3. 60 % terjadi di masa nifas
Anggapan masyarakat bahwa kalau sudah melahirkan itu berarti sudah aman, padahal pengawasan 42 hari dimasa nifas ini sangat penting. Masyarakat harus selalu dipaparkan pentingnya pengawasan masa nifas, jangan baru melahirkan 3 hari pulang kerumah sudah bersih-bersih, korah-korah, isuh-isuh dan lain sebagainya. Keadaan seperti ini yang bisa menyebabkan perdarahan, tensi menjadi naik dan lainnya, akhirnya karena keluarga sudah kurang pengawasan akhirnya telat dalam mengambil tindakan.
4. 54 % PEB (Pre-eklampsia)
Dan ini juga yang masih menjadi perdebatan baik di lingkungan orang kesehatan maupun di masyarakat. Tensi darah yang normal selama beberapa kali pemeriksaan kehamilan, tapi tiba-tiba setelah mendekati masa persalinan tensi darah menjadi tinggi. Kejadian seperti ini yang kadang terlambat penanganan dan akhirnya terjadilah kematian.
Dari semua itu semua perlu ambil peranan, orang medis, pengambil kebijakan, masyarakat, organisasi masa dan lainnya. Penanganan AKI harus diselesaikan dari hulu ke hilir. Di masyarakat sudah memahami tentang bahaya dan penyebab AKI, karena sisi ini mengambil peranan yang sangat penting. Dari kasus AKI salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat dan terlatnya pengambilan keputusan. Maka tindakan promosi dan preventif harus segera dilakukan.Â
Sudahkah para kader desa membaca dan memahami buku KIA?
Buku KIA adalah buku yang mencatat riwayat dari mulai masa kehamilan, persalinan dan nifas serta sampai anak usia balita. Masyarakat masih menganggap kurang penting buku KIA, dapat saat pemeriksaan, sampai rumah ditaruh dan sudah tanpa dibuka dan dibaca.Â
Boro-boro dipahami, dibaca saja tidak, jadi si Ibu dan suami serta keluarga tidak tahu riwayat kehamilan ibu. Ini sangat menyedihkan karena dibeberapa negara maju seperti Jepang, buku KIA menjadi hadiah terindah saat anaknya menikah. Jadi sianak punya catatan riwayat dia dari mulai periksa kehamilan, melahirkan dan sampai usia balita.
Penulis sering kali dalam pertemuan dengan beberapa kader kesehatan desa menanyakan, apakah kader sudah membaca buku KIA? Sebagian menjawab sudah dan memahami, ada yang dengan malu-malu menjawab saya belum membaca buku KIA. Ini PR yang tak kalah penting kader kesehatan desa adalah poin penting keberhasilan kesehatan di desa, agar ini terwujud maka peningkatan kapasitas kader dan budaya membaca perlu dilakukan.Â
Kader harus dibiasakan membaca buku KIA, agar saat di lapangan atau sedang mendampingi ibu hamil bisa tahu apa harus dilakukan saat ada tanda-tanda bahaya kehamilan dan lainnya.