Tak salah jika memang pada akhirnya Seven Music memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan musik tanah air, karena label ini terus mencari dan keluarkan musik musik berkualitas dan salah satu dari itu adalah One Room yang hadir di acara ngulik Kompasiana. Sedangkan One Room merupakan pendatang baru di peta permusikan tanah air, meski mereka pendatang, namun musikalitas mereka menunjukan talenta yang tak bisa dianggap biasa, dari obrolan ngulik, One Room berharap agar musik mereka bisa diterima.
Namun ada sisi menarik yang pantas kita apresiasi adalah saat salah satu dari personil One Room mengatakan bahwa untuk melindungi para pemusik tanah air di lindungi dengan Undang Undang yang jelas agar mereka bisa berkreasi tanpa khawatir dengan aksi pembajakan, sebenarnya ini pun selaras dengan Undang Undang Hak Cipta di Pasal 1 Nomor 1 yang berbunyi" Hak Cipta adalah hak eklusif bagi Pencipta atau menerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan pembatasan menurut perundang undangan yang berlaku.
Selain cara Komersialisasi seperti penggunaan internet, radio serta RBT, komersialisasi juga bisa dilakukan dengan sebuah brand yang ikonik, secara serius namun santai, Mas Angga menyebutkan salah satu ikon unik dari One Room adalah personel bernama Leo, ini merupakan jurus yang mumpuni, keunikan Leo adalah bentuk muka yang susah dilupakan apalagi dandanan Leo yang nyentrik, merupakan nilai plus dan bisa membuat One Room tak mudah untuk dilupakan begitu saja, sebuah strategi pemasaran terbilang cerdas nih, hehehe.
Selain tentang komersialisasi lagu, Mas Angga pun membagikan ilmunya tentang definisi gagalnya sebuah komersialisasi lagu, ya bagaimana pun itu memang penting agar kita mengetahui , menurut Mas Angga kegagalan dalam komersialisasi lagu bisa berbentuk dari salah treatment,keliru dalam hal distribusi, penempatan promo lagu yang tidak sesuai dan bisa juga dari materi lagu.
Banyak hal yang membuat wawasan bermusik semakin bertambah, salah satunya adalah ikut ngulik, akhirnya saya jadi tahu trik trik dalam mengkomersialisasikan sebuah lagu, beruntung bisa bertemu produser sekaliber Mas Angga yang mempunyai wawasan bermusiknya begitu makjleb, jadi tahu alur komersialisasi lagu sehingga kita meyakini bahwa peluang itu pasti ada walau dalam situasi sesulit apapun.
Optimisme juga terpancar dari para punggawa One Room, mereka tetap optimis bahwa musik Indonesia akan menuju level yang lebih baik, namun yang jelas saya kagum dengan kemampuan bermusik mereka, apa lagi genre musik mereka rock bingit, dan penampilan live mereka patut di acungi jempol, nggak rugi berada di acara ngulik hari Jum'at kemarin, luar biasa dan yang penting rock man.
Setelah bincang tentang ngulik kelar, hadir Mas Isjet yang memberikan kenang kenangan kepada Mas Angga dan juga One Room, moment ini diabadikan oleh para kompasianer.
[caption id="attachment_370972" align="aligncenter" width="300" caption="Bang Isjet dari Kompasiana memberikan cindera mata(dok pribadi)"]
[caption id="attachment_370973" align="aligncenter" width="300" caption="Kompasianer yang tak ingin kehilangan moment acara ngulik, jepret terus(dok pribadi)"]
Disetiap era mungkin berbeda mengkomersialisasikan lagu, dulu media belum semaju sekarang, dan pita kaset menjadi andalan untuk penjualan sebuah lagu, namun kini eranya internet, dan Seven Music pun tak ingin terhenti langkah, akhirnya memang internet menjadi sebuah keniscayaan untuk hal komersialisasi sebuah lagu, dan hebatnya Seven Music adalah tak mentolerir grup musiknya untuk menjadi plagiator meski label label lain sangat mungkin melakukan hal itu karena tuntutan pasar, salut untuk Seven Music yang tetap mengedepankan idealisme, salam hormat saya untuk Mas Angga yang berupaya agar musik Indonesia terjaga kewibawaannya dengan tetap memainkan musik orsinil dari grup grup yang bernaung di Seven Music.
Maju terus musik Indonesia, sukses untuk Seven Music dan tentu juga One Room, selamat berkreasi, dan hidupmusik tanah air!