Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sakori dan Mimpi Banjir Order Organ Tunggal

27 November 2014   18:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:42 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Sakori saat manggung di sebuah hajatan(dok pribadi)"][/caption] Walau dalam urusan bermusik, kita cenderung berbeda dan sangat bertolak belakang namun persahabatan pula yang membuat selera musik bisa kita pinggirkan dulu, saya yang suka musik rap, metal juga nasyid namun tak begitu menyukai musik dangdut, berteman akrab dengan pecinta dangdut tulen, rambut keriting, brewokan dan tipikal Bang Haji banget deh, bukan sekedar pecinta musik dangdut, malah mungkin adalah musisi dangdut itu sendiri walau tak setenar Bang Haji Rhoma Irama atau Mansyur S misalnya, namun Sakori teman saya itu adalah pemain keyboard dengan spesialisasi lagu lagu dangdut. Saya yang awam bila berbicara permainan alat musik, tak satu pun alat musik saya kuasai, dulu sekali mampu memainkan alat musik bernama suling, sulingnya bukan jenis flute yang mahal, hanya suling bambu berlubang enam, itu juga karena harus memainkan sebagai tugas bidang studi kesenian di SMP, lagu lagunya pun bukan lagu pop tapi lagu wajib nasional, bahkan memainkannya pun dengan terbata bata, sambil berpikir keras untuk menghapal notasi angka. Sakori teman saya, mampu memainkan keyboard dengan baik, walau tak sehebat Indra Lesmana atau Ahmad Dhani, namun untuk ukuran buruh yang bekerja di sebuah gudang retail, kemampuan Sakori mumpuni, ia bahkan telah memproklamirkan diri sebagai pemain organ tunggal, job manggungnya pun di kitaran kota dan kabupaten Bekasi, setiap pekan selalu ada saja job untuk manggung, apalagi ia didukung penuh oleh istri tercintanya yang juga berkecimpung di dunia tarik suara. [caption id="" align="aligncenter" width="461" caption="Penampilan Sonia Maharani istri dari Sakori di acara De Terong Show(dok pribadi)"][/caption] Dengan kemampuan internet yang unlimited dan setahun penuh, saya bermimpi mempromosikan organ tunggal teman saya di dunia maya, dunia yang tentu saja membutuhkan koneksi internet yang perkasa walau juga menyadari bahwa koneksi internet di Indonesia bukanlah yang terbaik. Nah karena teman saya Sakori adalah penggiat organ tunggal maka saya sebagai teman karibnya ingin berupaya agar organ tunggalnya bisa memaksimalkan orderan, Sakori dikenal sebagai buruh yang mempunyai jiwa seni, inilah yang menjadi kelebihan lain yang tak dimiliki oleh buruh buruh yang juga sama sama bekerja di gudang. Seusai bekerja shift dua yang baru bubar jam sepuluh malam, jika ada acara pernikahan atau keriaan lainnya, dengan sigap Sakori menembus gelapnya malam di Bekasi untuk menuju lokasi acara, karena janji harus ditunaikan, walau hujan sekalipun ia akan datang, rintangan malam yang mencekam tidak menyurutkan langkahnya yang ditemani dengan motor butut matic kesayangannya. Harapan saya dengan akses internet yang unlimited, sangat memungkinkan untuk memberitakan kiprah Sakori di panggung panggung pelosok Bekasi, siapa tahu memang kalau rezeki tidak kemana di satu ketika hoki akan menghampiri karena kerja kerasnya, bukankah penyanyi sekelas Indul Daratista pun berawal dari pangung panggung kecil di daerah Jawa Timur hingga akhirnya televisi memboyongnya ke layar kaca, dan kini siapa yang tak kenal Inul walau dengan berbagai kontroversi yang mengiringi di awal kariernya. Dengan kekuatan dan koneksi internet unlimited, tentu saja peluang mengenalkan Sakori beserta kemampuan memainkan keyboardnya akan terbuka lebar. Sakori yang saya kenal adalah sosok yang mencintai dunia yang telah lama membesarkan namanya, ya dunia showbiz dalam skala panggung kecil, showbiz yang memeriahkan acara pesta pernikahan, khitanan dan bahkan seremoni acara kemerdekaan Indonesia. Bukan panggung spektakuler di parkir timur Senayan atau Ancol misalnya, pangung yang di kuasai Sakori masih panggung biasa yang didirikan di depan rumah penduduk yang punya hajat, namun mimpi orang siapa tahu bukan? Dengan kerja keras saya meyakini satu ketika Sakori dan organ tunggalnya akan bersinar, masa kejayaan itu akan segera tiba, apalagi di dukung dengan koneksi internet unlimited. Selalu ada drama di setiap panggung, dan Sakori masih setia dengan dunia musik, dunia dangdut yang terkadang dipandang sebelah mata, walau saya dari sononya memang tak begitu suka dangdut namun bukan berarti memusuhi dangdut secara frontal, saya dan Sakori tetap bersahabat, dan saya bangga kita pernah di satu ketika melihat dia dipanggung tujuh belasan bermain keyboard. Sakori meminta saya untuk datang diacara memperingati merdekanya Indonesia ditangan penjajah Belanda. Satu tempat bernama Warung Bongkok, dipertigaan yang ada tugu bambu runcing, sebuah tanda di Warung Bongkok pernah terlibat pertempuran seru antara penjajh Belanda dan pejuang kemerdekaan.Di sebuah lapangan dengan panggung setinggi dua meter lebih, Sakori dengan berbaju hijau, gagah memainkan keyboardnya, brewok nya itu mengingatkan akan si raja dangdut semasa muda, musik dimainkan dan keyboard Sakori berkolaborasi dengan lengkingan gitar, sayatan seruling dan tak ketinggalan ditingkahi pukulan suara gendang. Ya Sakori berada diatas panggung membawakan lagu lawasnya Soneta yang telah menjadi tembang evergreen atau tembang abadi yaitu Begadang, di bawah panggung para penikmat dangdut berjoged dengan riangnya, Sakori tersenyum ke arah saya, dan dengan spontan saya mengacungkan dua jempol. Bagaimana pun saya mengapresiasi apa yang ia buat untu musik dangdut yang ia mainkan, walau tak sempat mengikuti pertunjukan hingga selesai namun saya meyakini selera musik tak harus dipertentangkan, karena musik adalah bahasa universal, viva dangdut forever! Hingga saat ini pun Sakori yang bekerja di sebuah gudang retail masih terus bermusik walau kini harus merelakan keyboard kesayangannya tergadai, namun semangatnya adalah untuk menembus gadaian keyboard yang begitu ia cintai, agar sesegera mungkin tertembus. Berharap Sakori terus eksis di dunia organ tunggal, semoga apa yang dicitakannya selalu tercapai, mimpi Sakori sederhana saja, yaitu selalu ada order untuk organ tunggalInya, ya syukur syukur sih kebanjiran order hehe. Setiap orang punya kekuatan untuk terus menempa diri, berprofesi sebagai pemain organ tunggal keliling menurut saya bukanlah hal yang harus ditertawakan atau merasa rendah diri, pemain organ tunggal harus mempunyai keahlian yang terlatih, Sakori adalah orang orang yang bekerja keras untuk menafkahi keluarganya, dari hasil organ tunggal dan juga nyanyi oleh istrinya, kini Sakori mampu membayar uang muka untuk kredit perumahan yang bnegitu ia impi impikan sedari dulu. Maju terus bung Sakori, saya dukung lewat tulisan ini, apalagi nanti bila memiliki akses internet unlimited, kita bersinergi untuk melakukan hal yang kita senangi, karena di internet apapun bisa terjadi, apapun bisa dilakukan asalkan dikoridor hal yang positif, maju terus musik Indonesia, maju terus musik Dangdut. Semoga nantinya dangdut bisa mendunia seperti Kpop misalnya, jangan berhenti melangkah Sakori, siapkan diri nanti jika organ tunggal kamu akan kebanjiran order sana sini. Viva Dangdut, goyang kan tubuhmu jangan ragu karena Dangdut Music my Country kata P Project di sebuah lagu yang menghentak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun