Mohon tunggu...
Bola Artikel Utama

Sally Giovany, Inspirasi Bisnis dari Wanita Cantik Asal Trusmi

6 Mei 2015   16:33 Diperbarui: 4 April 2017   18:28 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mengenalnya lewat sebuah talkshow bisnis di Yogyakarta dua minggu lalu. Sebenarnya tidak sempat berkenalan langsung, tapi saya terlanjur terkesima dengan kisah perjuangannya. Lantas saya mengikuti aktivitasnya melalui social media. Dan dia memberikan lampu hijau agar saya bisa bertanya-jawab lebih jauh via email. Parasnya ayu, bicaranya lantang cas-cis-cus ciri perempuan cerdas.

 

[caption id="attachment_415474" align="aligncenter" width="300" caption="@sallygiovany "][/caption]

Namanya Sally Giovany. Bersama suaminya, Ibnu Riyanto, mereka mengambil peran untuk melejitkan citra sentra batik Trusmi. Semua orang tahu Batik Trusmi. Who doesn’t? Sebuah desa di Cirebon, Jawa Barat yang kebanyakan masyarakatnya beraktivitas sebagai pembatik yang kini sudah terkenal hingga ke mancanegara.

Sally lahir dan besar dalam sebuah keluarga broken home. Orangtuanya bercerai ketika usianya enam tahun. Dia tinggal bersama ibu dan seorang adiknya. Sebelum didahului oleh matahari, ibu sally sudah terlebih dahulu pergi ke pasar untuk berbelanja. Ibunya membuka warung sembako untuk membiaya hidupnya beserta kedua anaknya. Masa kecil yang penuh keprihatinan. Tapi perempuan kelahiran 25 September 1988 itu berkeyakinan kuat untuk dapat memperbaiki nasibnya kelak.

Lulus SMA dia memilih untuk bertanggungjawab pada hidupnya sendiri. Dia sadar bahwa adiknya masih butuh biaya untuk sekolah. Meski berat, dia harus menerima kenyataan bahwa dirinya tidak bisa melanjutkan pendidikannya hingga bangku perguruan tinggi. Sally kemudian meminta izin orangtuanya untuk menikah. Orangtua mana yang rela anaknya hidup susah? Tapi Sally berkeyakinan bahwa dengan menikah hidupnya akan jauh lebih baik.

Lelaki yang menikahinya pun bukan juragan. Ibnu Riyanto bukan pejabat. Bukan pula anak tunggal yang tinggal menunggu warisan. Usia lelaki itu pun sama dengan Sally. Tujuh belas tahun dan telah berpikir tentang masa depan gemilang. Dua orang anak yang begitu berani mengambil keputusan besar untuk masa depannya. Akibatnya, mereka tidak sedikit menerima cibiran meremehkan dari orang-orang sekitar yang justru makin menguatkan keyakinannya.

 

[caption id="attachment_415483" align="aligncenter" width="300" caption="pesonabatik.co.id Sally Giovany bersama sang suami"]

14309046641393490568
14309046641393490568
[/caption]

 

Bermodalkan uang dari amplop resepsi pernikahan, Sally dan suami berinisiatif menjual kain putih polos. Kain itu kelak yang dilukis oleh para pembatik. Keuntungan yang didapatnya hanya Rp. 8.000 perlembar kain. Belum lagi resiko kain tidak laku dan kerusakan kain yang harus ditanggung membuat mereka berpikir ulang.

Akhirnya mereka memulai usaha dengan berjualan batik khas Cirebon, atau batik Trusmi. Saat pertama kali berjualan, mereka keliling ke pasar-pasar. Bermodalkan uang yang tersisa, mereka mencoba berjualan di Pasar Tanah Abang Jakarta. Beruntung ada mobil saudaranya yang bisa dipinjam. Sekali-dua kali dagangan mereka tidak laku sama sekali. Hingga Sally belajar dan bertanya kesana-kemari mengenai model seperti apa yang laku keras ketika itu. Hingga 2011, mereka akhirnya punya tiga buah toko.

Untung yang mulai menanjak tidak lantas memuaskan Sally dan Ibnu. Mereka menggunakannya sebagai modal untuk pengembangan usaha lagi. Berbagai cobaan juga datang silih berganti. Ditolak berkali-kali ketika ingin membeli sebuah pabrik bekas di desanya juga tidak menyurutkan semangatnya. Hingga akhirnya mereka mampu membeli pabrik dan segala perlengkapannya itu dengan mengagunkan rumah orangtua, rumah pribadi, hingga kendaraannya. Pabrik yang diincarnya itu penuh dengan mitos. Berganti-ganti usaha mulai dari pabrik kain, ban, hingga mebel. Pemiliknya seorang Chinese asal Singapura yang kini membuka usaha di Purwakarta.

“Usaha itu harus berani melawan mitos. Mitos tahayul, mitos kalo anak broken home dan orang miskin nggak bisa sukses...,” kata Sally menggebu.

 

[caption id="attachment_415477" align="aligncenter" width="300" caption="@ibnutrusmigroup Pesona Batik Trusmi di Mall Ciputra Surabaya"]

143090375145072102
143090375145072102
[/caption]

Sally pernah berada dalam kondisi paling palung dalam hidupnya. Ketika itu dia ditipu orang. Usahanya nyaris bangkrut. Dia meronta, dia menghakimi Tuhan. Tuhan yang dianggapnya tidak menghargai usaha hambanya yang telah berjuang hingga kaki di kepala dan kepala di kaki. Perempuan itu marah kepada Tuhan.

Hingga kemudian hidayah datang. Hidayah yang membuatnya sadar bahwa hidupnya tidak cukup seimbang. Bersama sang suami yang senantiasa saling menguatkan, mereka bangkit kembali dengan memberi. Ya, selama ini mereka kurang menyadari pentingnya memberi. Nikmatnya berbagi.

Akhirnya sally menikmati kehidupan baru dan kedekatannya dengan Tuhan. Ibadahnya bukan lagi semata tuntutan kewajiban. Ibadah adalah sebuah kebutuhan. Ada sensasi adiktif yang membuat Sally dan Ibnu kian giat bekerja dan beribadah.

Mereka kemudian mendirikan Yayasan Rizky Berlimpah Berkah. Yayasan yang membantu pengobatan penyakit bagi orang-orang kurang beruntung. Pendanaan aktivitas yayasan itu dari rezeki orang-orang yang sudah Tuhan titipkan lewat kerja kerasnya. Hingga aktivitasnya semakin meningkat, bantuan pun berdatangan dengan sendirinya. Tidak sedikit orang yang menitipkan sedekah, infaq, dan zakat lewat yayasannya. Mereka kini juga telah mendirikan delapan rumah tahfidz yang melahirkan penghafal-penghafal Al-Quran.

 

[caption id="attachment_415469" align="aligncenter" width="300" caption="@sallygiovany Bersama santri dan pengurus Rumah Tahfidz"]

14309016681983497237
14309016681983497237
[/caption]

Ibu dua orang anak ini tidak lantas terlena dan meninggalkan anak begitu saja di sela aktivitasnya yang padat. “Jika situasi dan kondisi mendukung, saya selalu ajak anak-anak untuk datang ke acara yang positif. Misalnya pameran, seminar, training, dan pengajian. Mereka ikut belajar dan mengerti apa yang orangtuanya lakukan,” papar perempuan dua puluh enam tahun itu.

 

[caption id="attachment_415468" align="aligncenter" width="300" caption=" @sallygiovany Berbicara di Aston Bandung ditemani buah hatinya"]

1430901579664903446
1430901579664903446
[/caption]

Berawal dari hanya menjual kain putih untuk bahan batik, kini usahanya telah menjelma menjadi Pusat Grosir Batik dan menjadi online shop batik terlengkap dengan nama ebatikTrusmi.com. Rencananya, tahun ini trusmi akan berekspansi ke beberapa kota besar di Indonesia. Dan untuk tahun 2016, mereka tengah bersiap-siap untuk membuka outlet di beberapa negara. Kata Sally, bangsa kita cenderung lebih bangga dengan produk lokal apabila produk itu sudah diakui di luar negeri. Beberapa penghargaan yang diraih oleh Sally, diantaranya:

  • Indonesian Creative Award, untuk kategori The Best Design and Quality Product of The Year
  • Certificate of Achievement TOP 50 Leader of The Year 2013 untuk kategori Top Quality Product Excellent
  • Rekor MURI 2013 dan 2014 pemilik toko dan pusat grosir termuda,
  • Penghargaan Koperasi dan UKM Festival 2013
  • Eksekutif Berprestasi Indonesia 2013 oleh  Forum Peduli Prestasi Bangsa (FPBB)

Sebuah pencapaian luar biasa di tangan seorang perempuan lulusan SMA. Saat ini Sally mempekerjakan lebih dari sekitar seribu karyawan dan lima ratus pengrajin batik. Ribuan pengunjung tiap hari tak pernah sepi dari gerainya. Seiring dengan berkembangnya Kota Cirebon sebagai tujuan wisata, usahanya juga berkembang sangat pesat.

Kita semua tahu, untuk menjadi maju kita perlu menjadi yang pertama atau berbeda. Tapi Sally lebih memilih untuk selalu menyediakan produk dengan kualitas tinggi. Harga yang sedikit lebih mahal tak jadi soal daripada murah dan tak berkualitas.

 

[caption id="attachment_415467" align="aligncenter" width="300" caption=" @sallygiovany"]

14309014522106507598
14309014522106507598
[/caption]

Kesuksesan Sally tak lepas dari kedermawanannya. Baginya memberi kepada banyak orang tidak akan merugikan justru mendatangkan banyak manfaat. Menurut Sally, sedekah itu menyehatkan, memperpanjang umur, dan memperbaiki kehidupan. Sedekah itu mendatangkan berkah dan rezeki yang berkali-kali lipat dari arah yang tidak disangka-sangka.

“Sedekah itu bukan cuma sedekah harta, tapi juga sedekah waktu. Caranya gimana? Dengan kita menjalankan sunnah-sunnah. Sholat dhuha, sholat tahajjud, sholat tasbih, baca Qur’an, datang ke pengajian, dan lain-lain,” tandasnya.

Dirinya saat ini tidak perlu mengeluarkan banyak biaya iklan. Berbagai media dengan sukarela mempromosikan usahanya. Tapi untuk mencapai semua itu melalui proses yang tidak singkat. Bangun dari keterpurukan demi kehidupan yang jauh lebih baik dengan kebermanfaatan bagi orang banyak. Sally menikmati proses itu dan kini dia tinggal menikmati hasilnya. Bagaimana dengan anda?

 

 

Foto-foto diambil dari:

akun instagram @sallygiovany dan @ibnutrusmigroup

pesonabatik.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun