Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saliman, Buruh Biasa yang Cepat Tangkap Peluang

23 November 2014   23:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:02 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_377592" align="aligncenter" width="540" caption="Saliman, teman saya yang banyak menginspirasi kehidupan(dok pribadi)"][/caption]

Ada banyak inspirasi dan salah satunya adalah rekan kerja saya di sebuah gudang retail, orangnya biasa saja, dengan postur kecil, namun jangan menganggap remeh posturnya, dari banyak buruh yang saya kenal, dia adalah orang yang paling berani menerima tantangan, apapun itu pasti ia akan menjajalnya, pernah berjualan balon, mainan anak hingga menjajakan tas kresek di pasar, kuli panggul serta kerja serabutan di proyek pembangunan gedung pencakar langit, semua di lakukan dan peluang menghasilkan uang dengan hasil halal, walau mungkin gengsi sepertinya akan menjadi taruhannya.

Gerak cepatnya terkadang membuat orang orang yang mengenalnya akan geleng geleng kepala, kegigihannya untuk terus bertahan dalam sengitnya persaingan hidup, membuat saya terkadang malu pada diri sendiri, disaat saya mungkin terlelap dalam pelukan bantal, ia masih berada di rumah orang yang meminta jasanya untuk dipijit, maklum Saliman adalah terapis, ahli pijat yang uniknya ia tak mematok harga. Baginya bahwa rezeki memang ALLAH yang mengatur, seberapa pun tarif yang diberikan, ia tak pernah mengeluh.

Saliman menurut saya adalah manusia pembelajar yang keras kepala, sebelum apa yang dia inginkan belum tercapai maka ia akan dengan sangat gigih untuk belajar dan apapun hasilnya ia tak merasa kapok, proses adalah guru yang terbaik menurutnya, sehingga gagal pun adalah kesempatan yang tertunda untuk meraih sisi lainnya yang bernama keberhasilan.

Dengan upah buruh yang tak bisa dibilang besar, namanya juga upah minimal, dan Saliman menyiasatinya dengan genial, kebetulan di komplek rumahnya yang berada di daerah Setu, peluang bisnis bergerak dengan cepat ia tangkap, dengan percaya diri ia membuka usaha jamu dengan bekal cincin yang merupakan mas kawin untu kistrinya, pertaruhan pun dimulai, akhirnya kedai jamu berdiri di depan rumah kecilnya yang tipe 21 itu.

Selain memijat ia pun dengan dibantu istrinya mengelola kedai jamu, dan sampai saat ini pun kedai jamu masih setia melayani warga disekitar rumahnya, dan dengan kesadaran untuk terus belajar, Saliman pun mulai melirik pelajaran tentang hijamah atau bekam, pengobatan tibbun nabawi, atau pengobatan ala Rasullulah, teknik mengeluarkan darah kotor atau bekam ia pelajari dengan sungguh sungguh. Akhirnya usaha keras berbuah manis, selain sebagai seorang terapis pijat, bro Saliman ini kini mempunyai keahlian untuk melakukan bekam.

Inilah peluang yang cepat ia tangkap, selain melestarikan pengobatan nabi dan bagaimanapun harus tetap di jaga, sisi finansial pun mampu didapatkan, untuk terapi bekam yang memang memerlukan peralatan, bro Saliman lagi lagi tak mematok harga, karena menurutnya pengobatan ala nabi ini tak semestinya di komersilkan secara berlebih, namun dengan hal itu malah pasien banyak berobat kepadanya, justru ia mendapatkan hasil yang memuaskan dengan pengobatan bekamnya.

Walau sering berada di luar rumah karena pekerjaannya sebagai buruh, ahli terapi pijat serta kemampuan untuk membekam, Saliman terkadang sering pulang larut malam, namun bukan berarti kegiatan sosial di tempat tinggalnya luput, di sela waktu liburannya ia masih tetap berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Saat saya bertandang ke rumahnya di satu kesempatan di hari libur, ia dengan wajah sumringah masih memimpin tetangga tetangga untuk mengangkat tumpukan lumpur di selokan dan mengangkutnya ke dalam karung, untuk antisipasi musim penghujan katanya.

Buruh yang dikenal bagian dari kaum marjinal, dengan upah yang tidaklah tinggi, membuat Saliman bergerak cepat mengetuk pintu rezeki, dan kini usahanya mulai terlihat ke arah grafik membaik, Saliman kini sering dipanggil untuk menterapi pasiennya, beberapa diantara yang pernah diterapi pijat adalah Ir H Said Iqbal, ya beliau adalah presiden dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia atau KSPI, ada juga Sekjend KSPI yaitu Muhammad Rusdi yang pernah mendapatkan service terapi pijat dari teman saya Saliman.

Pengalaman masa kecilnya yang tidaklah terlalu manis, membuat Saliman tumbuh menjadi sosok yang tangguh, ia merelakan tidak melanjutkan pendidikan SMP ke jenjang SMA hanya karena ia tak ingin melihat kakaknya putus sekolah, dan sebuah keputusan ia ambil, mimpi bersekolah SMA ia kubur dalam dalam, dan dengan kesadaran sendiri ia memutuskan bekerja untuk membiayai sekolah kakaknya, itulah yang dilakukan Saliman kecil saat itu, keputusan yang berani dan mengorbankan kesempatan dirinya untuk bersekolah setingkat SMA.

Kesederhanaan dalam bersikap, namun mempunyai kekuatan terukur untuk mencapai mimpi mimpinya, itulah yang ada dalam diri Saliman, kegigihannya mungkin biasa biasa saja, bukan tindakan heroik untuk pencitraan, buruh memang harus terus berjuang, dan buruh pun inginkan sejahteranya hidup, berbagai hal di coba Saliman dan itu menurut saya luar biasa, kalau saya mungkin akan merasa menangis saat harus menjajakan balon dengan mengayuh sepeda onthel berkeliling, menawarkan barang dagangan di gang gang sempit, namun itu dilakukan biasa saja oleh Saliman, luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun