Mohon tunggu...
Topan Wahyudi Asri
Topan Wahyudi Asri Mohon Tunggu... wiraswasta -

The history of ideas,-

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Manusia Mana

11 April 2014   21:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Manusia mana yang menolak matahari

Apa lagi menjadi pemimpin sebuah negeri

Di kampungku saja orang rela mengantri

Demi memperebutkan satu buah kursi

Juga menjadi seorang pegawai negeri

Hingga karyawan serta karyawati

Atau bahkan menjadi seorang TKI

Walau tak sedikit tersandung kasus Korupsi

Bahkan hingga terjerat hukuman mati

Manusia mana yang menolak berbakti

Apa lagi menjadi setengah dewa yang suci

Di tempatku saja banyak yang seperti ini

Demi mengabdi rela menghambakan diri

Juga menyerahkan kepala di sana kaki di sini

Hingga menjadi tumbal politik dagang sapi

Atau ia memang gemar membuat sensasi

Walau hanya menjadi boneka rezim transisi

Bahkan jadi santapan hiu samudera tak bertepi

Manusia mana yang tak bisa bernyanyi

Apa lagi hanya sekedar membaca puisi

Di negara demokrasi itu bagian hak asasi

Demi mimpi reformasi atau restorasi

Juga demi cita-cita luhur bangsa sendiri

Hingga nanti akan selalu indah bersemi

Walau hati kadang tiada secerah matahari

Bahkan kicauan burung terasa semakin sunyi

***

Topan Wahyudi Asri,

Akar Rumput – Kalimantan Barat.

Indonesia (2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun