Mohon tunggu...
Topan Dewa Gugat
Topan Dewa Gugat Mohon Tunggu... filmmaker magang -

Baru belajar nulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fatamorgana

4 Maret 2016   20:31 Diperbarui: 4 Maret 2016   20:57 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu sore yang berwarna orange matang. Caroline, perempuan yang waktu itu menjadi kekasihnya Ciko mengajak Ciko untuk bertemu di taman kota yang biasa mereka singgahi. Ciko datang ke taman itu dan melihat Caroline telah menunggunya untuk datang. Ciko melihat Caroline memakai gaun yang paling ia sukai pada sore itu. Lalu Ciko datang menghampirinya dan  memeluknya sambil mencium keningnya, Carolione mempersilahkan Ciko  untuk duduk disampingnya. Tak tau kenapa Caroline lebih cantik dari hari-hari sebelumnya, kali ini ia memakai lipstik merah jambu yang membuat ciko merasa terkesima melihat Caroline pada hari itu.

“kau tampak cantik hari ini, ada apa?”

Caroline hanya tersenyum malu mendengar pujian yang dilontarkan Ciko kepada dirinya.

“aku sangat bahagia ketika kau ajak aku ketempat paling indah di kota ini”

Ciko terheran dan sedikit bingung dengan ucapan Caroline 

“maksudmu tempat ini??”

“bukan , bukit Holsvi , tempat yang kau perlihatkan kepadaku kemarin sore”

Ciko semakin heran dan semakin bingung dengan ucapanya Caroline, mengingat ia kemarin tidak bersama Caroline.

“aku semakin tak mengerti yang kau ucapkan, bukannya kita tidak bertemu?”

“aku tidak salah kok, kau ajak aku ke bukit Holsvi. Aku masih mengingat momen itu, ketika kau peluk aku dari belakang sambil memandangi pemandangan kota ini dari bukit itu dan kau bilang kau akan menungguku disana pada pukul 5 sore ini.

Ciko semakin berdebar dan merasa cemas dengan apa yang diucapkan oleh Caroline, Ciko semakin tak tau apa yang ingin ia ucapkan. Terlihat keringat dingin dari keningnya, tiba-tiba Caroline menggengam tangan Ciko dan menarik Ciko dari tempat duduknya.

"mau kemana kita?”

“bukit Holsvi, supaya kau percaya dengan ucapanku”

 

Caroline dan Ciko berjalan dengan tergesa-gesa, mereka melewati hutan-hutan, rawa dan sungai kecil untuk menuju ke bukit Holsvi itu.

“sebentar lagi kita sampai”

Ciko masih terheran dengan perlakuan perempuannya itu, lalu mereka sampai dibukit Holsvi dan Caroline menunjuk ke arah satu pohon besar diatas perbukitan itu.

“disanalah kau janji menungguku”

Caroline mengajak Ciko untuk mendekat ke pohon besar itu dan Caroline menyuruh Ciko untuk melihat apa yang ada dibalik pohon itu. Dada Ciko semakin berdebar kencang, yang ia bayangkan ketika ia melihat sosok Ciko yang lain seperti diucapkan oleh perempuannya itu. Dan Ciko melihat apa yang ada dibalik pohon besar itu, lalu ternyata Ciko benar-benar melihat Ciko yang lain dalam bentuk lukisan yang bertulisan “HAPY BRITHDAY CIKO”, Ciko semakin kacau dan tak terkendali pada saat itu perasaanya, mengingat kemarin ia baru saja meniduri perempuan lain. 

 

Bandung 01-03-2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun