Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kristina Emeralda Cici dan Tantangan Transisi Indonesia

20 Juni 2024   21:42 Diperbarui: 20 Juni 2024   22:21 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/10/konsumsi-listrik-nasional-terus-meningkat

Indonesia merupakan sebuah negara yang wilayahnya berbentuk kepulauan. Jumlah pulau jika harus dihitung kurang lebih ada sekitar 17.000 pulau. Dimana pulau-pulau tersebut menjadi salah satu tempat akan keberadaan dari keanekaragaman geografis yang sangat kaya. Pulau terbesar yang dimiliki oleh Indonesia dipegang oleh Kalimantan, Sumatera, Papua, dan Sulawesi. Dari berbagai macam pulau tersebut untuk kondisi kepadatan penduduk tertinggi dipegang oleh pulau Jawa. Konektivitas antarpulau di Indonesia hanya dapat mengandalkan jalur laut atau udara karena jalur darat hanya tersedia dalam batas kota di dalam pulau saja. Kondisi pulau yang terpisah-pisah tersebut menjadikan Indonesia mendapatkan tantangan unik untuk menjaga konektivitas antara wilayah Indonesia.

Berbicara mengenai tantangan besar yang dihadapi Indonesia cukuplah banyak salah satu hal lainnya seperti jumlah penduduk yang melimpah. Kondisi tersebut selaras akan data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik yang memaparkan jumlah penduduk Indonesia telah menyentuh angka 278,69 juta jiwa pada pertengahan 2023. Melihat angka tersebut jika dibandingkan pada pertengahan 2022 telah mengalami kenaikan 1,05% yang secara jumlah berada di angka 275,77 juta jiwa. Bahkan secara tren akan jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan sejak pertengahan 2015-2023.

Banyaknya jumlah penduduk bagi Indonesia membuat negara memiliki potensi besar dalam hal tenaga kerja yang melimpah. Belum lagi adanya keberagaman budaya dan etnis yang ada pada jumlah penduduk Indonesia menjadi kekayaan tersendiri yang berdampak kepada kehidupan sosial dan kultural bangsa. Namun di sisi lainnya nyatanya jumlah penduduk yang banyak bagi Indonesia menimbulkan sejumlah tantangan berupa konsumsi yang besar. Salah satu konsumsi yang mengalami kenaikan berupa listrik sebagai penunjang kehidupan sehari-hari.

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/10/konsumsi-listrik-nasional-terus-meningkat
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/10/konsumsi-listrik-nasional-terus-meningkat

Di tahun 2015 konsumsi listrik per kapita mencapai 910 kilowatt jam (kWh). Kemudian angka konsumsi listrik tersebut mengalami kenaikan mencapai 1.084 kWh per kapita pada tahun 2019. Peningkatan tersebut nyatanya sejalan dengan rasio elektrifikasi yang menunjukan angka kenaikan dari 84,35% dari tahun 2014 menjadi 98,89% di tahun 2019. Kini dapat dikatakan seluruh wilayah Indonesia telah memiliki akses listrik dengan cakupan lebih dari 95%. Meskipun jika harus dilihat pada beberapa daerah seperti Nusa Tenggara Timur (85%), Maluku (92%), Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua masih menunjukkan cakupan yang sedikit lebih rendah. Walaupun demikian berdasarkan pemaparan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memproyeksikan konsumsi listrik nasional akan berada di angka 1.142 kWh per kapita.

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/11/21/sumber-listrik-dari-energi-terbarukan-masih-minim-di-indonesia
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/11/21/sumber-listrik-dari-energi-terbarukan-masih-minim-di-indonesia

Berdasarkan laporan yang dimiliki oleh Climate Transparency Report 2022 memaparkan bahwa Indonesia masih sangat bergantung akan bahan bakar fosil. Dimana bahan bakar fosil tersebut menjadi sumber utama energi listrik di tahun 2021. Jika dihitung secara angka 81% dari energi listik yang dihasilkan di Tanah Air berasal dari batu bara, minyak bumi, dan gas bumi. Batu bara cukup mendominasi kontribusi kebutuhan listrik mencapai 62% kemudian diikuti oleh gas bumi mencapai 18%, dan minyak bumi menyumbang sekitar 2%.

Dengan mengandalkan bahan bakar fosil sebagai sumber utama energi listik pastinya Indonesia menghadapi resiko yang signifikan. Hal tersebut karena bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, sampai gas bumi dikenal sebagai sumber daya yang tidak bisa diperbaharui. Maka penggunan sumber bahan bakar fosil secara besar-besar demi memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat Indonesia membuat bahan bakar fosil cepat habis. Tidak hanya itu penggunaan bahan bakar fosil juga akan dapat mengakibatkan degradasi lingkungan serius seperti polusi udara hingga perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca.

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/29/eksploitasi-bahan-bakar-fosil-sumber-emisi-terbesar-indonesia-pada-2022
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/29/eksploitasi-bahan-bakar-fosil-sumber-emisi-terbesar-indonesia-pada-2022

Menurut data pihak European Commission memaparkan bahwa volusi emisi gas rumah kaca Indonesia di tahun 2022 berada di angka 1,24 gigaton setara karbon dioksida (Gt CO2e). Angka tersebut nyatanya mengalami peningkatan 10% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Sumber dominan dari emisi gas rumah kaca berupa eksploitasi bahan bakar fosil. Melalui kegiatan tersebut berhasil menghasilkan kurang lebih 0,27 GT CO2e atau 21,38% dari total emisi gas rumah kaca di Indonesia. Secara tidak langsung hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia harus melakukan pengorbanan yang berkontribusi kepada perubahan iklim global melalui emisi gas rumah kaca.

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/16/10-negara-penyumbang-emisi-gas-rumah-kaca-terbesar
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/16/10-negara-penyumbang-emisi-gas-rumah-kaca-terbesar

Sedangkan menurut World Resources Institute (WRI) lebih dari setengah total emisi gas rumah kaca global disumbangkan oleh sepuluh negara. Data yang dimiliki oleh Climate Watch yang dirilis oleh WRI menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari sepuluh negara dengan penghasil emisi gar rumah kaca terbesar di dunia. Dimana Indonesia tercatat menghasilkan emisi gas rumah kaca sebanyak 965,3 megaton CO2e atau setara sekitar 2% dari total emisi dunia yang dihasilkan. Secara mayoritas emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh Indonesia dalam sektor energi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/11/10/pemerintah-indonesia-janji-kurangi-emisi-karbon-ini-target-barunya
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/11/10/pemerintah-indonesia-janji-kurangi-emisi-karbon-ini-target-barunya

Maka dari itu pemerintah Indonesia kini menunjukan komitmen yang baru dalam menghadapi tantangan emisi karbon melalui pembaharuan Nationally Determined Contribution (NDC). Pada dokumen Enhanced NDC yang telah diserahkan kepada UNFCCC di September 2022 merupakan langkah maju dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Di dalam NDC terbaru juga Indonesia berjanji mengurangi emisi karbon sebanyak 31,89% dengan upayah sendiri di tahun 2030.

Salah satu bentuk nyata dalam mengurangi emosi gas rumah kaca dengan mulai menghasilkan energi listik yang terbarukan. Hal tersebut terlihat dari laporan Climate Transparency Report yang dilakukan memaparkan bahwa sumber energi listrik dari energi terbarukan masih minim. Secara angka sumber tenaga listrik dari energi terbarukan baru mencapai 19% di tahun 2021. Dalam laporan tersebut memaparkan secara lebih spesifik bahwa tenaga air (hydro) menyumbang bauran sumber energi listrik 8%. Sedangkan posisi lainnya disusul oleh biomassa dan limbah 5,3%; panas bumi (geothermal) 5,1%; energi angin di kawasan pesisir (wind on shore) 0,1%; dan energi surya (solar) 0,1%.

Kristina Emeralda Cici merupakan salah satu perempuan yang terlibat dalam merealisasikan energi berkelanjutan membawa semangat Kartini masa kini. Dimana ia merupakan seseorang perempuan yang berasal dari Maumere, Flores, di Indonesia Timir. Di wilayah tempat tinggalnya tersebut memiliki wilayah yang kaya akan potensi panas bumi dalam menghasilkan energi listrik. Melalui potensi tersebut membuat Kristina Emeralda Cici mengabdikan dirinya untuk memanfaatkan potensi panas bumi untuk membentuk energi listrik bersih. Secara spesifik kontribusi yang dilakukan Kristina Emeralda Cici menjadi salah satu karyawan perempuan yang berkarir di PGE. Karir ditempat kerja tersebut sudah lebih dari 10 tahun dengan tanggung jawab sebagai Senior Reservoir Engineer dan merupakan anggota aktif WING.

Tentunya Kristina Emeralda Cici sebagai seseorang yang memegang jabatan sebagai Senior Reservoir Engineer di PGE memiliki peran krusial dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi panas bumi untuk menghasilkan energi listrik bersih. Apalagi dengan pengalaman yang sudah lebih dari 10 tahun tentunya Kristina sudah paham betul akan permasalahan dan solusi yang dalam perjaanya. Sehingga pada akhirnya kontribusi atas keterlibatan Kristina membuat PGE mampu menghasilkan energi listrik yang bersih untuk kehidupan masyarakat Indonesia. Secara spesifik tugas yang dipegang oleh Kristina sebagai Senior Reservoir Engineer di PGE seperti pemodelan reservoir, perencanaan pengeboran, dan pengelolaan operasional untuk memaksimalkan produksi energi yang ramah lingkungan. Dengan keahlian sebagai engineer maka tidak hanya akan membantu PGE dalam mencapai target energi terbaru tetapi mampu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan teknologi geothermal di Indonesia.

Sumber: https://www.idntimes.com/business/economy/ananta-fitri/kiprah-kristina-emeralda-cici-kartini-modern-di-industri-panas-bumi?page=all
Sumber: https://www.idntimes.com/business/economy/ananta-fitri/kiprah-kristina-emeralda-cici-kartini-modern-di-industri-panas-bumi?page=all

Untuk mencapai posisi sebagai Senior Reservoir Engineer di PGE tentunya tidaklah mudah bagi Kristina. Dimana Kristina harus melakukan persaingan yang sangat ketat dengan banyak sekali karyawan berbakat di perusahaan tersebut. Terlebih lagi berdasarkan data statistik menunjukan bahwa Kristina harus melakukan persaingan akan karyawan perempuan di PGE yang mencapai 11,91% tetapi juga para pria 88,09%. Walaupun demikian nyatanya Kristina mampu meraih posisi tersebut dan memberikan kontribusi secara makismal untuk menghasilkan energi listrik bagi aktivitas masyarakat.

Kontribusi yang dilakukan oleh Kristina pada perkerjaan sebagai Senior Reservoir Engineer di PGE tidak hanya menunjukan ketangguhan saja. Namun jika dilihat ke dalamnya maka Kristina nyatanya mampu menghadapi persaingan yang ketat di antara karyawan berbakat sambil membawa peran sebagai Kartini masa kini yang berperan menyelamatkan Indonesia. Secara nyata penyelamatan yang dilakukan oleh Kritina berupa membuat Indonesia terbebas dari emisi gas rumah kaca yang disebabkan pembangkit listirk dari batu bara. Melalui pemanfaatan potensi panas bumi yang kerjakan oleh Kristina membuat Indonesia akan mengurangi ketergantungan kepada sumber energi batu bara yang merusak lingkungan. Dedikasi sampai keahlian yang dicurahkan oleh Kristina akan mampu memberikan kontribusi secara maksimal dalam mempercepat transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia.

Kontribusi yang dilakukan Kristina dalam peran menjadi Senior Reservoir Engineer di PGE yang bertanggung jawab dalam menghasilkan energi listrik ramah lingkungan sejalan dengan misi dari Oxfam Indonesia. Oxfam Indonesia memiliki fokus kepada pemberdayaan perempuan dan penyamaan hak-haknya. Dengan adanya Kristina yang berkontribusi untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pembangkit listrik menggunakan batu bara menjadi panas bumi. Upayah yang dilakukan akan mempercepat transisi menuju energi bersih sambil mendukung visi dari Oxfam untuk menciptakan masyarakat yang hidup setara dalam merasakan energi listrik bersih bagi masyarakat Indonesia.

Tentunya dengan adanya Kristina dalam peran sebagai Senior Reservoir Engineer di PGE tidak hanya menunjukan dedikasinya dalam mengasilkan energi listrik ramah lingkungan. Tetapi juga akan mampu menginspirasi perempaun lainnya untuk turut serta menyelamatkan Indonesia dari dampak buruk emisi gas rumah kaca akibat pembangkit listrik menggunakan batu bara. Dalam mengikuti semangat "Transisi Energi Adil" saat ini diharapakan akan terciptanya berbagai terobosan baru dalam  mengembangkan pengembangan energi listrik berkelanjutan.

Dengan semangat tersebut diharapakan tidak hanya Kristina saja yang bergerak dalam menciptakan energi terbarukan tetapi juga seluruh masyarakat untuk bergotong royong. Melalui semangat gotorng royong diharapkan akan mampu mentransformasi pengembangan sumber engeri terbarukan seperti panas bumi, angin, sampai surya. Sehingga pada akhirnya masyarakat Indonesia akan mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun