Mohon tunggu...
Her Wanto
Her Wanto Mohon Tunggu... Administrasi - Abstrak

Eska Unggul Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mbah Sinah, Saksi Sejarah Waduk Sempor

6 Maret 2020   16:59 Diperbarui: 6 Maret 2020   21:16 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waduk Sempor Desa Sempor Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen, diperbaharui sekitar tahun 1960 oleh pemerintahan Presiden Soeharto. Waduk yang dibangun untuk tujuan irigasi dan Perusahaan Listrik Tenaga Air (PLTA). Sebelum dibangun Waduk Sempor desa-desa dibawah waduk sering banjir.

Mbah Sinah yang saat ini berusia 84 tahun merupakan saksi sejarah pembangunan Waduk Sempor, 60 tahun yang lalu saat Mbah Sinah berusia 24 tahun. Mbah Sinah yang berdagang makanan untuk orang-orang yang membangun waduk. 

"Saat pembangunan yang mengerjakan ratusan pekerja yang berasal dari Banyumas, Semarang, Klaten dan lainnya," kata Mbah Sinah saat ditemui penulis. Nama pemborong pembangunan waduk Sempor adalah Pak Wandi asal Klaten, cerita Mbah.

Saat pembangunan berjalan lancar walaupun tidak tahu apakah ganti ruginya sesuai dengan harga tanah waktu itu, "Yen ora pindah, umahe pan di doser," kata si Mbah.

Bayaran saat itu cuma 25 rupiah, suami Mbah Sinah juga salah satu pekerja. Bahkan suami Mbah Sinah meninggal karena sakit paru-paru akibat pekerjaan adalah tukang gali batu dan peledak dinamit, meninggal lima tahun setelah pembangunan waduk Sempor.

"Tahun 1967 waduk Sempor jebol, korbane pirang-pirang," Mbah Sinah sambil nangis nyeritakna .

Mengenai kebenaran dan lainnya penulis tidak bisa menjamin, mengingat Mbah Sinah yang sudah tua dan mungkin ingatan tentang masa lalu ada yang terlupakan.

Semangat menikmati indahnya waduk Sempor.

Herwanto FMM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun