Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cikopo-Palimanan, Bukan Sekedar Tol Terpanjang Di Indonesia

3 Agustus 2015   21:34 Diperbarui: 3 Agustus 2015   21:34 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Gerbang tol Cikopo bersiap menyambut para pemudik(dok pribadi)

 

Selalu ada cerita dramatis di saat arus mudik maupun arus balik lebaran, cerita duka maupun suka seakan menjadi sebuah keniscayaan di setiap tahunnya, dan arus mudik dan balik tahun ini semakin lengkap dengan hadirnya sebuah ruas tol terpanjang di Indonesia, membentang di 5 wilayah provinsi Jawa Barat, sebuah tol yang juga menghubungkan ruas tol yang telah lama hadir, di mulai dari gerbang tol Cikopo yang berada di wilayah Purwakarta dan berakhir di gerbang tol Palimanan yang berada di wilayah Cirebon.


Namun cerita tentang tol yang baru saja di resmikan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 13 Juni 2015, cerita gembira dirasakan oleh Suharno saat diwawancarai majalah Kiprah di terminal Pulo Gadung, yang menjadi supir Perusahaan Otobis(PO) Santoso jurusan Jakarta-Magelang.”Kemacetan Simpang Jomin yang sempat melegenda, menghantui pengguna jalan otomatis sirna dengan beroperasinya jalur tol Cikopo-Palimanan.”
Dibalik cerita gembira, saat saya menulis tulisan ini, sebuah kabar sedih pun datang di saat arus balik, pada tanggal 24 Juli 2015, sebuah Toyota Innova menabrak bis Setia Negara, kecelakaan maut ini terjadi di kilometer 166, dan terdapat tujuh orang tewas dalam insiden ini. Sebelumnya pada tanggal 16 Juni 2015, juga terjadi sebuah kecelakaan yang mengenaskan, sebuah mobil box epedisi menghantam bagian belakang sebuah truk pengangkut pasir di KM 82+800, namun ada satu hal yang menurut saya tidak elok di tuliskan di media media online, bahwa kecelakaan ini adalah tumbal dari dibangunnya ruas jalan tol Cikopo-Palimanan.


Kontan rangkaian dari kecelakaan terjadi menjadi berita hangat di media massa, ini dapat dimengerti, magnet tol Cipali sebagai salah satu tol yang terpanjang di Indonesia menjadi sumber berita utama, apapun yang terjadi, entah itu pembangunannya yang menelan dana triliunan rupiah hingga infrastruktur yang ada di dalam tol Cipali, hingga jumlah kecelakaan yang terjadi, bahkan cerita pembebasan lahannya pun menjadi titik menarik untuk dikulik, inilah menarik dari tol Cipali.


Bukan Rivalitas Jalur Pantura


Disetiap mudik, jalur favorit para pemudik yang ingin kembali ke ke kampung halaman adalah jalur Pantai Pantura atau Pantura, berpuluh puluh tahun jalur ini seringkali digunakan untuk keperluan moda angkutan darat, tak heran memang karena jalur ini menghubungkan daerah Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur, dan kemacetan menjelang mudik hingga arus balik akan selalu terjadi di Pantura, beban kendaraan yang selalu padat adalah ritual tahunan, belum lagi tingkat kecelakaan yang terjadi, meski menjadi jalur favorit untuk para pemudik, jalur Pantura sering disebut sebagai jalur tengkorak mengingat banyaknya kecelakaan yang terjadi.


Namun untuk tahun ini, seiring selesainya proyek tol Cipali, alhamdulillah untuk kasus kecelakaan arus mudik dan arus balik lebaran cenderung menurun, jalur Pantura yang sebelum adanya tol Cipali, kini volume kendaraan dari arah Jakarta hingga menuju Jawa Tengah telah beralih menuju Cipali, efeknya terasa saat ketika saya mudik dengan motor menuju Kuningan, bus bus yang biasanya menguasai jalan Pantura terasa lenggang, begitu pun dengan kendaraan pribadi, tol Cipali berbagi beban kendaraan dengan Pantura sehingga untuk para pemudik yang menggunakan roda dua tak terlalu bersinggungan dengan kendaran berbadan besar.


Tol Cipali bukanlah rival dari Pantura, kedua jalur jalan ini adalah sinergi bagi perkembangan ekonomi maupun transportasi, dan tentu saja yang diuntungkan adalah rakyat Indonesia secara umum, dan ini adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh komponen masyarakat, semoga transportasi di Indonesia akan menuju ke trek yang benar dengan rendahnya angka kecelakaan, serta juga di sisi lain perekonomian akan terasa membaik dengan lancarnya transportasi darat yang menghubungkan antar kota di pulau Jawa.


Cipali Berkah Lain Untuk Jawa Barat


Peserta Visit Cipali sedang berpose bersama di GT Palimanan(dokpri)


Dengan adanya tol Cipali yang secara geografis berada di lima kabupaten di Jawa Barat, meliputi kabupaten Purwakarta,Subang,Indramayu, Majalengka serta Cirebon. Tentu akan berpengaruh terhadap sosial dan ekonomi di daerah tersebut, saat para kompasianer berkesempatan mencicipi visit tol Cipali, ada keterangan yang menarik dari Pak Wisnu Dewanto yang menjabat sebagai corporate Affair PT Lintas Marga Sedaya, bahwa dengan dibangunnya tol di lima wilayah kabupaten di Jawa Barat, telah melibatkan lima Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah masing masing kabupaten, dengan panjang tol 116,79 kilometer tentu diperlukan kajian intensif agar pembangunan tol tidak berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Jawa Barat yang memiliki luas areal 32.222,18 kilometer persegi tentu sangat beruntung dengan dibangunnya tol Cipali, mobilitas jauh lebih cepat, dengan dua jalur penting transportasi yang ada di wilayah Jabar yaitu Pantura dan juga terbaru yakni tol Cipali, pergerakan antar daerah akan lebih tersinergi, apalagi lima kabupaten ini memiliki potensi ekonomi yang bisa diandalkan, seperti Purwakarta yang memiliki sentra industri tanah liat, sedangkan Subang memiliki potensi pariwisata dan juga pertanian yang bisa diandalkan, Majalengka pun kini sedang bergiat untuk mempromosikan wilayahnya sebagai basis daerah wisata, sedangkan Indramayu yang kita kenal adalah sebagai pemasok minyak bumi, sedangkan Cirebon pun terkenal dengan batik Trusmi dan juga wisata kuliner.


Dengan hadirnya tol Cipali, daerah daerah tersebut memiliki akses jalan bebas hambatan yang mampu memangkas jarak tempuh, dan dari daerah daerah tersebut ada exit tol yang berfungsi untuk menjadi pintu masuk sekaligus pintu keluar dari jalan jalan yang berada di lima kabupaten tersebut, tercatat ada 7 exit tol, mulai dari exit tol Cikopo di Km 76, exit tol Kalijati, Km 98, Exit tol Subang, Km 109, Exit tol Cikedung, Km 139, Exit tol Kertajati, Km 158, Exit tol Sumberjaya,Km167, dan exit tol Palimanan di kilometer 18.
Tol Cipali yang terintegrasi dengan tol Jakarta-Cikampek yang melalu wilayah kabupaten Bekasi yang terkenal dengan 7 kawasan industri dan terbesar se Asia Tenggara, dan tak ketinggalan dengan kabupaten Karawang yang memiliki basis pertanian kuat, membuat Jawa Barat akan semakin berkembang, inilah berkah dibangunnya tol Cipali bagi Jawa Barat.

PT. Lintas Marga Sedaya,Berupaya Arif Dalam Memahami Budaya Lokal


Mempertahankan batu Blenong,salah satu cara memahami kearifan lokal(dokpri)


Sebuah korporasi atau perusahaan kerap dituding sebagai pihak yang sewenang wenang, dengan jumlah uang yang seperti tak terbatas, sebuah korporasi di identikan sebagai pihak yang memiliki arogansi dan tak mengedepankan nilai nilai kemanusiaan, atau bahkan seringkali menciderai nilai nilai lokal yang telah lama bersemayam dalam adat budaya setempat, dalam hal membangun tol Cipali, ada beberapa catatan menarik, betap Lintas Marga Sedaya melakukan terobosan terobosan yang hasilnya adalah win win solution, seperti dalam hal hal pembebasan tanah, mereka tak menyebutnya sebagai ganti rugi, namun pihak LMS menyebutnya uang kadeudeuh, atau dalam kontek bahasa Indonesia adalah uang kasih sayang, karena tak ada yang dirugikan dalam hal ini, selain itu ada pengertian soal pembebasan tanah ketika melintas di sebuah pesantren, pihak LMS memilih untuk mengalah untuk tidak menggusur sebuah pesantren, akhirnya jalan yang ditempuh adalah lebih memilih rute memutar dan tidak menggusur keberadaan pesantren, dan akhirnya menempuh jalan untuk memangkas sebuah bukit bernama bukit Salam.


Selain itu pihak LMS menghargai kearifan lokal lainnya yaitu tentang kisah batu Blenong yang berada di blok Kalimati, Desa Walahar, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, kalau dilihat dari phisik batu, batu Blenong biasa saja tak ada yang istimewa, namun oleh penduduk lokal, batu tersebut dianggap ikon, bisa saja pihak LMS menghancurkan batu tersebut untuk pembangunan tol Cipali, namun karena menghormati kearifan lokal penduduk setempat, batu Blenong tetap dipertahankan, bila pengguna jalan tol menuju arah Subang, batu Blenong akan terlihat jelas, inilah penghargaan LMS terhadap kearifan lokal yang patut diapresiasi.


Tak Meninggalkan Potensi UMKM


Dengan dibangunnya tol Cipali, mungkin masalah transportasi di wilayah Pantai Utara akan bisa dipecahkan, namun ada kekhawatiran lain yaitu potensi pendapatan dijalur Pantura yang dialami oleh warung warung pinggir jalan adalah keniscayaan, solusi tepat dan akan sama sama menguntungkan bagi kedua belah pihak, warung warung di jalur Pantura bisa berpindah di rest area yang dimiliki to Cipali, sebuah langkah yang strategis tentunya, dan pihak Lintas Marga Sedaya pun tidak menutup kemungkinan para pelaku usaha kecil dan menengah untuk bisa berjualan di tempat tempat istirahat.


Namun hal yang menggembirakan adalah pihak Lintas Marga Sedaya tetap memberikan peluang agar pengusaha kecil dan menengah bisa membuka tenant di rest area yang tersebar di tol Cipali, saat berkesempatan dalam acara visit tol Cipali beberapa waktu lalu, penulis pun melihat beberapa kios telah dibuka, antara lain kios yang menjual oleh oleh khas Majalengka, ada juga kios yang sedang bersiap untuk membuka warung makan dengan menu kuliner khas Cirebon seperti empal gentong, dengan kemungkinan kerja sama antara pengusaha UKM dan bermitra dengan pihak LMS tentu saja ini adalah kabar yang menggembirakan, bukan retorika semata, karena bentuk perjanjian kerja sama tersebut sudah mulai terlihat.


Semoga para pengusaha kecil dan menengah pun tetap diberikan keleluasan berusaha di jalan tol Cipali, walau bagaimanapun sinergitas antara pengusaha kecil dengan korporasi besar harus tetap dilakukan, agar daya topang ekonomi pun terus berjalan dan inilah yang membuat ekonomi Indonesia menjadi hebat.


Keselamatan Di Jalan Tol Adalah Keharusan


Salah satu crew LMS sedang diwawancarai Bang Gapey(dokpri)

 


Tol Cipali memiliki 53,9 Km dengan jalan berlapis aspal, dan 62,8 Km diperkuat dengan jalanan yang terbuat dari beton, tol terpanjang di Indonesia ini dengan pendanaan terbesar di Indonesia(sekitar 12,5 triliun) dengan melibatkan 22 bank dan institusi keuangan yang dipimpin oleh BCA dan Bank DKI, tentunya telah terukur untuk masalah keamanan bagi para pengguna jalan tol, gelontoran dana yang fantastis itu dimbangi sejumlah fitur fitur keamanan dan tentu saja ini berguna dan mempunyai manfaat yang besar bagi pengguna jalan tol.
Untuk mengantisipasi hal hal yang tidak di inginkan, dalam situasi gawat darurat, PT Lintas Marga Sedaya memiliki berbagai unit mobil yang diperlukan untuk menunjang kelancaran operasional, sebagai layanan lalu lintas, antara lain jenis mobil berupa 10 unit mobil patroli alan tol yang bersiaga di dua tempat yaitu di kantor cabang Subang dan Kertajati.


Selain itu ada jenis mobil derek yang berfungsi untuk mengevakuasi bila ada kejadian darurat di lintasan tol Cipali, ada dua unit derek kecil gendong, derek kecil angkat sebanyak 6 unit, derek besar kapasitas 25 ton dengan jumlah unit 1, derek besar kapasitas 10 ton dengan jumlah unit 3, ambulance yang dilengkapi perlengkapan medis dan petugas medis sebanyak 5 unit, mobil rescue mempunyai 2 unit, mobil pembersihan TKP 2 unit, serta mobil patroli jalan raya ada 6 unit.
Selain armada tersebut, tol Cipali pun terintegrasi dengan sejumlah rumah sakit yang berdekatan dengan ruas jalan tol dan ini pun sangat berguna untuk hal hal yang terjadi bila ada kecelakaan atau hal yang tidak diinginkan, beberapa rumah sakit telah menjadi rujukan dan dipersiapkan antra lain adalah rumah sakit Siloam yang berada di Purwakarta, rumah sakit Thamrin di Cikopo, Rumah Sakit Umum Daerah Subang, RSUD Cideres di Kertajati, rumah sakit Mitra dan rumah sakit Sumber Waras yang berlokasi di Palimanan.


Rute tol Cipali yang di dominasi track lurus dengan jalanan yang relatif baru terkadang membuat pengemudi terlena dengan menancap gas maksimal, padahal dalam rambu rambu yang tertera, bahwa kecepatan maksimal yang diperbolehkan di tol Cipali adalah 100 kilometer perjam, ini yang terkadang dilupakan, yang penting adalah utamakan keselamatan agar bisa pulang dengan selamat dan kembali berkumpul dengan keluarga.


Jika pun mengalami kelelahan selama dalam perjalanan, tol Cipali pun memiliki beberapa tempat peristirahatan atau orang orang menyebutnya rest area, tercatat ada 8 lokasi pempat istirahat yang bisa dipergunakan oleh pengguna jalan tol, 4 lokasi menuju Palimanan, rest area KM 86(Sta 105+85, tipe B), rest area Subang Km 101(Sta 122+025, tipe A dilengkapi dengan SPBU), rest area Km 131(Sta 149+970, tipe B), rest area Majalengka Km 166(sta 186+000, Tipe A dilengkapi SPBU).
Ada juga 4 lokasi menuju Cikopo yaitu meliputi rest area Km 86(Sta105+850, tipe B), rest area Subang Km 101(Sta 121+600, tipe A dilengkapi pom bensin), rest area Km 131(Sta 149+970, tipe B) serta resta area Majalengka Km 166(Sta 186+000 Tipe A dilengkapi dengan pom bensin).
Kapasitas tol cipali yang mampu dilalui kendaran perharinya sebesar 25 ribu kendaraan memang perlu persyaratan keselamatan yang menunjang dan ini sangat diperhatikan oleh Lintas Marga Sedaya sebagai operator jalan tol Cipali.

Tahun Ini Mudik Semakin Asyik Berkat Cipali


Pemudik asal Brebes yang sedang beristirahat di rest area,senang dengan hadirnya tol Cipali(dok pribadi)


Beberapa hari menjelang mudik, beberapa teman kantor pun sudah kasak kusuk untuk menjajal tol Cipali, misalnya rekan kerja saya di gudang Tambun, Teh Susi yang baru saja dikaruniai buah hati beberapa waktu lalu berencana menuju kampung halamannya di Cirebon dan akan mempergunakan tol Cipali untuk pulang mudik, dan setelah berlebaran di kampung halaman, saat arus balik pun Teh Susi pun mempergunakan tol Cipali untuk menuju kota Bekasi, secara umum Teh Susi berpendapat, bahwa tol Cipali sangatlah menguntungkan untuk di gunakan para pemudik, karena jarak tempuh Jakarta-Cirebon terpangkas dengan waktu yang lebih cepat, namun Teh Susi berharap agar penerangan di malam hari untuk tol Cipali lebih baik lagi mengingat belum optimalnya lampu lampu penerangan yang ada di sepanjang tol.


Kesan mendalam juga dirasakan oleh Mbak Nanik Herawati yang berasal dari Gunung Kidul, saat menuju kampung halaman, ia pun mempergunakan tol Cipali, dan ia merasa senang saat jarak Jakarta-Brebes serasa singkat, “tahu tahu sudah berada di Jawa Tengah saja, tol Cipali memang mempersingkat jarak tempuh,”imbuh Mbak Nanik Herawati saat ditanya soal mudik lewat Cipali.
Kegembiraan pun dapat saya rasakan saat acara visit tol Cipali beberapa waktu lalu, ada keluarga yang sengaja mudik lewat tol Cipali, mereka mengaku senang memakai tol yang baru saja diresmikan oleh presiden Jokowi, keluarga ini mengaku berasal dari Brebes, dengan memboyong keluarga besar, mereka ramai ramai mudik ke kota yang terkenal dengan berambang atau bawang merahnya yaitu Brebes, dan keluarga ini bersyukur mudik kali ini lebih mempersingkat waktu.


Tol Cipali memang banyak memberi keuntungan bagi para pemudik, dengan memangkas waktu perjalanan 2 jam lebih cepat dibanding jika harus melewati Pantura.Kita bersyukur bahwa memang tol Cipali membuat mudik terasa menyenangkan, pembangunan tol dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol PT Lintas Marga Sedaya dengan pemegang saham PLUS Expressways Berhard(55 %) dan PT Bhaskara Utama Sedaya(45%) yang menelan biaya di kisaran 12,5 Triliun ini memang memberikan nilai plus untuk pengguna jalan yang akan mudik, untuk tahun tahun ke depan, tampaknya mudik makin asyik melalui tol Cipali, cobain deh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun