Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Potensi Sastra Horor dan Memupuk Pemikiran Kritis Melalui Forum Diskusi

6 Agustus 2024   15:57 Diperbarui: 6 Agustus 2024   15:59 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Indonesia memiliki kebiasaan berbincang-bincang dengan orang lain bisa diibaratkan sebagai dua sisi dari mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut dapat tercermin sangat jelas dari dua lokasi khas yang hanya ada di Indonesia berupa warung kopi dan teras rumah. 

Kedua lokasi tersebut memiliki fungsi yang sama sebagai tempat berkumpul. Walaupun demikian untuk lokasi berupa warung kopi umumnya menjadi tempat berkumpul bagi pria sementara teras rumah sering digunakan oleh para perempuan. Meskipun terdapat perbedaan dalam siapa yang biasanya berkumpul di masing-masing tempat tetapi keduanya memiliki kesamaan mendasar sebagai ruang sosial di mana interaksi dan komunikasi menjadi pusat aktivitas. Selain itu kedua tempat tersebut juga berperan dalam mempererat hubungan antarwarga dan membangun rasa kebersamaan dalam masyarakat sehari-hari.

Kebiasaan berbincang-bincang di warung kopi dan teras rumah tidak hanya mencerminkan kehidupan sosial yang kaya tetapi juga selaras dengan nilai Pancasila khususnya sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia." Interaksi yang terjadi di kedua tempat tersebut memungkinkan masyarakat Indonesia untuk mengembangkan dan memperkuat rasa kebersamaan serta solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan berbincang-bincang yang dilakukan dapat mencerminkan semangat gotong royong yang dibalut dengan saling menghargai yang merupakan inti dari sila ketiga. 

Berkumpul dan berkomunikasi secara aktif baik di warung kopi maupun di teras rumah tidak hanya mempererat hubungan antar individu tetapi juga memperkuat ikatan sosial yang mendasari persatuan dan kesatuan bangsa. Supaya perkumpulan antar individu tersebut lebih terarah biasanya masyarakat Indonesia melakukan pembentukan komunitas. Salah satu komunitas yang ada di Indonesia bernama Literasi Kompasiana.

Komunitas yang bernama Literasi Kompasiana merupakan wadah bagi anggotanya untuk berbagi dan berkolaborasi dalam bidang literasi. Melalui Literasi Kompasiana maka para anggota tidak hanya fokus pada berbagi cerita di balik karya dan proses kreatif tetapi juga dapat mengikuti berbagai pelatihan kepenulisan sastra serta berpartisipasi dalam pertemuan offline (luring). 

Kegiatan yang dilakukan dalam operasional Literasi Kompasiana tidak hanya memperluas wawasan dan keterampilan individu tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara anggotanya. Dengan demikian maka komunitas tersebut secara tidak langsung akan mampu menciptakan rasa persatuan dan kebersamaan yang lebih dalam.

Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan oleh Literasi Kompasiana adalah Forum Diskusi Meja Panjang dengan tema Sastra Horor. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dapur Sastra Jakarta (DSJ) bekerja sama dengan Literasi Kompasiana, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemprov DKI Jakarta, dan PDS HB Jassin. 

Forum yang dilaksanakan tidak hanya menyediakan platform bagi para penulis dan penggemar sastra horor untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan tetapi juga memperkuat sinergi antara berbagai pihak yang berkomitmen pada pengembangan literasi dan budaya. Kerja sama dalam merealisasikan forum tersebut mampu mendorong pertukaran ide dan pengalaman serta memperkaya kualitas sastra horor sambil memfasilitasi dialog konstruktif antara komunitas sastra dan lembaga kebudayaan. Akibatnya forum tersebut tidak hanya memperdalam pemahaman tentang sastra horor tetapi juga memperkuat ikatan antaranggota dalam komunitas tersebut.

Forum Diskusi Meja Panjang tentang Sastra Horor yang diselenggarakan pada hari Jumat yang jatuh pada tanggal 26 Juli 2024 pukul 14.00 WIB. Untuk lokasi dari kegiatan forum diskusi tersebut dilakukan pada Aula PDS HB Jassin, Lantai 4 Gedung Ali Sadikin, Komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.

Penjadwalan forum pada hari Jumat memungkinkan banyak orang untuk menghadiri acara tersebut dengan lebih santai karena sudah selesai dari aktivitas kerja dan menjelang akhir pekan. Lokasi acara juga sangat strategis dan mudah diakses karena didukung secara penuh berkat ketersediaan berbagai pilihan transportasi umum. Hal ini mempermudah mobilitas peserta dari berbagai penjuru kota untuk mencapai lokasi dengan mudah.

Sumber: https://temu.kompasiana.com/literasikompasiana
Sumber: https://temu.kompasiana.com/literasikompasiana

Dalam forum tersebut terdapat beberapa tokoh kunci yang memainkan peran yang sangat penting dalam menyukseskannya seperti Yon Bayu Wahyono. Yon Bayu Wahyono memiliki peran sebagai pembicara utama yang telah ahli dalam dunia sastra horor. Hal tersebut karena tokoh tersebut telah berkarir sebagai jurnalis serta menjabat Pemimpin Redaksi Majalah Misteri dan saat ini merupakan Pemimpin Redaksi Pojok TIM. 

Karya yang diciptakan telah tersebar di berbagai media ternama seperti The Jakarta Post, Suara Mereka, dan Tabloid Nova. Dengan beberapa karya tersebut telah membuktikan akan kedalaman dan luasnya pengalaman beliau dalam menggarap tema horor. Dengan rekam jejak yang mengesankan dan kontribusi signifikan dalam penulisan membuat Yon Bayu Wahyono dapat diakui sebagai seorang ahli terkemuka dalam membahas berbagai aspek sastra horor di forum tersebut.

Selain itu tokoh penting lainnya dalam forum tersebut bernama Ni Made Sri Andani. Ni Made Sri Andani merupakan dokter hewan yang juga dikenal sebagai penulis aktif di kalangan Kompasianer. Dengan latar belakang yang unik dan beragam membuat Ni Made telah menerbitkan buku-buku inspiratif termasuk 100 Cerita Inspiratif. Pengalaman luas yang dimiliki Ni Made Sri Andani memberikan perspektif yang segar dan beragam dalam diskusi forum tersebut. Sehingga akan mampu menjadikannya sebagai tambahan yang sangat berharga dalam pembahasan tema sastra horor yang dilakukan.

Forum tersebut juga akan menghadirkan tokoh lainnya bernama Sunu Wasono sebagai pembanding. Sunu Wasono adalah seorang penyair dan sastrawan berpengalaman serta mantan dosen Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia. Dengan latar belakang akademis dan keahlian sastranya membuat Sunu Wasono akan dapat memberikan sudut pandang yang mendalam dan kritis terhadap topik yang dibahas. Sedangkan untuk dapat memastikan forum berjalan terarah maka dibutuhkan moderator yang dipegang oleh Nanang R Supriyanti. Nanang R Supriyanti merupakan seorang penyair berpengalaman yang mampu membimbing forum dengan baik.

Pemaparan yang disampaikan oleh para tokoh dalam forum sangat mendalam namun disajikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Setiap tokoh mulai dari Yon Bayu Wahyono yang berwibawa, Ni Made Sri Andani yang penuh inspirasi, hingga Sunu Wasono yang sangat kritis mampu menyampaikan materi dengan gaya yang memikat dan komunikasi yang jelas. Moderator yang dipegang oleh Nanang R Supriyanti dilakukan dengan sangat baik agar memastikan setiap sesi berlangsung dengan lancar dan terstruktur tanpa hambatan. Pendekatan penuh semangat dan keahlian dari masing-masing pembicara memungkinkan peserta untuk menyerap informasi dengan baik. Gaya penyampaian yang mengalir dengan penuh antusiasme membuat forum yang dilakukan terasa seperti dialog yang hangat dan menyenangkan. Sehingga memastikan setiap peserta yang terlibat akan memperoleh wawasan berharga dari setiap sesi.

Lokasi forum juga sangat mendukung kelancaran acara karena menawarkan suasana yang nyaman dan kondusif. Ruangan yang luas dan teratur memberikan kenyamanan bagi peserta untuk duduk dan berdiskusi dengan tenang. Selain itu lokasi tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas memadai yang mendukung interaksi yang efektif. 

Apalagi lokasi forum terletak di pusat kota Jakarta yang telah dilengkapi dengan moda transportasi memadai untuk berpergian ke berbagai penjuru wilayah memungkinkan setiap peserta untuk datang tanpa kendala. Dengan suasana yang nyaman dan fasilitas yang baik membuat forum yang diselenggarakan dapat berlangsung lancar dan tanpa hambatan di setiap sesi.

Tambahan/dokpri
Tambahan/dokpri

Forum yang dilakukan juga memiliki potensi besar untuk menyebarkan pemahaman yang lebih luas tentang genre horor dan mengubah pandangan lama yang sering kali melekat. Selama ini ketika berbicara mengenai horor sering kali dikaitkan dengan hal-hal yang menakutkan atau mistis. Bahkan dibeberapa tahun belakang horor selalu dikatikan dengan unsur-unsur seksual. Pandangan yang ada di masyarakat menciptakan stigma yang kurang baik. Maka melalui forum yang dibuat akan mampu terjalin diskusi yang mendalam antara para peserta. 

Diskusi tersebut memungkinkan terjadi eksplorasi sambil mengedukasi diri mengenai seluk-beluk genre horor. Melalui pendekatan yang luas dan mendalam membuat forum tersebut bertujuan untuk mengembangkan genre horor menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar tema yang menekankan pada ketakutan tetapi membuka kemungkinan untuk eksplorasi yang lebih beragam dan bermakna.

Dengan mengangkat berbagai topik penting dan memberikan ruang bagi pembahasan yang kritis membuat forum tersebut bertujuan untuk menunjukkan bahwa genre horor tidak hanya menawarkan sensasi dan ketakutan semata. Tetapi melalui forum tersebut akan memberikan kesempatan untuk memperkenalkan konsep baru dalam penulisan dan pembacaan sastra horor yang tidak hanya menghindari eksplorasi seksualitas atau ketakutan semata tetapi juga lebih mendalami aspek psikologis dan sosial. Selain itu melalui forum tersebut memiliki tujuan lainnya berupa menggeser fokus dari stereotip lama dan menunjukkan bahwa horor dapat digunakan untuk menyajikan narasi yang lebih kompleks dan beragam. Sehingga diharapakan sastra genre horor dapat dipahami lebih dalam dan dihargai sebagai medium yang kaya akan potensi artistik dan tematik.

Menurut penulis forum tersebut juga bukan hanya menjadi ajang diskusi melainkan sebuah langkah signifikan dalam memajukan pemahaman dan apresiasi terhadap sastra horor. Dengan mengedepankan berbagai topik yang dikupas secara dalam dan fasilitas dialog yang kondusif membuat forum tersebut berhasil membuka wawasan mengenai potensi genre dari sastra horor. Kini setelah pulang dari forum tersebut diharapkan para peserta kini melihat sastra horor bukan sekedar sebagai sumber ketakutan semata tetapi sebagai medium yang mampu mengeksplorasi tema-tema psikologis dan sosial dengan kedalaman dan kompleksitas yang lebih besar dan kompleks.

Kini penulis sangat menantikan kegiatan forum lainnya yang akan diselenggarakan oleh Literasi Kompasiana. Setiap forum yang digelar tidak hanya menawarkan kesempatan untuk memperdalam pengetahuan tetapi juga memicu pemikiran kritis di kalangan peserta. Dengan kualitas diskusi yang mendalam dan tema yang diangkat sangat menggugah memnbuat setiap forum-forum yang akan datang diharapkan dapat menjadi platform bagi peserta untuk mengeksplorasi ide-ide baru dengan perspektif yang lebih luas. 

Melalui berbagai forum yang dilaksanakan oleh Literasi Kompasiana sangat besar kemungkinan untuk memotivasi dan menginspirasi banyak individu. Pada akhirnya dari semua forum yang dilaksanakan dapat menjadi wadah yang sangat berharga dalam pengembangan sastra dan pemikiran kritis di masyarakat Indonesia. Sastra Horor. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun