika para leluhur pun mau berdampingan dan hidup dengan serasi meski mungkin secara kultur, agama yang di anut berbeda, namun sebuah bukti bahwa selama 164 tahun kerukunan antar penduduk di sekitar Pasar Lama Cikarang terpupuk dengan harmonis hingga saat ini, sungguh sebuah pencapaian kedamaian yang patut di apresiasi.
Ragam Budaya adalah Kekayaan Indonesia yang Sebenarnya
Dengan memiliki 748 bahasa, 1.128 suku dan luas 5.193.250 kilometer persegi, membentang dari Sabang hingga Merauke dan inilah kekayaan Indonesia yang sebenarnya, multi etnik serta ragam budaya dan terikat dalam sebuah sumpah yang terucap pada tanggal 28 Oktober 1928, bukti bersatunya puluhan suku, ratusan bahasa dalam bingkai Indonesia, setelah sumpah pemuda, 17 tahun kemudian bangsa Indonesia merdeka, maka semakin tegas pula tentang pengakuan ragam budaya tersebut.
Kebudayaan bangsa sendiri akan semakin menghilang bila tak ada merawatnya, setelah melewati 70 tahun Indonesia merdeka semoga keragaman budaya yang merupakan modal besar bangsa Indonesia tetap terjaga, inilah rumah kita yang sesungguhnya, pelajaran yang sangat berharga tentang keragaman budaya di nusantara teralami di sebuah tepekong di sebuah sudut Pasar Lama Cikarang.
Kelenteng Tek Seng Bio menjadi saksi bisu yang merekam jejak budaya luhur yang terbungkus sebuah kedamaian dan toleransi, saling menghargai tak saling mencaci, di sebuah sudut kelenteng, ruangan petilasan menyadarkan saya bahwa saling menghormati jauh lebih indah di banding harus saling memaki. Semoga akan terus bercerita dengan aksara indah bahwa di sebuah tempat bernama Pasar Lama Cikarang, akan terus membingkai indahnya ragam budaya dan inilah kita semua adalah Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H