[caption id="attachment_322852" align="aligncenter" width="590" caption="Pak Taufik Widjoyono dan Pak Agoes Widjanarko,narsum dari Kemen PU(dok pribadi)"][/caption]
Acara nangkring Kompasiana kali ini bertempat di gedung Herritage Kementerian PU,terpaksa minta izin pulang cepat,jam 12 siang sudah siap berangkat menuju Blok M,jalan menuju ke tkp dan ketemu juga,senangnya,walau di acara tertulis jam 14 acara dimulai tapi sedikit molor,tapi beruntung MC acara cukup komunikatif dan saya pun dapat goodie bag karena menjawab pertanyaan.
Tak berapa lama narsum dari Kemen PU pun tiba,ada Pak Agoes Widjanarko,Mip yang menjabat Sekertaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum,ada juga bapak Ir Taufik Widjojono,MSc sebagai staf ahli menteri bidang keterpaduan,Bapak Ir R Bambang Goeritno Soekamto MSc.Mpa yang menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Bapak Ir Danis Hidayat Sumadilaga yang menjabat kepala pusat komunikasi publik Kementerian Pekerjaan Umum.
Infrastrukur dalam hal ini adalah bagian dari perjalanan sebuah bangsa,dan kita pernah di jajah oleh Belanda,disinilah fungsi infrastruktur yang dilakukan Belanda tentu saja bukan diperuntukan bagi penduduk yang dijajahnya,mereka tetap mendirikan infrastrukur namun untuk kepentingan mereka,saat Belanda hengkang maka pemilik sah infrastruktur adalah bangsa ini,Indonesia tercinta!
[caption id="attachment_325513" align="aligncenter" width="590" caption="Batavia Town Hall,1926(sumber katalog Kemen PU)"]
Setelah Belanda hengkang dan penjajahan diatas dunia harus dihapuskan,republik Indonesia yang masih muda giat membenahi infrastruktur,di masa masa revolusi tak mungkin terjadi pembangunan revolusi secara berkesinambungan karena pada hakikatnya Belanda tetap menginginkan tanah jajahannya kembali kepangkuan mereka tapi tentu saja semua itu tak akan terjadi,dan pada tanggal 3 September 1945,kantor Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum di jalan Diponegoro 21 Bandung yang kita kenal sebagai gedung sate,para penjajah Sekutu/Belanda melakukan serangan,namun serangan itu dilawan oleh para pejuang untuk mempertahankan gedung.
Kisah heroik ini dijadikan sebagai hari bakti di Kementrian Pekerjaan Umum untuk menghargai para pahlawan.Diawal awal tahun 1950 hingga tahun 60an,pembangunan pun dilaksanakan dan kita tahu di dekade itu,pembangunan monumental adalah jembatan Ampera yang berada di Palembang,juga stadion kebanggaan bangsa Indonesia,Gelora Bung Karno.
[caption id="attachment_325515" align="aligncenter" width="590" caption="Gelora Bung Karno tahun 1959(dok katalog Kemen PU)"]
Rezim berganti,di masa orde baru pun Kemen PU tetap tampil didepan dalam pembangunan infrastruktur,salah satunya tentu saja adalah jembatan Semanggi,jalan tol pertama yaitu Jagorawi,diera tersebut,diakui atau tidak presiden Soeharto banyak membangun infrastruktur irigasi,jalan dan tentu saja sekolah sekolah inpres.Di era kekinian Kementrian PU yang di pimpin oleh Bapak Ir Djoko Kirmanto telah menghasilkan karya infrastruktur monumental yang bisa kita nikmati seperti Jembatan Suramadu,Dam Wonorejo,Kelok Sembilan di Sumbar,dan ada pula Bali Mandara Toll Road.
Misteri Jalur Pantura
Ini yang menjadi cerita seru dalam acara nangkring Kompasiana,rata rata para peserta nangkring bertanya kenapa sih jalur Pantura selalu jadi berita setiap tahun,ada baiknya memang kita mendengar dari sumber langsung,salah satu jawaban dari Pak Agus tentang jalur ini dan jalan jalan lainnya yang cepat ambrol di pertiwi ini adalah,tentang namanya Muatan Sumbu Terberat,rata rata jalan di negeri ini adalah MST nya adalah 8 ton,namun dalam kesehariannya banyak sekali kelebihan beban muatan di kendaraan menyebabkan jalan menjadi cepat rusak.
Ternyata juga Kemen PU tak melulu mengurusi jalan,ada bagian bagian tugas secara integral berada di Kemen PU dan istilah kerennya adalah trisula ABC yaitu A untuk air,B untuk Binamarga yang mengurusi jalan dan C yaitu Cipta Karya untuk pemukiman layak huni.Inilah konsep pekerjaan yang ada di dalam Kementrian PU.
Diacara Nangkring,tempat perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum,banyak sekali buku buku bersejarah yang usia bukunya mungkin telah berusia sekitar satu abad lebih,buku buku kuno tersebut bisa dibilang harta karun bagi bangsa ini,buku buku kuno tersebut banyak di incar kolektor mancanegara dengan harga tinggi,namun beruntung Kemen PU mampu menjaga aset bangsa ini,kita beruntung mempunyai koleksi koleksi buku buku langka.
[caption id="attachment_325527" align="aligncenter" width="590" caption="Salah satu koleksi buku kuno(dok pribadi)"]
Sungguh beruntung berada di tengah tengah Kompasianer yang hadir di Kementerian Pekerjaan Umum ini,selain menambah teman baru,wawasan baru,cara pandang kita terhadap kinerja Kementerian PU,dengan luas Indonesia yang begitu besar memang tak mungkin membangun infrastruktur dengan segera,namun apapun kita tetap mengapresiasi cara kerja mereka,dari penuturan Pak Agus bahwa di Kemen PU,bahwa setiap proyek dilakukan dengan tender terbuka,transparan.Di akhir acara para Kompasianer di hibur oleh penampilan Bonita and the friend yang menemani Kompasianer makan malam sambil menanti acara door prize.
Seru banget kumpul di Kementrian Pekerjaan Umum ini,thanks untuk admin Kompasiana,Bang Isjet dan semua para Kompasianer tercinta,acaranya seru,itu pasti!
[caption id="attachment_325535" align="aligncenter" width="590" caption="Bonita and friend on stage(dok pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H