Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ke Mana Perginya Lapak-lapak Koran?

24 Juni 2014   14:15 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:22 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu sebelum era internet dan gadget menggurita,media yang paling di cari adalah koran,tabloid ataupun majalah,di masa itu media cetak adalah bagian dari kehidupan,maka tak heran ada istilah minum kopi sambil baca koran,namun seiringnya kemajuan teknologi,perlahan namun pasti media cetak yang dulu berjaya,kini seolah menemukan momentumnya untuk disebut meredup.

Beberapa koran ataupun majalah mulai bertumbangan,era milenium ini,dimana akses informasi begitu mudah tersaji membuat peran media cetak berangsur angsur kalah pamor dengan media online,alhasil dengan kenyataan ini media cetak yang kalah cepat beritanya seolah kehilangan para pembacanya,memang ada beberapa media yang terus bertahan dan terus dicetak,namun gempuran media berbasis teknologi digital semakin mempersempit penetrasi media cetak ke para pembacanya,ya itu tadi karena berita di media cetak tak secepat media media yang berbasis saluran internet.

Dampak yang paling jelas terasa adalah,semakin berkurangnya para penjual koran dan majalah yang lazim di sebut lapak koran,dulu di awal tahun 2000,penjual koran masih banyak yang mendirikan lapak untuk menjajakan barang dagangan,sebagai perbandingan antara tahun 1996-2000,di sepanjang jalan antara Cikarang-Bekasi dipinggir jalan sangat mudah menemukan lapak lapak penjual koran,dengan aneka genre koran,mulai dari koran politik,tabloid olahraga,majalah anak anak,majalah wanita,penjual koran  yang berada dilapak memajang barang dagangannya dengan atraktif.

Bahkan ada yang provokatif memajang media media yang menonjolkan unsur sensualitas,tak aneh di zaman itu lapak lapak memajang tabloid dengan gambar yang syur,bersanding dengan koran atau majalah yang bermuatan sebaliknya,yang jelas sangat mudah menemukan lapak lapak koran.

Namun setelah hampir satu dekade lebih dari tahun 2000,ternyata nasib lapak lapak koran seolah menghilang,tak terlihat lagi deretan lapak yang menjual aneka koran dan majalah,untuk mencari lapak koran seperti mencari anak hilang,susah diketemukan,setelah saya amati,kini lapak koran semakin tersisih,sebagai perbandingan,jarak antara rumah saya di bilangan Sukaraya menuju Tambun sekitar 30 kilometeran deh,saat saya mencari koran di lapak,diantara jarak tersebut hanya ada dua lapak koran yang bisa saya jumpai.

Sebuah penyusutan jumlah lapak koran yang sangat terasa,adakah ini adalah senjakala koran koran konvensional yang secara tradisi memiliki alur panjang mulai dari mencari berita,proses penyeleksian naskah,lalu kemudian naik cetak hingga distribusi lalu sampai ke tangan pembaca,entahlah apakah ini episode akhir dari kisah kejayaan media cetak?

Hanya waktu yang akan membuktikannya,teringat akan sahabat saya yang kami menyebutnya 'si Butet'penjaga lapak koran di depan pintu masuk sebuah pasar swalayan di kota Bekasi,dulu Butet bekerja di lapak koran namun sekarang lapak tersebut sudah lama tutup,entah kemana si Butet itu kini,dia menghilang dan juga dengan lapaknya,era baru memang sepertinya harus'membunuh'era sebelumnya,inikah realita atau ada aroma tragik,entahlah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun