Mohon tunggu...
Septiadi T.
Septiadi T. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengatasi Star Syndrome Pada Remaja: Temukan Keseimbangan Yang Sehat

7 Agustus 2023   19:26 Diperbarui: 7 Agustus 2023   23:04 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sindrom bintang, juga dikenal sebagai "star syndrome" atau "sindrom selebriti", merupakan fenomena psikologis di mana remaja terlalu dipengaruhi oleh kehidupan atau memposisikan dirinya sebagai orang atau karakter terkenal yang populer di kalangan masyarakat. Hal Ini dapat memengaruhi perkembangan emosi, perilaku, serta kesehatan mental mereka. Pada artikel kali ini, penulis akan membahas apa itu star syndrome, faktor penyebabnya, dan bagaimana orang tua serta orang tersayang dapat membantu remaja mengatasi dampak negatifnya.


Star Syndrome adalah


Star Syndrome seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa fenomena ini merujuk pada gejala psikologis ketika seseorang (remaja) terpengaruh atau memposisikan (merasa) dirinya sebagai orang yang telah mencapai puncak kesusksesan yang memliki kepentingan tertentu dan terlena akan hal tersebut sehingga orang tersebut tidak melanjutkan keberlangsungan karir (berkembang).


Faktor-faktor yang menyebabkan sindrom bintang:


1. Jejaring sosial, Meningkatnya penggunaan media sosial memungkinkan remaja untuk terus-menerus dihadapkan pada kehidupan glamor para selebritas, menciptakan perasaan tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri.


2. Pengaruh Budaya Pop, Budaya pop modern seringkali mengidolakan citra kesempurnaan dan kesuksesan instan, yang dapat menyulut keinginan remaja untuk berpenampilan seperti selebriti.


3. Tekanan kelompok, Remaja mungkin merasa perlu menyesuaikan diri dengan tren dan citra tertentu untuk mendapatkan pengakuan dan persetujuan dari teman sebayanya.


4. Ketidakpastian tentang diri Anda, Masa perubahan fisik dan emosional pada masa remaja dapat mengarahkan mereka untuk mencari role model atau panutan yang dianggap memiliki segala yang diinginkannya.


Efek negatif dari sindrom bintang:


1. Semangat yang buruk, Mengukur standar selebriti yang tidak realistis dapat menyebabkan perasaan cemas, depresi, dan rendah diri.


2. Tindakan berbahaya, Remaja mungkin membuat keputusan berisiko atau terlibat dalam perilaku tidak sehat dalam upaya mendekati citra yang mereka kagumi.


3. Kurangnya keaslian, Fokus berlebihan pada citra selebriti dapat menghambat perkembangan identitas pribadi yang sehat.

Mengatasi sindrom bintang:


1. Komunikasi terbuka, Orang tua dan wali harus mendengarkan dengan seksama dan secara terbuka mendiskusikan perasaan anak mereka tentang gambar selebriti dan perbandingan sosial.


2. Pengetahuan media, Ajari remaja realitas di balik gambar selebritas dan montase media yang sering kali tidak muncul.


3. Teladan peran positif, Berikan contoh positif dari orang-orang nyata, seperti keluarga, teman atau tokoh masyarakat, yang menjunjung tinggi nilai-nilai sehat.


4. Prestasi pribadi, Bantu remaja mengembangkan minat dan bakat mereka sendiri, memungkinkan mereka mencapai prestasi dan penghargaan tanpa bergantung pada peniruan selebriti.


5. Seimbangkan penggunaan media, Dorong remaja untuk menghabiskan waktu di dunia nyata dan virtual, kurangi paparan berlebihan terhadap gambar selebritas.


Sindrom bintang remaja adalah fenomena yang membutuhkan perhatian dan dukungan. Dengan pendekatan yang tepat, orang tua, wali, dan pemangku kepentingan lainnya dapat membantu remaja mengatasi tekanan untuk meniru selebritas dan membantu mereka mencapai keadaan pikiran dan identitas pribadi yang kuat.canva.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun