Kelahiran dan kepergian adalah keniscayaan dalam sebuah kehidupan, namun pada akhirnya kini, kelahiran seseorang dan juga kematiannya sudah mulai dilirik sebagai sebuah industri baru, ada gemerincing uang yang nyaring di sana, maka televisi pun berebut slot siaran di areal yang seharusnya menjadi area pribadi, namun sialnya terkadang manusianya pun senang senang saja untuk diekpose bahkan secara berlebih, maka drama kelahiran seorang bayi dari pasangan pesohor tanah air akhirnya merebut jam jam siar yang seharusnya milik publik, dan juga pernikahan seorang seleb di durasi berjam jam, siapa yang senang.
Dan kepergian seleb pun menjadi slot siaran yang juga akhirnya dinikmati secara langsung dan waktu siarnya marathon, seolah masalah masalah di tanah air pun dilupakan beberapa jenak, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga pula almarhum Olga Syahputra diterima iman Islamnya, segala kebaikannya semoga dicatat sebagai amal baik, dan keburukannya semoga terhapus disaat ia sedang sakit.
Maka sampai hari ini pun, televisi masih terus memainkan emosi tentang Olga Syahputra, rekaman rekaman almarhum diputar ulang, entahlah apakah ini strategi agar rating yang selama ini dianggap sebagai dewa, sehingga jika acara rating tinggi akan bertaburan slot iklan, sehingga akhirnya di setiap acara yang dulu digawangi oleh Olga, diputar rekaman penampilan Olga, nyaris patron ini dipakai, tidak adakah hal lain di sisi kreatif, bagaimana pun pemirsa tivi bukanlah semuanya fans Olga, dan televisi kita memang terkenal latah dalam program programnya.
Entah sampai kapan ini akan berakhir, namun sepertinya tidak akan berakhir dalam waktu dekat,televisi pun sukses meraih rating yang mumpuni dari kepergian Olga, industri tivi memang harus memikirkan cara terbaik agar acaranya terus ditonton, tak peduli sempritan KPI, dan KPI pun 'cuma' bisa melayangkan surat teguran, setelah itu ya sudah sampai di situ saja, tak ada lagi yang bisa dilakukan.
Kelahiran, pernikahan dan juga kepergian sekarang bisa didagangkan, entahlah ini apakah ironi atau strategi baru agar pundi pundi televisi tetap terjaga, selama memang harus dilakukan maka strategi mendulang iklan, maka tiga moment kpenting kehidupan secara personal, bisa di jual maka akan seperti inilah yang akan terus ditayangkan, dan sebenarnya ada yang lebih berkuasa, yaitu remote control, pilihan ada ditangan kita pindahkan chanel atau matikan televisi, kalau tidak, ya selamat menonton aja deh, yang untung si stasiun tivi juga sih sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H