Mohon tunggu...
Her Wanto
Her Wanto Mohon Tunggu... Administrasi - Abstrak

Eska Unggul Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penghujan Tiba, Saatnya Tanam Pohon

1 November 2020   07:27 Diperbarui: 1 November 2020   07:30 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Tanam sejuta pohon bareng Karang Taruna

Ada hikmah yang bisa kita ambil dari pandemi Covid-19 seperti birunya kembali langit kita karena kurangnya aktivitas diluar rumah terutama yang pakai kendaraan. 

Goes atau bersepeda juga marak dimana-mana, dari pelosok desa sampai perkotaan semua aktif goes. Satu lagi dampak baik atau hikmah adanya pandemi ini adalah masyarakat mulai cinta menanam tanaman di halaman rumah.

Dokpri. Teras rumah ku
Dokpri. Teras rumah ku

Berawal dari tanaman pot

Pandemi Covid-19 membuat semua orang beraktivitas dari rumah, walaupun sekarang sudah mulai beraktivitas diluar dengan protokol kesehatan. Keadaan itu membuat semua orang berpikir keras, bagaimana agar rumahnya menjadi nyaman sebagai tempat kerja dan tempat istirahat. 

Berbagai macam usaha dilakukan ada yang mulai menghias rumahnya seperti kantor, merubah rumahnya jadi perpustakaan dengan mengumpulkan berbagai jenis buku dan yang sangat vital belakangan ini adalah hobi menanam tanaman hias di halaman. 

Bukan hanya menanam tanaman di halaman rumah saja, teras rumah, ruang tamu, ruang kerja bahkan ruang santai saja banyak dipenuhi tanaman hias. Jenis tanaman hias pun harganya makin merangkak naik, biasanya hanya ribuan sekarang ada yang mencapai puluhan juta. 

Contoh saja janda bolong tanaman hias yang lagi sangat vital, dari kalangan menengah sampai kalangan papan atas gandrung pada sosok si janda bolong. 

Mengingat halaman rumah tidak semuanya luas maka tanaman pot jadi alternatif yang banyak dipilih. Semua tanaman hias masuk pot, bahkan bonsai dari pohon yang besar saja masuk pot. Ini membuat produsen, agen, distributor dan pedagang eceran perkakas rumah tangga khususnya pot meningkat tajam penghasilannya.

 Harga pot yang sebelum pandemi hanya berkisar 10ribu kini bisa 2 kali hingga 3 kali lipat harganya. Tapi bukannya tidak laku malah stoknya habis karena semua orang butuh pot.

Tentu hal ini berdampak pula mulai bergeraknya roda ekonomi di masyarakat. Jadi semua yang terjadi di alam semesta ini pasti ada hikmah dibalik musibah. Tergantung bagaimana manusia itu bisa melihat dan memanfaatkan peluang yang ada.

Tanaman buah 

Masa pandemi masih berlangsung, entha sampai kapan ini akan segera berakhir. Banyak orang yang biasanya kerja di kota akhirnya dipaksa untuk tinggal di desa. Itu membuat yang tinggal di desa berpikir bagaimana agar bisa bertahan hidup, cara yang dilakukan adalah memanfaatkan pekarangan dan kebun yang ada.

Menanam tanaman atau pohon buah serta tegakan tentu menjadi solusi, disamping bisa untuk menambah penghasilan juga untuk menghijaukan alam. Kembali perekonomian pun bergerak harga bibit buah pun merangkak naik. 

Tanaman buah yang banyak diminati adalah mangga, jambu, duren, kelengkeng, jeruk, sawo, alpukat dan masih banyak lagi lainnya. Walaupun yang banyak disukai adalah dari hasil cangkok, okulasi dan stek yang akar nya tidak terlalu dalam karena dengan harapan bisa berbuah dengan cepat.

Pohon tegakan sebagi langkah penghijauan

Musim hujan telah datang, air hujan akan sangat melimpah, bagaimana kita sebagai manusia memanfaatkan itu. Hutan kita, kebun dan pekarangan banyak yang kosong, maka menanam pohon tegakan adalah solusi yang tepat. Kenapa penanaman di saat memasuki musim penghujan? 

Sebab kalau dilakukan di di musim hujan tentu akan lebih mudah dalam melakukan perawatan, kita tidak usah menyiramnya setiap hari, tinggal tanam dan akan disiram oleh alam. Kita tinggal melihat perkembangan pohon tersebut.

Gerakan menanam pohon

Berbagai organisasi pun bergerak untuk melakukan penanaman pohon. Yang jadi heran adalah setiap tahun gerakan menanam pohon dilakukan tapi kenapa masih gundul juga hutan dan gunung kita. 

Ternyata masih banyak orang yang belum peduli dengan alam ini. Berapa pun banyak ditanam, begitu juga banyak orang yang menebang sembarangan.

Mari menanam pohon untuk generasi kita mendatang.

Hijau hutanku, lestatilah bumi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun