Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Jelajah Kesedihan

29 Maret 2015   11:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukan mengutuki nasib yang terasa begitu menyedihkan

Namun realita hidup memanglah begini adanya

Bensin naik maka harga-harga pun meroket

Akhirnya berdiri saja dalam diam, menghela nafas yang terasa berat

Dan menimang nimang derita dalam pekatnya nasib

Inikah nasib rakyat kecil yang selalu tertindih beban hidup?

Untuk sekedar sesuap nasi pun harus bertarung dengan paripuran

Oh inikah nasib yang memang harus terlakoni

Kembali ke rumah dengan tangan hampa

Sedangkan perut pun tak dapat di dustai

Bukan ingin makanan mewah nan melimpah

Cukup nasi berlauk garam adalah hidangan istimewa

Jelajah kesedihan seolah menari nari salsa

Mengejekku dalam dekapan lapar yang membuncah

Apakah ini sebuah derita? Apakah ini namanya nestapa

Mungkin jutaan rakyat nusantara pun mengalami hal yang sama

Sama sama punya jelajah kesedihan yang serupa

Mari kita berdansa saja dan lupakan kesedihan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun