Ada beragam alasan yang mendasari keputusan tersebut namun salah satu alasan utama adalah karena Jakarta telah menjadi tempat di mana penulis merasakan pengalaman hidup yang sangat berharga. Pengalaman tersebut tidak hanya berasal dari kegiatan akademis di universitas tetapi juga melibatkan pelajaran kehidupan sehari-hari yang didapatkan penulis dari berbagai aspek kehidupan di Jakarta. Dalam perjalanan kehidupan yang didapatkan membuat penulis mendapatkan pengalaman kehidupan yang sangat berharga.
Wilayah Jakarta dikenal dengan kemacetan yang padat terutama pada jam-jam sibuk di berbagai arus lalu lintasnya. Dampak dari situasi tersebut memberikan penulis pengalaman berharga berupa adanya kehadiran kemacetan menjadi katalisator untuk perubahan pada pola hidup.Â
Penulis menjadi pribadi yang perlu bersiap-siap lebih awal dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan seperti keterlambatan saat menjalankan janjian dengan pihak lain. Selain itu kondisi macet tersebut membuat penulis selalu merencanakan kehidupan menjadi lebih cermat dalam aktifitas kesehariaan menjadi lebih efektif dan efesien tanpa adanya yang terbuang percuma.
Tantangan berupa polusi udara yang merajalela di Jakarta tidak hanya sekadar menjadi pengalaman hidup bagi penulis. Hal tersebut membuat kesadaran akan dampak negatif polusi udara telah mendorong penulis untuk menjadi lebih proaktif dalam menjaga kualitas udara seperti menggunakan masker anti polusi dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan.Â
Lebih dari itu permasalahan polusi udara telah mengajarkan penulis akan pentingnya mencari solusi inovatif yang berkelanjutan. Hal ini mendorong penulis untuk selalu berupaya menciptakan solusi yang tidak hanya mengatasi masalah kehidupan yang sedang dialami tetapi juga berkontribusi positif terhadap lingkungan di masa depan.Â
Melalui solusi yang dilakukan tersebut seperti pribahasa berupa "sekali mendayung, dua atau tiga pulau terlewati." Dengan menerapkan solusi inovatif terhadap masalah kehidupan sehari-hari membuat penulis yakin bahwa setiap langkah yang diambil tidak hanya memberikan manfaat bagi dirinya sendiri tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan agar tetap terhindar dari kerusakan yang lebih lanjut.
Menjalani kehidupan di Jakarta kerap dianggap sebagai ujian yang keras dan kejam membawa berbagai tantangan dan menuntut ketangguhan serta ketekunan bagi penulis. Kondisi ini tidak hanya memunculkan sifat ketahanan terhadap tantangan saja yang tetapi juga menciptakan pondasi karakter yang solid.Â
Tidak sekadar itu saja hal lain juga turut kuat khususnya dalam menghadapi kerasnya kehidupan di ibu kota yang mengajarkan penulis untuk tetap bijaksana di kondisi yang terjadi. Aktivitas sehari-hari di Jakarta juga dilengkapi oleh dengan beragam latar belakang yang berbeda-beda di masyarakat yang mendorong penulis untuk menjaga kedaiaman walaupun kondisi kehidupan yang keras diberikan. Sehingga pengalaman hidup di Jakarta yang diibaratkan seperti pukulan pahit akan membentuk karakter penulis menjadi tangguh, bijaksana, dan penuh kasih dalam menghadapi berbagai permasalahan yang muncul di depan nanti.
Masalah Jakarta tidak hanya terbatas pada kemacetan atau polusi saja melainkan juga mencakup tantangan keamanan seperti tauran. Pengalaman hidup di tengah-tengah peristiwa tersebut menjadi sangat berharga bagi penulis. Hal ini menuntut penulis untuk menjadi individu yang mampu mempertahankan diri dari berbagai ancaman yang datang tidak terduga dalam beraktivitas sehari-hari.Â
Tidak hanya itu kondisi tersebut juga mendorong penulis untuk menjadi individu yang tangguh dan memiliki kewaspadaan tinggi dalam menghadapi berbagai situasi darurat sambil tetap mengambil keputusan dengan cepat diwaktu yang singkat. Kondisi tersebut membentuk penulis agar memiliki kepekaan terhadap keamanan pribadi dan mengajarkan pentingnya kesiapan sampai ketangguhan dalam menghadapi realitas kehidupan yang kompleks dan dinamis di masa yang akan datang.
Fenomena banjir seringkali melanda Jakarta memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan sehari-hari bagi penulis dalam pengalaman berharga. Dimana setiap tahun membuat penulis mendapatkan wawasan tentang kesiapsiagaan, keterbukaan, dan ketangguhan dalam menghadapi kondisi darurat. Terlebih lagi dalam mengatasi banjir seringkali dilakukan secara bersama-sama yang akan meningkatkan rasa solidaritas di antara warga Jakarta.Â