[caption id="attachment_370964" align="aligncenter" width="300" caption="Mas Angga dari Seven Music di acara Ngulik Meet The Labels(dok pribadi)"][/caption]
Ngulik kali ini menampilkan One Room, sebuah grup band dari Seven Music yang akan berbicara tentang komersialisasi lagu, dan saatnya tiba di hari Jum'at tanggal 27 Februari 2015, maka ruang studio Kompasiana pun menjadi tempat dari acara ngulik ini, hadir di depan kompasianer seorang lelaki ramah bernama Agung Lingga Aghastya M namun lebih akrab di sebut Mas Angga, dari beliaulah akhirnya saya dan juga kompasianer lainnya jadi tahu tentang kiat komersialisasi sebuah lagu, ada juga bintang baru yang mulai bersinar di blantika musik tanah air, mereka adalah One Room yang mempunyai single andalan berjudul Pergilah yang terdengar easy listening.
Di sore itu Mas Angga membagi ilmu musiknya terutama tentang komersialisasi sebuah lagu agar dapat diterima oleh pecinta musik, sebuah perbincangan hangat di sore hari dan membuat kita tahu tentang seluk beluk dari komersialisasi lagu dan mengapa harus dilakukan sebuah komersialisasi lagu itu sendiri.
Dalam perbincangannya, Mas Angga menyebutkan bahwa di era sekarang memanfaatkan teknologi internet menjadi salah satu bagian penting untuk sebuah upaya komersialisasi lagu, dengan pengguna internet di Indonesia yang mempunyai angka di kisaran 25 juta orang yang mengakses internet, maka selayaknya memang upaya ini dilakukan, jika dari dua puluh lima juta ini satu persennya saja itu cukup bagus untuk sebuah komersialisasi lagu, dan yang tak bisa dikesampingkan adalah hadirnya You Tube, hampir 70 % You Tube mampu mendongkrak komersialisasi lagu dan ini memang harus benar benar di optimalkan.
Selain internet, komersialisasi juga dilakukan di radio radio, dengan sebaran radio yang berada di tanah air dengan jumlah yang signifikan, apalagi dibantu dengan musikalitas serta potensial hits dan juga trend lagu, maka radio pun memiliki amunisi mumpuni yang mampu menghantarkan sebuah lagu menjadi meledak, radio bagian penting dari sebuah mata rantai dari komersialisasi sebuah lagu, apalagi memang radio media yang nggak ribet, cukup dengarkan maka kita pun bisa menikmati siaran radio, apalagi diperkotaan, saat jalanan macet maka orang orang pun akan mencari channel radio yang memang terpasang di mobil, sebuah pemasaran yang ciamik menurut saya.
Dan sosial media pun merupakan jaring efektif untuk sebuah komersialisasi lagu, mengoptimalkan fungsi sosial media yang begitu banyak seperti Facebook, Twitter,Path atau Instagram merupakan hal yang tidak ditabukan, apalagi era sekarang memang memungkinkan untuk melakukan hal tersebut, ada banyak cara yang dilakukan dan salah satunya adalah melakukannya di sosial media.
Ngulik kali ini memang terasa seru banget deh, hal hwal komersialisasi lagu dibedah dan tentu saja ini membuat saya dan juga kompasianer yang hadir mendapat ilmu baru tentang khazanah musik tanah air dari para penggiat musik langsung dari musiknya, One Room yang memiliki single andalannya yang bertitel Pergilah, sangat komunikatif dalam acara Ngulik ini, mereka memaparkan bahwa komersialisasi lagu pun dapat di optimalkan di panggung saat mereka berada dipanggung, dan untuk itu biasanya One Room tampil total di panggung dengan menampilkan hal yang terbaik serta keunikan yang melekat sehingga aksi mereka tak mudah untuk di lupakan.
Selain hal hal yang disebutkan diatas, untuk komersialisasi lagu bisa di mungkinkan dengan adanya Ring Back Tones, walau sempat mengalami sesi disebut oleh Mas Angga sebagai sesi kehacuran RBT di medio Oktober 2011, kini RBT pun mulai perlahan lahan menjadi sinergi dan kekuatan untuk melejitkan sebuah lagu dan juga grup Bandnya. One Room yang memilih genre rockn roll ini pun telah mempunyai RBT, sebuah langkah brilian untuk bertahan di industri musik tanah air.
Sebagai jebolan Meet The Labels 2013, One Room memiliki sebuah keunikan dalam bermusik, dan saat performance secara live, ternyata kemampuan musikalitas mereka jempolan, tak heran jika akhirnya mereka di pinang oleh label sebesar Seven Music, para kompasianer bergoyang dan menikmati olahan musik mereka yang terdengar easy listening, dan ini adalah khas banget yang membuat mereka berbeda dengan para pendatang di arena musik tanah air.
[caption id="attachment_370965" align="aligncenter" width="300" caption="Live Performance One Room yang nendang abis bro(dok pribadi)"]
Saya pribadi merasa terhibur dengan penampilan One Room ini, mereka memainkan musik yang berbeda namun tetap terdengar enak di kuping, dan dengan melihat mereka tampil, ini merupakan hal yang menarik bagi industri tanah air, apalagi mereka bernaung di label sebesar Seven Music yang dikenal sebagai 'rumah nyaman' bagi berbagai talenta musik dengan latar belakang yang bervariasi, mulai dari genre Pop urban-Jazz, Reggae, Hip Hop, Pop Punk, Electronic dance hingga Rock, Seven Music yang didirikan oleh Yan Gunawan dan Wawan AEC di tahun 2009 sangat mendukung talenta talenta berkualitas dan ini sungguh layak mendapat apresiasi.
Tak salah jika memang pada akhirnya Seven Music memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan musik tanah air, karena label ini terus mencari dan keluarkan musik musik berkualitas dan salah satu dari itu adalah One Room yang hadir di acara ngulik Kompasiana. Sedangkan One Room merupakan pendatang baru di peta permusikan tanah air, meski mereka pendatang, namun musikalitas mereka menunjukan talenta yang tak bisa dianggap biasa, dari obrolan ngulik, One Room berharap agar musik mereka bisa diterima.
Namun ada sisi menarik yang pantas kita apresiasi adalah saat salah satu dari personil One Room mengatakan bahwa untuk melindungi para pemusik tanah air di lindungi dengan Undang Undang yang jelas agar mereka bisa berkreasi tanpa khawatir dengan aksi pembajakan, sebenarnya ini pun selaras dengan Undang Undang Hak Cipta di Pasal 1 Nomor 1 yang berbunyi" Hak Cipta adalah hak eklusif bagi Pencipta atau menerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan pembatasan menurut perundang undangan yang berlaku.
Selain cara Komersialisasi seperti penggunaan internet, radio serta RBT, komersialisasi juga bisa dilakukan dengan sebuah brand yang ikonik, secara serius namun santai, Mas Angga menyebutkan salah satu ikon unik dari One Room adalah personel bernama Leo, ini merupakan jurus yang mumpuni, keunikan Leo adalah bentuk muka yang susah dilupakan apalagi dandanan Leo yang nyentrik, merupakan nilai plus dan bisa membuat One Room tak mudah untuk dilupakan begitu saja, sebuah strategi pemasaran terbilang cerdas nih, hehehe.
Selain tentang komersialisasi lagu, Mas Angga pun membagikan ilmunya tentang definisi gagalnya sebuah komersialisasi lagu, ya bagaimana pun itu memang penting agar kita mengetahui , menurut Mas Angga kegagalan dalam komersialisasi lagu bisa berbentuk dari salah treatment,keliru dalam hal distribusi, penempatan promo lagu yang tidak sesuai dan bisa juga dari materi lagu.
Banyak hal yang membuat wawasan bermusik semakin bertambah, salah satunya adalah ikut ngulik, akhirnya saya jadi tahu trik trik dalam mengkomersialisasikan sebuah lagu, beruntung bisa bertemu produser sekaliber Mas Angga yang mempunyai wawasan bermusiknya begitu makjleb, jadi tahu alur komersialisasi lagu sehingga kita meyakini bahwa peluang itu pasti ada walau dalam situasi sesulit apapun.
Optimisme juga terpancar dari para punggawa One Room, mereka tetap optimis bahwa musik Indonesia akan menuju level yang lebih baik, namun yang jelas saya kagum dengan kemampuan bermusik mereka, apa lagi genre musik mereka rock bingit, dan penampilan live mereka patut di acungi jempol, nggak rugi berada di acara ngulik hari Jum'at kemarin, luar biasa dan yang penting rock man.
Setelah bincang tentang ngulik kelar, hadir Mas Isjet yang memberikan kenang kenangan kepada Mas Angga dan juga One Room, moment ini diabadikan oleh para kompasianer.
[caption id="attachment_370972" align="aligncenter" width="300" caption="Bang Isjet dari Kompasiana memberikan cindera mata(dok pribadi)"]
[caption id="attachment_370973" align="aligncenter" width="300" caption="Kompasianer yang tak ingin kehilangan moment acara ngulik, jepret terus(dok pribadi)"]
Disetiap era mungkin berbeda mengkomersialisasikan lagu, dulu media belum semaju sekarang, dan pita kaset menjadi andalan untuk penjualan sebuah lagu, namun kini eranya internet, dan Seven Music pun tak ingin terhenti langkah, akhirnya memang internet menjadi sebuah keniscayaan untuk hal komersialisasi sebuah lagu, dan hebatnya Seven Music adalah tak mentolerir grup musiknya untuk menjadi plagiator meski label label lain sangat mungkin melakukan hal itu karena tuntutan pasar, salut untuk Seven Music yang tetap mengedepankan idealisme, salam hormat saya untuk Mas Angga yang berupaya agar musik Indonesia terjaga kewibawaannya dengan tetap memainkan musik orsinil dari grup grup yang bernaung di Seven Music.
Maju terus musik Indonesia, sukses untuk Seven Music dan tentu juga One Room, selamat berkreasi, dan hidupmusik tanah air!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H