Mendadak aku rindu padamu Ya Rasulullah saat toa masjid bersahut sahutan kumandangkan shalawat
Engkaulah Muhammad manusia teragung yang pernah dilahirkan dari rahim mulia Ibunda Siti Aminah
Jejak hidupmu adalah keabadian hingga malaikat Izroil tiupkan sangkakala
Muhammad dalam dekapan sejarah besar peradaban manusia
Disatu titik kota gersang bernama Mekkah
Namun cobaan memang diperuntukan bagi seorang nabi terpilih
Hingga Madinah menyambutmu dengan sejuta cinta dan selaksa iman yang terpatri teguh
Kau berikan kami teladan hingga ke ruang ruang pribadi, kami patuh, sa'mina wa'tonah
Kami mengikuti Engkau ya Rasul walau beribu jarak tahun kehidupan
Engkaulah penolong kami dalam syafaat di maha luasnya padang Ma'syar di kehidupan nanti
Engkaulah cinta yang tulus, dan entah dengan apa aku membalasnya
Sang Revolusioner terhebat lahir di bulan Rabiul Awwal tahun gajah
Saat Abrahah tak kuasa melawan burung kecil bernama Ababbil
Engkau pelita dunia dalam gelap jahiliyah
Senyummu mungkin tak bisa kubayangkan
Namun hadist menuturkan betapa mulianya akhlak lelaki mulia keturunan Bani Hasyim
Pemuda jujur bergelar Al Amin
Dari pancaran matamu ada satu milyar keping kasih sayang untuk umatmu yang terserak dimuka bumi
Sedihmu saat memikirkan ummat saat di detik akhir kehidupan
Muhammad oh Muhammad betapa kami merindukanmu dalam sebuah cinta yang tak terbatas
Walau seringkali kami berkhianat tentang pesan pesan kejjran yang engkau tuliskan
Semoga kami bisa berjumpa denganmu Ya Nabi kekasih ALLAh kelak disatu ketika
bermain ditelagamu dalam basuhan air jernih penghapus dahaga
Muhammad engkaulah sang revolusioner terindah yang pernah ada
Sungguh kami rindu Engkau ya Muhammad
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H