Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Meet The Label Melawan Kelamnya Pembajakan di Langit Musik Nusantara

16 Februari 2015   06:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:07 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_368916" align="aligncenter" width="300" caption="Ngulik bareng solois Rega di kantor Kompas lantai 6(dok pribadi)"][/caption]

Dunia musik adalah dunia tantangan dan ini selalu menarik buat saya, dan akhirnya dengan sorak di hati, saya terpilih menjadi salah satu dari 25 orang yang mengikuti acara nguliknya Kompasiana pada hari jum'at kemarin, sempat ketar ketir ngeri acara keburu habis, karena dari Tambun Bekasi saya baru bubaran kerja jam tiga sore, dengan memacu motor, melewati macetnya Jakarta dan ditambah hujan yang mengguyur di perjalanan, saya pun tiba dengan selamat, beruntung acara belum bubar dan sempat mengikuti acara walau tak bisa utuh.

Saat tiba, di depan ada pria brewokan yang terlihat tangkas menjawab pertanyaan seputar perkembangan musik tanah air, ada juga Mbak Nadya Fatira yang menjadi moderator acara, kalau Mbak Nadya, sudah tak asing lagi karena sering ketemu, sedangkan pria brewokan namanya adalah Mas Aldy Lauda dari label Alpha Record, sebenarnya saat performance Rega tak sempat saya tonton, namun beruntung di you tube ada penampilan Rega yang di unggah, jelas sekali bahwa video tersebut di unggah diacara Meet The Label nya Kompasiana.

Jadi saya pun bisa membandingkan suara dari video clip Rega versi official video dengan unggahan dari akun bernama Nyayu Fatimah Zahroh, suara Rega terdengar merdu walau tampil live, biasanya jika melihat acara musik di tivi, terlihat jelas sekali bahwa nyanyinya pake lipsyinc, namun di acara ngulik, ternyata Rega mampu memainkan lagu andalannya berjudul Takkan Lagi dengan penuh penghayatan dan live lho.

Maka meluncurlah bait bait lagu dan saya hapal refrainnya karena sebelum acara sempat download:

"Mungkin kau kan kembali, kembali dalam pelukku meski tak mungkin terulang lagi
Ku tak kan terjatuh lagi,terjatuh lagi dan lagi
Takkan kembali tersakiti,kau telah pergi kasih"

[caption id="attachment_368942" align="aligncenter" width="300" caption="Ngulik Meet The labels, nambah wawasan tentang musik(dok pribadi)"]

1423924797951070311
1423924797951070311
[/caption]

Di sesi tanya jawab, Mas Aldy Lauda dari Alpha Record juga memaparkan saat ini adalah saat yang seharusnya setiap anak bangsa bersiap menghadapi pembajakan, di era digital yang serba memungkinkan untuk tumbuh kembangnya pembajakan, dan untuk hal itu ada beberapa kiat agar industri musik tak benar benar mati karena pembajakan, salah satunya adalah memanfaatkan sarana you tube dan google untuk share dan mendapatkan duit.

Dan memang kita tahu bahwa sekarang ini bukanlah era keemasan dari pita kaset, dulu memang pita kaset menjadi andalan para produser musik,namun dengan kecepatan teknologi, pita kaset pun telah memudar, dan di era internet ini, lagu lagu sangat mudah untuk di download, inilah yang membuat para label pun mesti putar otak. Dan promosi lagu di era kekinian, radio menjadi ujung tombak, saat salah satu kompasianer bertanya, kenapa lagu lagu lawas dapat bertahan dan menjadi lagu legendaris, yang sekarang sepertinya sulit untuk dilakukan, nah untuk hal ini memang promosi lagu harus benar benar cerdik, dan salah satu agar lagu itu didengar banyak orang, maka radio pun menjadi medium pengantar yang bisa membuat lagu itu lebih dikenal, karena radio mempunyai acara semacam play list sehingga para pendengarnya bisa merekues lagu yang di sukainya.

Selain masalah promosi, dan juga pembajakan lagu yang tak pernah surut, ada satu hal yang disayangkan oleh Mas Aldy, yaitu peran pemerintah kurang serius menangani masalah industri musik, itu diketahui setelah ada salah satu kompasianer bertanya, mampukah musik Indonesia menahan gempuran dari budaya K Pop, pada dasarnya musik Indonesia untuk level Asia Tenggara sudah mumpuni, top dan berada di level tertinggi di region Asia Tenggara, bahkan saking takutnya akan serbuan musik Indonesia, pemerintah Malaysia sampai memprotek agar musik Indonesia tak terlalu merajalela di negeri jiran ini.

Jika pemerintah Korea Selatan sepenuh hati memberikan peluang seluas luasnya untuk aktris,aktor, penyanyi atau grup dio Korea Selatan terus berkembang, di Indonesia pemerintah seolah menutup mata kepada industri musik tanah air, padahal industri ini termasuk industri kreatif yang bisa menghasilkan devisa bagi negara, sangat di sayangkan memang jika pemerintah masih menganak tirikan peran industri kreatif di bidang musik.

[caption id="attachment_369142" align="aligncenter" width="300" caption="Mbak Nadya sebagai moderator mampu menghidupkan acara ngulik(dok pribadi)"]

14240127411940312634
14240127411940312634
[/caption]

Beruntung di dalam situasi sulit ini, para label atau recorder bersatu padu agar dunia musik tanah air pun tak pernah surut, dan menjadi tuan di rumah sendiri, dengan tajuk MEET THE LABEL, kolaborasi recording seperti 267 Reords, Sony Music Entertainment, Alpha record, E-Motion Entertainment, Seven Music, Universal Musik Indonesia, Warner Music Indonesia, mau bersusah payah menjaring potensi musik di seluruh nusantara, dan bibit bibit baru di bidang musik terus di jaring, dan bagian dari nama itu adalah Rega yang performance di hadapan para kompasianer adalah produk jebolan dari Top 10 LA Light Meet The Labels 2013.

Dan Meet The Label membuka akses selebar lebarnya kepada para musisi rookie ini untuk menampilkan kebolehannya baik melalui media online yang mekanismenya adalah mengupload karya mereka sehingga nantinya akan ada vote, setelah itu peserta dengan cote tertinggi masuk ke top 150, selanjutnya di saring menjadi top 50 untuk mendapatkan wildcard dari 9 kota regional,dilakukan audisi juga dan peserta pilihan dilakukan oleh publik dan label, setelah itu top 50 pun menuju ke final audisi dan serta tampil di depan label.

Sebuah perjuangan yang berjenjang, dan persaingan pun sangat kompetitip, selain menggunakan media online, ada juga media offline yang mekanismenya hampir sama namun untuk offline harus daftar di tempat yang telah ditentukan, dan jenjang berikutnya maju secara bertahap hingga menuju final.

Dari ngulik ini, akhirnya saya mengetahui,memang untuk menjadi bintang tak serta merta, ada gemblengan gemblengan agar para solois, maupun grup lebih tertempa, dan Meet The Label memulai  sebuah terobosan yang sebenarnya adalah untuk kemajuan musik Indonesia.

[caption id="attachment_369147" align="aligncenter" width="300" caption="voucher sebagai hadiah bertanya, dan goodie bag berupa kaos di acara ngulik(dok pribadi)"]

1424013698479322861
1424013698479322861
[/caption]

[caption id="attachment_369148" align="aligncenter" width="300" caption="Mas Rahab, Pak Ben dan Mas Agung Han, poto selfie bareng Rega(dok pribadi)"]

142401384642583469
142401384642583469
[/caption]

[caption id="attachment_369149" align="aligncenter" width="300" caption="Mas Aldy Lauda dari Alpha Record dalam acara ngulik(dok pribadi)"]

14240139672127867255
14240139672127867255
[/caption]

Beruntung sekali saya berada di acara Ngulik, karena pilihan nangkring kali ini memang benar benar pilihan yang spesial, mengulik tentang lirik dan juga situasi permusikan Indonesia, dengan segala problematika dan tentu saja ada solusi solusi agar musik Indonesia tetap berjaya, dan tentu saja generasi musik Indonesia akan terus ada lewat tampilnya kepermukaan para musisi musisi muda berbakat di seluruh tanah air yang terwadahi ekpresi bermusik mereka dengan adanya Meet The Labels, inilah bukti bahwa insan musik tanah air tak ingin tergilas oleh keadaan, sekecil apapun peluang, musik Indonesia haruslah berkibar.

Selamat datang juga kepada Rega, sebagai solois yang baru di blantika musik Indonesia, namun ada kelebihan dibalik sosok pria berkaca mata ini, ya selain sebagai penyanyi, Rega pun mampu menciptakan lagu, dan ini adalah kelebihan dari pria yang bernama Aseli Ghiea Poetra, bagai mana pun lirik yang tercipta dari diri sendiri,feel atau perasaan, dan juga ruh dari lirik tersebut akan lebih bisa dihayati, karena lirik lirik itu bisa saja bagian dari serpihan serpihan waktu dan tempat yang pernah dirasakan si pencipta, dan di nyanyikan sendiri pula dan memberikan sensasi yang berbeda.

Sukses selalu untuk Mas Aldy Lauda yang kemarin menjelaskan peta musik Indonesia terkini dan tentu saja ini adalah ilmu baru, ada satu hal yang perlu digaris bawahi, peran pemerintah semestinya total untuk mendukungmusik Indonesia tetap ada, tetap dicintai, mungkin diperlukan regulasi agar musik Indonesia tak semena mena dibajak, tak sewenang wenang diperlakukan sebagai anak tiri, bagaimana pun musik bagian industrti kreatif yang sangat bisa membantu dari segi ekonomi, karena perputaran uang di industri ini sangatlah luar biasa menjanjikan.

Dan Selalu sukses untuk Rega, semoga beberapa tahun ke depan kemampuan musikalitasnya akan terus bertambah, sehingga warna musiknya menjadi khas,dan tentu saja akan membawa hal yang positif dalam perkembangan kariernya, maju terus musik Indonesia, kami bangga dan kami mengapresiasi musik tanah air, salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun