“ya baju badut, buat aku pakai. cucuku tak berhenti menangis dirumah karna dia ingin melihat badut”
akupun kebingungan dengan pernyataan sikakek yang aneh ini, lalu kutawari ke dia untuk mencari ke mall lain.
“gimana kalau kakek cari ke mall lain saja, atau kakek bisa cari di internet karena sekarang untuk membeli barang sangatlah gampang kek”
“internet? kau pikir aku lahir waktu zaman milenium apa? aku mana ngerti yang begituan, lagian ini mall yang terakir kukunjungi dari beberapa mall yang ada dikota ini”
Lalu aku semakin tak tau lagi mencari jalan keluar untuk masalah pria tua tersebut, Tersentak dengan tujuanku mencari pemeran utama aku menawari kakek itu main didalam sebuah film yang akan aku garap.
“kek, bagaiman kalau saya tawari kakek main di film saya, berperan sebagai badut”
“nah itu kau tau dimana mendapatkan baju badut”
“anu kek, saya paling memesan desainer untuk membuat baju tersebut, kebetulan saya punya kenalan seorang desainer dan laluu…..”
*lalu sikakek memotong pembicaraan saya*
“ah! sudahlah! saya tak tertarik dengan filmmu, ternyata semua badut-badut ini sama. tak pandai untuk membohongi seorang pria tua.”
lalu sikakek pergi menuju eskalator, aku terdiam melihat pria tua tersebut dan lalu aku memandang ke sekitar ternyata orang-orang yang berada didalam mall berubah memakai baju badut tersebut.