#1
Sore hari. Seorang pria pulang ke rumah.
"Assalamu'alaikum...."
"Klik...."
Pintu depan rumah terbuka.
"Hiiii... takut..."
"Ada apa De...?"
"Nih ayah datang......"
"Enggak... enggak mauuu... Ade....takuut...... "
"Huu..huu...huu....." tangisnya memecah telinga.
Kembali. Anak kecil itu berlari. Kedua tangannya merapat. Berusaha untuk menutupi wajahnya yang polos. Hanya matanya yang ia biarkan sedikit terbuka. Agar dapat melihat ke depan hingga di sudut kamar pribadinya yang penuh gambar berwarna.
Ayahnya mengejar. Penasaran. Namun... segera terhalang.
"Brugggg...!" suara pintu tertutup keras secara tiba-tiba.
"Klik...." suara pintu terkunci.
"Tok...tok...tok....." bunyi pintu diketuk.
"Tidak..tidak.... Ade takut....." suara di balik pintu terdengar berulang-ulang.
Sang ayah hanya terdiam. Hening. Hingga ia terpaku... berdiri mematung. Hanya berteman dinding putih yang kokoh. Tegak berdiri. Tetap setia menjadi saksi. Matanya terus menatap ke arah pintu berbahan kayu jati kencana itu.
Dari balik pintu. Sesekali suara tangis ketakutan sang balita masih saja terdengar.
"Huuu...huu.. huuu.. takuuuttt..... Ade.. takuuut....!"
Telinganya ia biarkan terus mendengar. Tangisan terus terngiang-ngiang. Tanpa ia mengerti apa yang sesungguhnya sedang terjadi.
"Sudahlah, Pah..."
Suara perempuan menyela dari belakang punggungnya. Memecah keheningan.
Sang ayah membalikkan badannya. Matanya langsung menatap ke arah sosok yang telah belasan tahun setia menemaninya. Suara itu belum sempat ia balas.
"Biarkan si Ade tidak diganggu dulu"
"Nanti juga akan tenang sendiri"
"Biar aku yang akan menangani Pah..."
"Tapi, Mah......"
"Sudahlah Pah... ayo ganti baju dulu" ucap sang istri berusaha untuk membujuknya kembali.