Mohon tunggu...
Topaz Aditia
Topaz Aditia Mohon Tunggu... Musisi - Bohemian Thinker

Pemetik Dawai Dawai Lucu | Petualang Roda Dua | Peselancar Literatur | Arsenal FC

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembohong: Pseudologia Fantastica dalam Kacamata Kehidupan Sosial

6 Oktober 2022   06:00 Diperbarui: 25 Oktober 2022   00:23 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengapa manusia mudah berbohong dan dibohongi? Karena pada dasarnya karena kita semua adalah makhluk sosial dengan sensitifitas toleransi yang berkembang sesuai lingkungan. Sigmund Freud mendalilkan bahwa kepribadian orang dewasa terdiri dari tiga aspek:
- ID: beroperasi pada prinsip kesenangan yang umumnya terjadi dalam ketidaksadaran/alam bawah sadar
- Ego: beroperasi pada prinsip realitas di dalam alam sadar
- Superego, yang bekerja berdasarkan prinsip moralitas di atas semua tingkat kesadaran.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang berbohong. Faktor-faktor tersebut antara lain:
- Minder akut
- Trauma sosial di masa lalu
- Supaya dikagumi orang lain
- Mengeluarkan diri dari situasi canggung
- Menghindari rasa malu
- Delusional

Pada umumnya seseorang berbohong hanya pada situasi tertentu. Namun, terdapat jenis kebohongan yang berbeda di mana perilaku berbohong ini bersifat kompulsif, impulsif, dan tidak terkendali. Dengan kata lain, perilaku tersebut sudah menjadi suatu kebiasaan bahkan dalam situasi normal yang sebenarnya bisa dilalui tanpa harus berbohong. Perilaku berbohong yang seperti ini disebut bohong patologis (pathological liar) atau mythomania atau pseudologia fantastica.

Catatan: Penderita mythomania kerap kali  menceritakan pengalaman orang lain dan menjadikannya seolah-olah pengalaman itu adalah miliknya.

Beberapa karakteristik mythomania:

- Selalu mendeskripsikan diri sebagai pahlawan atau korban

- Mengakui property / usaha orang lain sebagai miliknya
- Narasi dramatisasi kisah yang bersifat rumit dan detail
- Keyakinan bahwa kebohongannya benar-benar terjadi
- Mewacanakan suatu rencana di masa depan yang bersifat spektakuler di luar batas kemampuan dirinya sendiri 

Adakah orang-orang seperti ini di sekitarmu? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun