Formula One (F1) merupakan kasta tertinggi balap mobil kursi tunggal yang dikelola oleh Formula One Management (FOM) dan Fdration Internationale de l'Automobile (FIA). Karena turut dikelola oleh FIA, maka F1 secara resmi dikenal sebagai FIA Formula One World Championship. FOM dimiliki oleh Liberty Media, perusahaan media yang berbasis di Amerika Serikat, yang sekaligus memegang hak komersial olahraga tersebut.Â
Pada 1950, F1 didirikan sebagai kejuaraan dunia balap mobil, dengan balapan perdana diadakan di Sirkuit Silverstone, Inggris Raya. Sirkuit Silverstone menjadi tempat balapan pertama pada tanggal 13 Mei tahun tersebut (F1 2023). Seiring berjalannya waktu, F1 melakukan berbagai perubahan regulasi. Perubahan ini dapat dikaji secara filsafat ilmu, khususnya melalui cabang epistemologi.
Sebelumnya, perlu diketahui makna dari epistemologi itu sendiri. Dikutip dari Adib (2010), epistemologi berasal dari kata episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan, logos berarti ilmu. Jadi, epistemologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang pengetahuan dan cara memperolehnya.Â
Epistemologi juga dikenal sebagai teori pengetahuan. Secara sederhana, epistemologi mengkaji bagaimana kita memperoleh pengetahuan, apa esensi dari pengetahuan, dan dari mana pengetahuan tersebut berasal. Dengan kata lain, epistemologi fokus pada cara, teknik, dan prosedur yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan dan keilmuan.
Pada F1 sendiri telah terjadi banyak peristiwa yang mengakibatkan perubahan regulasi. Perubahan yang paling terlihat dari ajang balap F1 ini terletak pada perangkat keselamatannya. Perangkat keselamatan F1 terus berkembang bersamaan dengan berkembangnya performa mobil. Perkembangan keselamatan ini didasari oleh adanya peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan 52 pembalap tewas sejak dimulainya kompetisi. Sebagian besar kecelakaan tersebut terjadi di antara tahun 1950 hingga 1970 (Formulapedia 2022).Â
Dilansir dari Motorsport.com (2022), terdapat berbagai macam perangkat keselamatan pada F1 itu sendiri. Pertama, perangkat keselamatan yang dipakai oleh pembalap itu sendiri, seperti helm, baju balap tahan api, Head and Neck Support (HANS), sarung tangan biometrik, dan sarung tangan tahan api. Kedua, perangkat yang terdapat di dalam mobil balap, seperti survival cell atau monocoque, alat pemadam api ringan, dan HALO. Ketiga, perangkat yang berada di luar mobil, seperti kehadiran marshal atau petugas lintasan dan dinding pembatas.
Perangkat keselamatan yang sempat menjadi kontroversi di kalangan pembalap maupun penggemar F1 adalah perangkat HALO. HALO adalah sebuah perangkat keselamatan yang dipasang di bagian atas kokpit mobil balap F1. Perangkat ini memiliki bentuk seperti "tali sandal jepit" dan terbuat dari bahan titanium dengan berat sekitar 9 kg dan HALO dihubungkan dengan rangka mobil dalam tiga titik.Â
Ide awalnya HALO difungsikan untuk melindungi kepala pembalap, yang menjadi penyebab kematian paling umum dalam kecelakaan mobil balap. Selain itu, perangkat ini juga berfungsi sebagai pelindung saat ada benda-benda yang terlempar ke arah pembalap, seperti ban yang lepas dari mobil yang mengalami kecelakaan di depannya (Mobilina News 2020).
Jika dikaji secara epistemologi, cara yang dilakukan FIA untuk meningkatkan keselamatan pembalap F1 saat ini adalah dengan mengkaji apa yang menjadi penyebab meninggalnya pembalap-pembalap terdahulu. Sekilas memang terlihat ironis. Namun, langkah FIA untuk mengkaji hal tersebut tidaklah salah. Peningkatan keselamatan tersebut jika dilihat dari sudut pandang penyelenggara bertujuan untuk mempertahankan eksistensi F1 itu sendiri.Â
Jika dilihat dari sudut pandang lain, terdapat talenta-talenta muda dalam dunia balap mobil yang memiliki impian untuk menjadi salah satu pembalap F1. FIA selaku pengelola balapan sudah sewajarnya untuk menjamin keselamatan pembalap-pembalap F1 di era modern ini. Jadi, langkah FIA untuk melakukan kajian terhadap peristiwa kelam di masa lalu memang sudah sangat tepat.
Dalam proses penelitian dan pengembangan perangkat keselamatan pada F1, khususnya perangkat HALO, FIA tidak secara langsung mewajibkan tim untuk memasang perangkat HALO pada mobilnya. Desain awal perangkat HALO diperkenalkan pada musim 2016. Namun, sayangnya banyak pembalap yang menolak penggunaan perangkat tersebut karena dianggap berbahaya dan merusak tampilan estetika mobil (Okezone 2017). Karena banyaknya pembalap yang tidak setuju dengan adanya perangkat HALO, maka FIA memperkenalkan perangkat baru yang disebut dengan shield atau aeroscreen pada musim 2017. Namun, menurut pembalap asal Jerman, Sebastian Vettel, perangkat tersebut dinilai mengganggu pandangan dan keseimbangan mobil (Otojatim 2017). Hingga pada akhirnya, setelah melalui berbagai macam pertimbangan, akhirnya HALO kembali diterapkan sebagai perangkat wajib di mobil balap F1 sejak tahun 2018 (Mobilina News 2020).
Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa kesadaran literasi memang sangat diperlukan, khususnya di era modern ini. Kesadaran literasi tidak hanya diperlukan oleh individu. Namun, kesadaran literasi  juga diperlukan dalam berorganisasi. Dapat kita ambil contoh dari pembahasan di atas. FIA selaku pihak pengelola F1 memaksimalkan kemampuannya untuk menerapkan perangkat-perangkat keselamatan dalam penyelenggaraan F1. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan pembalap dalam kompetisi F1 itu sendiri, sehingga peristiwa kelam di masa lalu tidak terulang kembali.Â
Upaya FIA dalam mendapatkan pengetahuan mengenai keselamatan dalam kompetisi F1 sedengan cabang filsafat ilmu epistemologi. Dimulai dari bagaimana upaya memperoleh pengetahuan, apa esensi dari pengetahuan, dan dari mana pengetahuan tersebut berasal. Hal ini juga sejalan dengan karakteristik pemikiran filsafat, yakni pemikiran yang kontinu atau berkelanjutan.
Referensi:
Adib, Mohammad, 2010. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
F1, 2023. "Drivers, teams, cars, circuits and more -- Everything you need to know about Formula 1" [online]. Tersedia dalam https://www.formula1.com/en/latest/article.drivers-teams-cars-circuits-and-more-everything-you-need-to-know-about.7iQfL3Rivf1comzdqV5jwc.html (diakses pada 4 Juni 2023).
Formulapedia, 2022. "How many F1 drivers have died? (All deaths in Formula 1)" [online]. Tersedia dalam https://formulapedia.com/deaths-in-f1/ (diakses pada 4 Juni 2023).
Mobilina News, 2020. "F1 2020: Apa Itu HALO? Dulu Dicaci, Kini Disyukuri Driver F1" [online]. Tersedia dalam https://www.mobilinanews.com/artikel/33173/F1-2020-Apa-Itu-HALO-Dulu-Dicaci-Kini-Disyukuri-Driver-F1/ (diakses pada 4 Juni 2023).
Motorsport.com, 2022. "Melihat Sejarah Peningkatan Perangkat Keamanan F1" [online]. Tersedia dalam https://id.motorsport.com/f1/news/melihat-sejarah-peningkatan-perangkat-keamanan-f1/10317379/ (diakses pada 4 Juni 2023).
Okezone, 2017. "Tolak Penggunaan Halo, FIA Akan Perkenalkan 'Shield' di GP Silverstone" [online]. Tersedia dalam https://sports.okezone.com/read/2017/06/15/37/1716705/tolak-penggunaan-halo-fia-akan-perkenalkan-shield-di-gp-silverstone (diakses pada 4 Juni 2023).
Otojatim, 2017. "F1 Perkenalkan Pelindung Shield di GP Inggris." [online]. Tersedia dalam https://www.otojatim.com/2017/07/f1-perkenalkan-pelindung-shield-di-gp.html (diakses pada 4 Juni 2023).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H