Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pasar Baru Cikarang, Persaudaraan Manis Diantara Hiruk Pikuk Pasar

2 Desember 2014   07:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:16 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_357312" align="aligncenter" width="300" caption="Pasar Baru Cikarang(dok pribadi)"][/caption]

Jilatan api telah usai, penjarahan telah selesai, tapi kenangan pahit tentang kerusuhan Mei masih membekas, dua tahun pasca luluh lantaknya pasar baru Cikarang, akhirnya di tahun 2000 yang lalu atau 14 tahun ke belakang, pasar baru Cikarang pun terus menggeliat, berdenyut kembali, nafas ekonom terhela di sana. Pasar baru Cikarang yang dulu berdekatan dengan terminal Cikarang, namun semenjak terminal di pindahkan ke daerah Kalijaya, serta terminal dibangun sebuah mall, namun pesona pasar baru Cikarang tetaplah istimewa.

Dari bekas kebakaran tahun 1998, pasar baru Cikarang menatap optimisme dari para pedagang yang berada di dalamnya, walau saya bukan pedagang di pasar baru Cikarang namun persahabatan dengan pedagang pedagangnya memberi warna tersendiri, pasar baru Cikarang mempunyai beberapa tingkat dalam bangunannya, kebetulan saya berada di lantai paling atas disebuah pusat perbelanjaan yang juga mempunyai cabang di kota kota di Indonesia termasuk Cikarang.

Dengan para pedagang pasar, ada hubungan keakraban yang terjalin begitu indah, mereka adalah para pemilik toko elektronik, pedagang peci dan busana muslim, pemilik kios perkakas, tukang bubur ayam, pemilik warung Padang, ataupun Pak Haji pemilik lapak buku buku keagamaan. Mereka menurut saya begitu gigih berusaha, orang orang yang setiap harinya menggantungkan hidupnya dari hasil berdagang hari itu yang tentu saja menjadi rezeki untuk keluarga yang menanti di rumah.

[caption id="attachment_357313" align="aligncenter" width="300" caption="Warung Padang langganan, kuah kuning ikan masnya maknyus(dok pribadi)"]

141745056630131650
141745056630131650
[/caption]

Pasar baru Cikarang dengan segala aktifitas hariannya yang sibuk tetap saja memiliki keakraban yang teramat manis, walau pun tetap sibuk, mereka adalah pedagang yang taat beribadah, kebetulan di lantai paling atas dari pasar baru Cikarang pasca kerusuhan yang membakar itu, didirikan sebuah musholla, oase kecil itu bernama Alhidayah, musholla yang cukup luas untuk ukuran sebuah pasar, berkumpul dan berjamaah adalah moment indah bersama para pedagang, seringkali saya pun mengumandangkan adzan di mentori oleh marbot mushollah.

Yang istimewa bagi karyawan seperti kami, pedagang nasi sekelas warteg atau warung Tegal maupun Warung Padang dan itulah yang  mampu menjembatani untuk membolehkan kami untuk berhutang dulu, baru saat gajian kami pun membayar hutang makanan selama satu bulan, sebuah mutual simbiosis yang unik antara pemilik warung dan juga kami selaku karyawan yang bergaji tidaklah besar alias pas pasan.

Selain itu dengan para pedagang yang mempunyai jiwa olahraga, dengan sebuah kesepakatan bersama, membentuk sebuah team sepak bola, kolaborasi yang tentunya kami nikmati, pernah melewati tour sepak bola hingga ke pelosok Karawang dan bermain ditengah sawah disebuah lapangan kelas kampung, beberapa pemain yang kami miliki adalah para pedagang yang memiliki gocekan bola lumayan bagus.

Dengan segala kekhasan dari pedagang pasar, inilah rangkuman persahabatan yang indah, saya selalu menyukai berbelanja di pasar tradisional atau sekarang disebut pasar rakyat, sensasi tawar menawar harga adalah hal yang tak bisa terlewatkan, ini tak bisa diketemukan di pasar pasar yang berlabel modern, ketika adu tawar harga antara pedagang dan kita, di sanalah seni berbelanja yang begitu anggun, biasanya pedagang akan mematok harga tinggi, namun itu sebenarnya bisa ditawar separuhnya, lalu kita pura pura berjalan, pedagang memanggil kembali, kita beranjak menuju lapak atau kiosnya dan akhirnya kesepakatan diakhiri dengan jabat tangan, uang pun berpindah dan transaksi pun terjadi.

Atmosfer pasar rakyat memang selalu ngangenin, di pasar baru Cikarang saya hapal dimana tempat bubur ayam yang enak, bakso yang mantab atau membeli barang elektronik yang murah dengan kualitas baik, semua ada di pasar baru Cikarang, warna pasar tradisional yang memiliki keguyuban inilah sebenarnya potensi yang harus terus digali, pada dasarnya mereka para pedagang adalah pribadi yang asyik, pernah di tahun lalu saat saya diberi tugas untuk mensurvey harga harga di pasar tradisional, sebagai tolak ukur penghitungan Kebutuhan Hidup Layak atau KHL yang menjadi bahan acuan dari Upah Minimum Kabupaten.

Karena saya rata rata kenal dengan para pedagang maka dengan lancar tugas survey pun bisa dilakukan, mensurvey peralatan dapur, saya punya kenalan pedagang barang kelontong perabotan dapur, maka harga harga pun mudah saya dapatkan, begitu pun dengan alat kebersihan diri dan juga alat mandi, survey pasar pun jadi lebih mudah karena para pedagang yang di survey adalah teman teman saya.

[caption id="attachment_357327" align="aligncenter" width="300" caption="Saya dan teman yang berdagang di pasar baru Cikarang(dok pribadi)"]

1417452556406934026
1417452556406934026
[/caption]

Walau dalam beberapa tahun terakhir jarang berinterakasi lagi seperti dulu, karena sudah dipindahkan ke tempat lain namun di saat saya menyambangi mereka untuk sekedar membeli barang dagangan mereka, dengan senyum akrab penuh persahabatan mereka menyapa dan menanyakan kabar tentang saya, sesuatu yang sangat berarti dan terasa indah. Pasar baru Cikarang akan selalu menjadi favorit saya di sisi kenangan.

Seperti pasar pasar tradisional atau pun pasar rakyat lainnya di seluruh Indonesia, pasar baru Cikarang sepertinya kini mengalami persaingan keras dari pasar pasar modern, sebagai perbandingan langsung, head to headnya, di bekas areal terminal ada bangunan baru yang megah, nuansa moderen tercipta hanya sepelemparan batu dari pasar baru Cikarang, sebuah pasar modern dengan kios kiosnya tertata rapi, berpendingin udara dengan display menarik, dan pasar baru Cikarang dengan konsep jadul.

Ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah, terutama pemerintah daerah Kabupaten Bekasi, wajah pasar baru Cikarang yang pada umumnya memang seperti apa adanya harus meningkatkan diri agar para pembeli lebih nyaman, dan inilah penjadi pekerjaan rumah, pasar baru Cikarang harus berbenah atau paling tidak mempersolek diri agar para pembeli setianya tak lari ke lain pasar. Bagaimana pun pasar baru Cikarang adalah ikon penting dari urat nadi ekonomi di sekitaran wilayah Cikarang.

Jangan sampai ikon itu menyurut dan hilang di telan zaman, dengan segala interaksi di dalamnya, pasar baru Cikarang sangatlah oenting, dimana ratusan pedagang ada di dalamnya dan denyut ekonomi di pasar baru Cikarang nyaris dua puluh empat jam. Sangat sayang bukan jika pesona pasar baru Cikarang akan terus merosot, perlu adanya perbaikan dari tata letak pasar yang seolah terkesan kumuh apalagi bila di musim penghujan.

Pasar rakyat semestinya bagian penting dari roda ekonomi bangsa, jangan sampai akhirnya pasar pasar yang identik dengan interaksi keakraban antara pedagang dan pembeli sedikit demi sedikit malah menghilang tanpa jejak, ini tak semestinya terjadi juga terhadap pasar baru Cikarang. Pasar rakyat harus tetap ada, berdiri dengan gagah melawan gempuran zaman, dan kitalah yang semestinya berperan aktif untuk menyelamatkan pasar pasar  tradisional.

Semoga lestari selalu pasar baru Cikarang dimana pernah saya merasakan manisnya rasa persaudaraan yang begitu menarik dengan para pedagang di dalamnya, dari timur kota Jakarta, ada di satu tempat bernama pasar baru Cikarang yang memotret degup dan nadi ekonomi yang menopang ribuan orang di antero Cikarang, dan tempat itu adalah Pasar baru Cikarang dengan segala keunikannya yang pernah begitu akrab saya lakoni.

[caption id="attachment_357334" align="alignnone" width="300" caption="Kios beras di basement pasar baru Cikarang(dok pribadi)"]

14174549921844789569
14174549921844789569
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun