Kepercayaan mengenai animisme dan dinamisme masih sangat kental dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Animisme merupakan kepercayaan terhadap setiap benda, alam, sampai makhluk hidup memiliki roh atau kekuatan spiritual. Sementara dinamisme adalah anggapan bahwa benda atau fenomena alam memiliki kekuatan tertentu yang dapat memengaruhi kehidupan manusia. Kedua kepercayaan tersebut telah menjadi bagian integral dari identitas dan kebudayaan lokal yang sampai saat ini hidup ditengah masyarakat. Hasil dari kehidupan tersebut juga menghasilkan dampak berupa lahirnya logika mistik yang mempengaruhi pola pikir masyarakat Indonesia.
Contoh masih maraknya logika mistika di masyarakat Indonesia ditandai dengan berbagai kepercayaan terhadap fenomena seperti babi ngepet. Fenomena babi ngepet muncul dari cerita rakyat yang selalu dipaparkan dari generasi ke generasi. Babi ngepet merupakan perwujudan dari seseorang menjadi babi dengan tujuan mencuri uang atau harta secara gaib. Untuk melakukan perubahan harus dikaitkan dengan ilmu hitam atau kekuatan mistis. Pemaparan atas babi ngepet tersebut terdengar sangat tidak rasional namun nyatanya masih banyak masyarakat yang mempercayainya.
Kasus babi ngepet yang cukup menarik perhatian masyarakat Indonesia bahkan sampai diliput berbagai media terjadi di Depok. Saking viralnya kasus tersebut membuat polisi turun tangan dan menetapkan seseorang tersangka. Mengejutkan lagi kasus babi ngepet yang terjadi melahirkan kasus lainnya seperti yang dilakukan oleh seseorang perempuan dengan menuding tetangganya. Semua rangkaian dari kasus babi ngepet akibat logika mistika menimbulkan kerugian bagi masyarakat dalam skala ringan sampai berat. Untuk skala ringan masyarakat sekitar menjadi terhambat dalam melakukan kegiatan sehari-hari karena banyak pihak luar yang datang melihat secara langsung atas kasus babi ngepet. Sedangkan skala berat berupa masyarakat di lingkungan sekitar menjadi saling curiga satu sama lain yang akhirnya mengikis keharmonisan sejak lama terjalin.
Padahal Indonesia digadang-gadang menjadi salah satu negara superpower dengan label Indonesia Emas 2045 yang maju dalam berbagai bidang. Namun adanya logika mistika yang berkembang subur di masyarakat menjadi tantangan besar merealisasikan mimpi tersebut. Kepercayaan akan logika mistika seperti babi ngepet mampu melibas berbagai hal yang berbasis ilmiah dan logis. Padahal kedua basis tersebut menjadi pondasi dalam meraih pendidikan dan pengetahuan bagi stuktur kolom dan balok bagi Indonesia Emas 2045. Namun karena basis tersebut terhalang oleh logika mistika yang menggerogoti pola pikir masyarakat berdampak semakin menjauhnya akan hal-hal berbasis fakta dan ilmu pengetahuan.
Untuk membebaskan dari belenggu logika mistika yang membatasi perkembangan pemikiran rasional dibutuhkan peran aktif para pemuda Malaka yang digerakan oleh generasi Milenial dan seterusnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari Sensus Penduduk 2020 memaparkan bahwa generasi Milenial yang lahir tahun 1981 hingga 1997 berjumlah 69,38 juta jiwa atau 25,98% dari total penduduk. Sementara untuk generasi Z yang lahir tahun 1997 hingga 2012 berjumlah 74,93 juta jiwa atau 27,94%. Dilihat secara proposi jumlah penduduk kedua generasi tersebut mendominasi di Indonesia. Selain itu kedua generasi tersebut sudah sangat familiar dengan hal-hal yang berkaitan dengan digitalisasi. Adanya dua kekuatan yang dimiliki kedua generasi mampu membebaskan belenggu mistika yang ada di masyarakat melalui jalur digitalisasi.
Contoh nyata dilakukan oleh seorang pemuda bernama Ferry Irawandi, yang dikenal masyarakat sebagai konten kreator. Beberapa waktu lalu tokoh tersebut melakukan sebuah gebrakan yang melibatkan logika mistika di Indonesia. Melalui akun media sosialnya tokoh tersebut menantang para dukun untuk mengirimkan santet kepada dirinya. Didalam tantangan tersebut jika benar-benar berhasil dilakukan tentunya akan mendapatkan hadiah berupa satu unit mobil Alphard.
Saat tantangan tersebut dilemparkan kepada masyarakat melalui sosial media sudah pasti akan mendapatkan berbagai reaksi. Dari sekian banyak respon pertama berupa mempertanyakan atas motif di balik tantangan yang dilakukan oleh Ferry apakah semata-mata hanya untuk kebutuhan konten atau ada tujuan lainnya. Setelah itu banyak pihak lainnya dari masyarakat yang mengingatkan tentang bahaya sampai konsekuensi yang timbul dari menantang dukun. Hal tersebut karena di masyarakat Indonesia tokoh berlabel dukun cukup disegani. Tetapi jika ditinjau dari pihak dukun adanya tantangan yang dilakukan secara gamblang tersebut menjadi ajang pembuktian yang akhirnya banyak yang menerima tantangan tersebut. Untuk melihat kelanjutan dari tantangan tersebut dapat melihat video dibawah ini:
Kegiatan yang dilakukan oleh Ferry menantang dukun tersebut cukup memberikan dampak. Salah satu contoh dampak tersebut dirasakan oleh netizen yang merupakan korban logika mistika. Hal tersebut karena salah satu keluarga dari netizen tersebut merasa korban santet. Untuk dapat membuktikan bahwa penyakit non-medis tersebut ada dengan membawa ke rumah sakit. Betapa terkejutnya dari hasil pemeriksaan rumah sakit tersebut ternyata salah satu keluarganya tersebut mengidap penyakit kanker.
Di Indonesia sendiri permasalahan yang ada di masyarakat tidak hanya berputar pada logika mistika semata tetapi masih banyak lainnya. Dari sekian banyak permasalahan tersebut mengenai digitalisasi, literasi keuangan, dan kesadaran disabilitas. Permasalahan tersebut melatarbelakangi pemuda Desa Malaka untuk lebih inovatif dan produktif dengan menghadirkan sebuah kegiatan "Pemuda Malaka Berdaya Digital". Pada acara tersebut merupakan "Pilot Project" yang merupakan Tim Fasil Dayan Gunung Berdaya dengan basis di kabupaten Lombok Utara. Walaupun tim Fasil Lombok baru saja lulus dari rangkaian training dari Program Digitas Acces Program 2024 yang diselenggarakan oleh Berdaya Bareng.