Mohon tunggu...
Topaz Aditia
Topaz Aditia Mohon Tunggu... Musisi - Bohemian Thinker

Pemetik Dawai Dawai Lucu | Petualang Roda Dua | Peselancar Literatur | Arsenal FC

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Typo" dan Keledai (Kisah Nyata)

6 Oktober 2022   00:34 Diperbarui: 6 Oktober 2022   00:36 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini terjadi sekitar 2 dekade silam. Saat itu saya masih bermukim di Amerika Serikat. Siang itu saya berkunjung ke sebuah toko alat musik bekas di daerah New Jersey, sekitar 75 mil dari New York City. Kunjungan tersebut menghasilkan sebuah gitar yang saya beli seharga USD 1500. Metode pembayaran yang saya lakukan saat itu dengan personal check. Karena toko tersebut menerima segala jenis pembayaran dari mulai CC sampai travelers check. Kemudian dari New Jersey saya langsung pulang ke Queens, New York, tempat tinggal saya saat itu

Selang dua hari kemudian telpon apartemen saya berdering. Via sambungan interlokal, toko tersebut mengabarkan bahwa personal check saya berstatus "bounced" alias, ditolak. Saya yakin pihak bank melakukan kekeliruan. Karena saldo di rekening saya saat itu lebih dari cukup untuk sekadar membeli gitar seharga tersebut. Namun, pihak toko bersikeras agar saya kembali ke New Jersey untuk mengurus pembayaran yang bermasalah ini. Apabila tidak, mereka akan melapor ke otoritas setempat.

Jadilah saya terpaksa harus menempuh sekian jam perjalanan kembali lagi ke New Jersey gegara masalah ini. Karena gak lucu dong bila tiba-tiba pintu apartemen saya diketuk oleh petugas FBI?

Sesampainya di New Jersey saya langsung mengajak pihak toko untuk ke Wells Fargo Bank cabang terdekat. Biar sekalian clear semua masalah. Setelah berhadapan dengan pihak bank ternyata... masalahnya sungguh "sederhana". Yaitu, saya melakukan misspelled (typo) di penulisan nama depan sang owner dari toko tersebut. Di atas kertas check saya tulis bahwa personal check ini ditujukan kepada "Mark F********r (seharusnya 'MARC' bukan 'MARK'). Akhirnya saya mengoreksi kesalahan tersebut dengan menempuh proses pembatalan pembayaran dan merilis ulang personal check dengan ejaan nama yang benar

Dalam perjalanan kembali dari bank bersama owner toko tersebut, saya mencoba "clear the air" dengan berujar, "well, Marc or Mark... they both sound the same right?". Sang owner toko tersebut menjawab, "If you can't even spell, how do you think you're qualified enough to do business? unless... you were born as a DONKEY" (boom!). Saya tertunduk malu. Hari itu saya mendapat pelajaran yang sangat berharga. Karena tanpa disadari, saya pun sering menjadi "korban" atas salah ejaan penulisan nama saya sendiri akibat ulah orang lain

Sejumlah artikel psikologi dan etimologi sosial yang saya baca ternyata pernah menulis soal ini. Beberapa jurnal catatan mengatakan bahwa, "salah satu indikator kecerdasan seseorang bisa diukur dari ketepatan menyebut dan mengeja kata-kata dan nama orang lain secara presisi dan akurat". Sebuah artikel filsafat bahkan juga menyebut, "kebodohan manusia berawal dari caranya mengeja nama dan kata-kata"

Akhirnya saya berhutang budi kepada bapak Marc dari New Jersey atas secercah inspirasi yang dia tanamkan di otak saya sejak saat itu

Btw, nama saya TOPAZ. Bukan "TOPAS"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun