Sebelum Covid-19 harga hand sanitizer botol kecil hanya Rp. 5.000,- kini menjadi Rp. 25.000,- yang botol 500 ml dulu hanya sekitar Rp. 50.000,- sekarang sampai Rp. 250.000,- dan itupun sangat susah dicari.
Alkohol 70%
Cairan yang satu ini juga terbukti secara klinis dapat membunuh kuman, bakteri dan virus. Sejak cairan hand sanitizer hilang dan harganya selangit, pemerintah gencar sosialisasi tentang pembuatan hand sanitizer mandiri yaitu dengan mencampurkan beberapa cairan yaitu alkohol 70%, baby oil dan lidah buaya.
Masyarakat mulai mencari alkohol 70% untuk membuat hand sanitizer mandiri, tapi apa yang terjadi sekarang alkohol 70% sangat susah ditemui. Di apotek seolah lenyap ditelan bumi, lalu bagaimana fasilitas kesehatan yang ada di desa seperti Bidan praktek swasta, klinik-klinik kecil di desa kalau alkohol menghilang.
Apa upaya pemerintah untuk antisipasi itu?
Tapi kayaknya ada yang pemerintah lupa lakukan, fokus pada pencegahan dan antisipasi Covid-19 tapi lupa menjaga stok barang yang digunakan untuk tindakan preventif.Â
Harusnya pemerintah mengawasi peredaran barang-barang tersebut, kenapa dulu sangat mudah ditemui serta murah, kenapa sekarang hilang ditelan bumi dan kalau ada harganya selangit. Kalau memang kebutuhan banyak pemerintah harus melakukan pembuatan yang banyak pula dan mengawasi para produsen barang-barang tersebut.Â
Pemerintah harus mengadakan inspeksi mendadak (sidak) terhadap tempat-tempat yang biasa menjual barang-barang tersebut. Pemerintah jangan diam saja melihat hal ini, kalau terbukti ada oknum pihak yang dengan sengaja melakukan penimbunan masker, hand sanitizer dan alkohol 70% maka tindak tegas.Â
Pemerintah harus memulihkan kembali keberadaan barang-barang tersebut, keberadaan harus segera dipenuhi. Bagaimana Program seperti karantina, social distancing, dan lockdown akan sukses, kalau barang yang sebagian preventif awal susah didapatkan. Mohon pemerintah untuk segera menindak tegas terhadap oknum yang dengan sengaja melakukan penimbunan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI