Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Film

Kisah Perjuangan Perempuan Melawan Tekanan Budaya dan Patriarki

24 April 2024   22:53 Diperbarui: 24 April 2024   22:58 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat Indonesia sebagai sosok perempuan sering kali dihadapkan pada berbagai tekanan. Tidak hanya tekanan saja tetapi juga ekspektasi yang ditetapkan oleh norma sosial dan budaya yang sangat tinggi. Perempuan dalam keluarga baik itu dalam lingkup keluarga kecil maupun besar diharapkan dapat menjaga tradisi sekaligus memainkan sosok individu sempurna. 

Peran sempurna tersebut seringkali mencakup meraih pendidikan sampai karier secara bersamaan. Namun dalam perjalanan meraih hal tersebut perempuan seringkali terjebak dalam pola patriarki dan stereotip yang membatasi kebebasan dan potensinya.

Berbagai isu-isu yang diharapi oleh perempuan dalam menjalani kehidupan menjadi sebuah sumber inspirasi dalam berbagai film. Bahkan film-film tersebut mengangkat akan tema kesetaraan gender dan perjuangan perempuan dengan sarat makna. Sehingga film tersebut dapat memperlihatkan kompleksitas akan dinamika kehidupan perempuan dari mulai tekanan sosial, ekspketasi budaya, sampai pertaruangan dalam diri. Salah satu film yang sangat baik dalam mengangkat isu perempuan memiliki judul yaitu Perempuan Berkalung Sorban (2009).

Film berjudul Perempuan Berkalung Sorban disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan diproduksi oleh Chand Parwez Servia. Untuk urusan skenario film ditulis oleh Ginatri S. Noer didasarkan yang mengacu kepada novel karya Abidah El Khalieqy. Sedangkan bintang yang terlibat dalam film seperti Revalina S. Temat, Widyawati, Oka Antara, Reza Rahadian, Ida Leman, Joshua Pandelaki, Pangky Suwito, Frans Nickolas, dan masih banyak lagi. 

Sisi musik dalam film dikerjakan oleh Tya Subiakto dan sisi sinematografi oleh Faozan Rizal tetapi untuk penyuntingan oleh Wawan I. Wibowo. Film tersebut juga diproduksi oleh Kharisma Starvision Plus dan Dapur Film. Sedangkan untuk kegiatan didistribusikan dikerjakan oleh Kharisma Starvision Plus. Film tersebut dirilis pada tanggal 15 Januari 2009 dengan durasi 129 menit.

Film tersebut menggambarkan atas perjalanan hidup kehidupan Anissa. Dapat dikatakan Anissa merupakan seorang wanita yang hidup di lingkungan konservatif pesantren Salafiah putri di Jawa Timur, Indonesia. Pesantren tersebut mengajarkan Anissa untuk tunduk kepada sosok laki-laki dan pandangan modern dianggap sebagai ajaran yang menyimpang. Padahal Anissa memiliki pemikiran yang berani dan kritis terhadap peran perempuan dalam tradisi konservatif. Pemikiran yang dimiliki Anissa didukung oleh Khudori selaku paman Anissa.

Perjalanan Anissa dalam mencakup banyak momen salah satunya ketika ia dinikahkan dengan Samsudin. Dimana Samsudin merupakan seorang laki-laki dari anak pemilik pesantren Salaf. Namun pernikahan tersebut ternyata tidak membawa kebahagiaan bagi Anissa. Hal tersebut karena Samsudin memiliki sifat kasar dan menikah lagi dengan wanita lain. Kondisi tersebut membuat perjuangan Anissa untuk bisa mandiri dan membela hak-haknya sebagai perempuan semakin sulit. Ditambah lagi Anissa harus menghadapi berbagai rintangan berasal dari keluarga dan lingkungan yang masih konservatif.


Dalam film tersebut pola pikir atas pernikahan dini menjadi salah satu isu sentral yang mendapatkan sorotan cukup banyak. Hal tersebut terlihat dari pernikahan Anissa dengan Samsudin yang mempresentasikan dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Adanya pernikahan tersebut nyatanya menyimpan dampak kurang baik terhadap perkembangan perempuan yang terlihat dari pribadi Anissa. 

Dimana Anissa mendapatkan pasangan yang memiliki sifat kasar dan menikah lagi yang menandakan ketidaksetaraan gender dan penindasan terjadi pada perempuan. Kondisi Anissa memberikan tamparan kehidupan bagi generasi muda yang memiliki keinginan untuk melaksanakan pernikahan dini agar lebih selektif lagi. Dengan selektif diharapkan ketika memilih pasangan tidak akan memberikan dampak kurang baik bagi perkembangan dan kebebasan perempuan.

Tidak lupa film tersebut juga mengambarkan atas konflik antar generasi muda dengan keluarga dan lingkungan. Dimana generasi muda diwakili oleh Anissa yang berani menggugat norma tradisional. Sedangkan keluarga dan lingkungan masih memegang teguh atas nilai konservatif. Tokoh Anissa juga memiliki impian dan aspirasi dalam mencapai kebebasan dan kesetaraan. 

Tetapi disisi lain harus menghadapi perlawanan atas generasi tua yang mempertahankan tradisi dan normal yang mengengkang. Konflik yang dihadirkan mencerminkan pertentangan antara generasi muda yang ingin mengubah status quo dengan generasi tua yang tidak mau melepaskan tradisi lama. Perjuangan yang dilakukan Anissa memberikan pesan akan pentingnya mengejar impian dan aspirasi pribadi. Walaupun dalam mengejar tersebut harus melewati perlawanan dari generasi sebelumnya yang masih terikat pada nilai-nilai konservatif.

Pengaruh agama dan budaya juga memainkan peran yang membentuk pola pikir dan perilaku terhadap perempuan. Hal tersebut dapat tercermin melalui konflik yang dialami oleh karakter Anissa dalam hidup di lingkungan pesantren yang konservatif. Dalam kehidupan yang dijalani harus menghadapi berbagai tekanan dan ekspektasi yang ditetapkan oleh norma agama dan budaya yang kental. Budaya patriarki dan tafsiran agama yang kaku membatasi kebebasan dan kesetaraan perempuan. 

Konflik yang dihadapi oleh Anissa mencerminkan betapa sulitnya untuk melawan normal yang telah tertanam sejak lama di masyarakat. Terkadang norma tersebut dapat menghambat bagi perempuan dalam mencapai potensi maksimalnya. Sehingga melalui karakter Anissa dapat mengambarkan secara mendalam akan pentingnya terhadap kebebasan dan kesetaraan gender perempuan.

Dibalik alur film tersebut juga dipaparkan mengenai isu kesehatan reproduksi perempuan yang diangkat. Isu tersebut dikaitkan terhadap kehamilan di usia muda yang menghasilkan risiko dikemudian hari. Karakter Anissa sebagai perempuan harus terjebak dalam norma konservatif masyarakat pesantren sambil merasakan tekanan menikah dan label ibu di usia relatif muda. Padahal dalam menjalani kehidupan karakter Anissa ingin mengejar impian yang berharga bagi dirinya. 

Tetapi impian tersebut harus menghadapi tekanan untuk menikah dan memiliki anak. Belum lagi mengalami kehamilan di usia muda akan memberikan risiko kesehatan secara fisik dan psikologi bagi perempuan. Bahkan kondisi tersebut akan dapat menghambat perkembangan kepribadian dan profesional perempuan. 

Mau tidak mau melalui karakter Anissa telah mengingatkan penonton akan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi dan akses setara bagi perempuan. Kedua hal tersebut harus didapatkan secara luas bagi perempuan tanpa terkekang oleh norma dan tradisi patriark yang membatasi.

Stigma sosial yang sering dialami oleh perempuan yang berani melanggar normal sosial juga ditampilkan secara baik. Karakter Anissa tentunya mencoba mengejar impian di tengah tekanan untuk menikah dari lingkungan. Impian tersebut melahirkan diskriminasi dan penilaian dari masyarakat sekitar. Sikap teguh dalam menentang norma patriarki dan tradisi membatasi kebebasan perempuan. Hal tersebut membuat karakter Anissa menjadi sasaran kritik dan penghakiman dari lingkungan sekitar. 

Stigma tersebut benar-benar mengganggu kehidupan sosial sambil memberikan tekanan tambahan dalam perjuangan untuk impiannya. Sehingga melalui karakter Anissa digambarkan betapa pentingnya untuk melawan stigma sosial terhadap perempuan untuk hak dalam menjalani hidupnya. Selain itu pentingnya dukungan dan empati dari masyarakat agar dapat memperjuangkan kesetaraan gender dan kebebasan perempuan.

Sumber: watch.plex.tv
Sumber: watch.plex.tv

Film tersebut juga memberikan gambaran yang mendalam mengenai pentingnya hak perempuan untuk memiliki pilihan dalam kehidupannya. Tentunya ada banyak pilihan yang dapat dipilih oleh perempuan dari mulai pendidikan, pekerjaan, sampai pernikahan. Melalui karakter Anissa dapat menyoroti akan betapa pentingnya bagi perempuan dalam mengejar impian tanpa terkekang oleh norma dan tradisi patriarki. 

Sosok Anissa menjadi contoh nyata atas bagaimana perempuan harus berjuang dalam mendapatkan hak untuk menentukan arah hidupnya secara mandiri. Dalam menentukan arah hidupnya seseorang perempuan harus dapat terlepas dari tekanan sosial dan eksprektasi masyarakat. 

Melaui pesan yang disampaikan sangat penting dukungan dan penghargaan dari masyarakat atas pilihan hidup perempuan. Selain itu diperlukan keterlibatan sampai dukungan masyarakat agar dapat memperjuangkan kesetaraan gender dan kebebasan perempuan dalam segala aspek kehidupan.

Melalui film tersebut juga menggambarkan adanya kekerasan dalam rumah tangga yang sering terjadi para perempuan. Tentunya dalam pemaparan di film tersebut tidak disoroti secara mendalam tetapi keberadaan kekerasan tersebut memberikan gambar atas realitas nyata. 

Hal tersebut dapat terlihat dari berbagai berita yang dipaparkan oleh berbagai media atas kekerasan dengan korban perempuan. Karakter Anissa yang digambarkan mengalami kekerasan berupa fisik, emosional, sampai psikologi dalam rumah tangga. Prasangka sosial sampai tekanan budaya sering kali korban merasa enggan untuk melaporkan atau melawannya. 

Gambaran tersebut mengingatkan penonton khususnya perempuan dalam segala bentuk kekerasan. Selain itu diperlukan peran aktif dari masyarakat untuk mendukung korban sambil memerangi kekerasan dalam rumah tangga secara kolektif.

Film tersebut juga turut menggarisbawahi akan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan masyarakat dan negara. Maka dari itu diperlukan dukungan dari berbagai pihak untuk membebasakan dari belenggu tradisional yang membatasi potensi perempuan. Perjalanan yang ditampilkan dari karakter Anissa membuat penonton disadarkan akan kontribusi besar yang diberikan oleh perempuan dari berbagai aspek kehidupan. 

Karakter Anissa meskipun terdapat batasan oleh norma patriarki dalam masyarakat tetap berjuang dalam mencapai impian dan membela hak sebagai perempuan. Hal tersebut menunjukan bahwa perempuan jika diberikan kesempatan yang sama dan luas untuk berkembang dan berpartisipasi. 

Maka didepan nantinya perempuan dapat menjadi agen perubahan yang kuat dan berdampak positif bagi masyarakat dan negara. Kebebasan perempuan dari belenggu tradisional di masyarakat menciptakan kemajuan yang lebih besar. Sehingga kini setiap individu tanpa memandang gender memiliki kesempatan yag sama untuk berkembang dan berkontribusi.

Setelah menonton film berjudul Perempuan Berkalung Sorban maka secara kuat memperlihatkan perjuangan perempuan. Dimana sosok perempuan tersebut harus menghadapi tekanan budaya dan norma patriarki yang mengingat. Melalaui karakter Anissa penonton dibawa untuk memahami akan betapa pentingnya bagi perempuan untuk memperjuangkan haknya dalam menentukan arah hidupnya sendiri. 

Selain itu perempuan juga harus terlepas dari ekspektasi masyarakat sampai norma yang membatasi kehidupannya. Kisah Anissa juga menggambarkan mengenai betapa sulitnya bagi perempuan untuk mengejar impian di tengah kondisi lingkungan yang konservatif. Walaupun demikian melalui perjuangan yang dilakukan Anissa dapat menjadi inspirasi bagi perempuan. 

Dimana perempuan lainnya harus berdiri dan memperjuangkan hak-haknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa film tersebut bukan sekedar film sebagai hiburan semata. Bahkan dapat dikatakan menurut penulis adanya film berjudul Perempuan Berkalung Sorban telah menjadi pengingat pentingnya kesetaraan gender perempuan dalam masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun