Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggali Potensi Pemuda untuk Perayaan Kemerdekaan yang Lebih Berarti

29 Agustus 2024   15:25 Diperbarui: 29 Agustus 2024   15:59 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga setiap bulan Agustus yang jatuh pada tanggal 17 maka seluruh masyarakat Indonesia akan selalu merayakan kemerdekaan sebagai bagian yang tidak terpisahkan.

Di beberapa tahun kebelakang rasa kegembiraan sampai rasa syukur atas kemerdekaan yang diperoleh dengan susah payah tampaknya cukup ternodai oleh praktik yang tidak sesuai dengan nilai perjuangan. 

Secara spesifik bentuk dari praktik berupa aksi minta-minta sumbangan untuk menggelar acara kemerdekaan. Padahal seharusnya momen perayaan kemerdekaan merupakan refleksi akan pengorbanan para pahlawan. 

Tetapi secara kenyataan di kehidupan sehari-hari masyarakat malah mencerminkan kemerosotan. Padahal seharusnya kemerdekaan dipenuhi oleh usaha kolektif yang membangun dan memajukan bangsa bukan hanya sekedar mengandalkan bantuan dalam perayaan yang seharusnya menjadi cermin dari kemajuan dan keberhasilan.

Kini praktik meminta sumbangan untuk acara kemerdekaan telah bertransformasi menjadi pemandangan yang umum saat memasuki hari-hari dekat kemerdekaan. Biasanya pihak yang terlibat merupakan para pemuda setempat yang menyiapkan bangku di pinggir jalan dengan memasang tulisan yang mengandung makna HUT RI untuk menarik perhatian. 

Beberapa pemuda akan memegang kardus kosong, jaring ikat, atau hal lainnya untuk menampung uang dari pengguna jalan yang lewat. Supaya perayaan lebih meriah terkadang ditambahkan beberapa ornamen. 

Contohnya berupa penggunaan musik keras sampai tiang bambu berwarna merah putih untuk memeriahkan. Walaupun jika dilihat secara kasat mata acara sumbangan tersebut telah menjadi bagian dari perayaan namun dibaliknya terdapat pergeseran dari esensi kemerdekaan yang seharusnya dirayakan dengan refleksi dan usaha kolektif bukan hanya dengan mengandalkan sumbangan semata.

Jika harus dipaparkan mengenai alasan utama di balik terjadinya permintaan sumbangan berupa biaya yang besar tidak tercukup untuk acara kemerdekaan. Dalam memenuhi biaya yang kurang tersebut solusi praktis yang dapat dilakukan berupa meminta sumbangan. 

Melalui cara tersebut pemuda sebagai panitia acara kemerdekaan berharap mampu mengatasi masalah finansial agar menyukseskan acara kemerdekaan yang dilaksanakan. 

Padahal jika dianalisis lebih dalam solusi yang dilakukan walaupun mampu memenuhi kebutuhan atas dana yang kurang tetapi mengurangi esensi atas perjuangan para pemuda dahulu yang berjuang.

Padahal jika harus membandingkan dengan yang dilakukan para pemuda dahulu dalam merealisasikan kemerdekaan jauh lebih berat dan resiko atas nyawanya. Berdasarkan pelajaran sejarah yang diajarkan sejak sekolah dasar dipaparkan para perjuangan kemerdekaan menggunakan hanya bermodal bambu runci untuk melawan mesin tempur canggih yang dimiliki oleh penjajah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun