Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menggapai Keluarga Samara dengan Perencanaan Cerdas

7 Agustus 2015   21:59 Diperbarui: 7 Agustus 2015   22:24 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Keluarga Samara tentu saja menginginkan hidup di lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak menjadi baik, keluarga samara tentu saja merindukan menjadi orang tua hebat dan ini akan memberi pengaruh kepada lingkungan sekitar, memahami konsep diri orang tua yang juga melibatkan peran ayah untuk mempersiapkan karakter anak sejak dini, sehingga anak bisa di terima di lingkungan sekitar dengan citra baik karena perilaku anak yang menyenangkan bagi warga sekitar.
Bersama keluarga lain di lingkungan sekitar, terus memupuk kebaikan, maka bukan mustahil lingkungan yang di tinggali oleh keluarga samara akan menjadi lingkungan yang kondusif, dengan lingkungan yang kondusif maka akan menjadi sebuah hal yang berguna untuk sebuah bangsa.

Keluarga Samara Dalam Menghadapi Bonus Demografi


Indonesia adalah negeri dengan ribuan berkah dari sang Maha Kuasa, apapun ada di negeri ini, tinggal dan menetap di negeri zamrud khatulistiwa adalah anugerah terindah yang pernah kita sama sama rasakan, keluarga samara yang menetap di Indonesia akan mengalami yang namanya bonus demografi, ya di prediksi pada tahun 2020-2030, bangsa Indonesia akan mengalami bonus demografi, ada satu hal yang perlu kita disiapkan keluarga samara untuk menghadapi era bonus demografi ini, bonus demografi terjadi karena penurunan fertilitas dan mortalitas dalam jangka panjang yang mengakibatkan terjadinya perubahan struktur umur penduduk, dalam hal fertilitas, negeri ini pernah mengalami prestasi dengan menekan angka kelahiran, keberhasilan keluarga berencana di Indonesia banyak di tiru oleh negara negara lain, bahkan di tahun 80an, Indonesia pernah menerima penghargaan PBB untuk gerakan keluarga berencana.


Sebagai bagian dari integralnya sebuah bangsa, keluarga samara pasti akan mengalami masa bonus demografi, jika hingga tahun 2030 terjadinya angka penurunan kelahiran, bonus demografi yang dialami oleh bangsa Indonesia akan memberikan efek yang cukup signifikan, jumlah angkatan kerja produktif adalah tulang punggung bagi kemajuan bangsa ini
Bonus demografi tak akan ada selamanya jika tidak direncanakan dengan kematangan dalam hal menekan angka kelahiran, moment bonus demografi ini tidak akan berlangsung lama. Sebab angka ketergantungan 10 tahun berikutnya atau pada tahun 2030 mencapai 46,9. Pada tahun 2035 akan meningkat lagi menjadi 47,3. "Sebagai gambaran, angka ketergantungan kita pada 2010 berada di angka 50,5, dan sebagai keluarga samara yang cerdas, dan juga bagian langsung dari bonus demografi, inilah kesempatan untuk meraih kehidupan yang lebih baik untuk menikmati bonus demografi di negeri ini.

Keluarga Samara Peduli Usia Lanjut


Dengan makin baiknya perekonomian Indonesia saat ini, harapan hidup pun semakin panjang, jika ditahun 2010 harapan hidup manusia Indonesia di angka 70,6, namun pada tahun 2014, angka harapan hidup naik di angka 72, pada tahun 2010, jumlah lansia mencapai 18 juta jiwa, dan untuk tahun 2015, jumlah usia lansia di kisaran angka 21,8 juta, proyeksi untuk tahun 2035, usia lanjut akan diperkirakan naik sebesar 167,2 % atau sekitar 48,2 juta jiwa. Dalam hitungan global pun, usia lanjut semakin banyak, 80 % lansia hidup berada di negara berkembang.


Usia lanjut adalah sebuah keniscayaan, namun bukan berarti keluarga samara yang rata rata memang memiliki usia produktif harus menyia nyiakan para lansia, kita mahfum para lansia ini memang tak segagah dulu, bahkan kerewelan para lansia terkadang membuat orang orang yang auh lebih muda akan terasa mutung, serba salah menghadapi’ulah’ para anggota keluarganya yang sudah sepuh alias para manula atau lansia.


Tugas keluarga samara adalah mengayomi generasi tua ini, apalagi Indonesia termasuk lima besar negara yang mempunyai populasi lansia, sebagai keluarga samara tentu saja sebuah program dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang bertajuk Lansia Tangguh haruslah di dukung penuh. Lansia Tangguh adalah lansia yang sehat secara fisik, sosial, dan mental, mandiri, aktif dan produktif.


Diberbagai tempat di nusantara, acapkali kita melihat masih banyak lansia yang memiliki kebugaran relatif prima, meski berusia sepuh, mereka gigih untuk tetap bekerja dan tak ingin tergantung kepada orang lain, inilah bukti bahwa banyak lansia di tanah air, gigih berusaha mencari nafkah untuk menghidupi dirinya sendiri dan bahkan anggota keluarga lainnya, seperti inilah lansia yang tak ingin dikasihani. Untuk mencetak para lansia tangguh, ada kelompok BKL yaitu Bina Keluarga Lansia, diharapkan BKL ini akan memberikan tempat untuk para lansia mengapresiasikan usia lanjutnya dengan kegiatan positif, sehingga usia lanjut pun bukan halangan untuk menikmati hidup dengan cara yang sehat dan produktif tentunya.

Keluarga Samara Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Secara Mandiri


Kemandirian ekonomi sangtalah penting dalam sebuah keluarga, bahkan kasus perceraian yang terjadi, bukan melulu tentang urusan ranjang pasangan suami isteri, kendala terbesar dalam keluarga terkadang dihasilkan karena rumitnya urusan ekonomi, ditakdirkan lelaki memang sebagai sosok pencari nafkah, pelindung keluarga, kepala keluarga yang berjibaku mencari penghasilan, namun bukan berarti peluang perempuan untuk berusaha menjadi tertutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun