Dalam menjalani irama kehidupan yang begituh menghentak maka dalam setiap langkah memiliki makna tersendiri bagi setiap individu. Mau tidak mau langkah-langkah tersebut terkadang memisahkan setiap orang. Untuk dapat menyatukan tersebut dibutuhkan sebuah pintu berupa liburan akhir tahun yang selalu ditunggu-tunggu. Setiap rencana yang dibuat seperti rangkaian notasi yang dapat menyatukan setiap jiwa terpisah. Di antara jutaan kota berkilauan dalam peta petualangan yang ada di Indonesia jatuh kepada kota Bandung.
Bandung tidak hanya memancarkan panggilan kehangatan bagi setiap individu yang ada. Ketika mendengar kata Bandung bukan hanya sekadar destinasi saja. Tetapi kini Bandung menjadi lokasi untuk melakukan beberapa hal seperti merayakan ikatan, mengukir kenangan, sampai menyemai kebahagiaan di balik sejarah yang ada. Belum lagi dalam setiap sudut kota menyimpan rahasia masa lalu yang sangat bersejarah. Maka saat datang dan menyusuri seseorang akan mendapatkan lembaran kisah baru yang tidak terlupakan. Salah satunya berasal dari bangunan bersejarah yang telah dimoderisasi berupa museum.
Museum Geologi Bandung yang terletak di Jl. Diponegoro No.57 yang menjadi destinasi menarik untuk dijelajahi. Berdasarkan informasi yang beredar bangunan tersebut didirikan sekitar tahun 1928 dengan luas lebih dari 3.000 meter persegi. Museum tersebut menyajikan koleksi mencakup bebatuan, mineral, fosil, sampai benda geologi lainnya. Tidak hanya itu museum tersebut juga telah berhasil menggabungkan pendidikan dan hiburan untuk bersatu secara padu. Penyatuan tersebut membuat pengunjung ketika datang akan merasakan sensasi pengalaman kehidupan yang baru.
Untuk dapat sampai ke museum tersebut dapat diakses melalui berbagai sarana transportasi. Moda darat contohnya dapat menggunakan kendaraan pribadi atau taksi dari berbagi titik kota Bandung. Tetapi saat seseorang menggunakan angkutan umum dapat memanfaatkan diberbagai lokasi yang dilewati. Bagi orang-orang dari luar daerah dapat memanfaatkan Stasiun Bandung atau Terminal Leuwi Panjang setelah itu untuk sampai ke museum dapat menggunakan angkutan umum. Selain itu bagi yang suka berjalanan kaki juga tidak ada salahnya dipilih belum lagi setiap melintasi jalan Bandung penuh pesona disekelilingnya.Â
Setelah membahas secara permukaan seperti yang dipaparkan. Maka tidak lengkap rasanya tidak membahas mengenai pengalaman penulis di dalam Museum Geologi Bandung. Berikut ini merupakan pengalamannya, selamat menikmati setiap perjalanan yang dipaparkan.
Hal pertama terbayang oleh penulis saat mau datang ke Museum Geologi Bandung saat waktu libur akhir tahun sudah pasti kondisi jalanan berupa macet sampai stagnan terjadi. Maka keputusan menggunakan kendaraan bermotor merupakan pilihan yang paling tepat. Meskipun diperjalanan terdapat hiruk-pikuk kemacetan yang panjang dengan menggunakan motor dapat melintasi di antara mobil dan kendaraan yang lain. Kondisi tersebut membuat perjalanan terasa tanpa kemacetan sama sekali. Dengan menggunakan motor maka angin yang sejuk akan menyelimputi seluruh tubuh saat diperjalanan.
Saat sampai sudah pasti hal pertama yang dilakukan berupa memarkirkan kendaraan motor yang digunakan. Lahan parkir yang luas menjadi salah satu kemudahan bagi pengnjung yang datang karena dari mulai motor, mobil, sampai bus dapat memarkirkan kendaraan tanpa khawatir akan kehabisan tempat.
Harga parkir yang dibebankan sangatlah ramah bagi dompet. Dimana untuk motor sampai mobil dikenakan biaya Rp 2000 sedangkan untuk bus sebesar Rp 25.000. Selain nyaman di dompet pengunjung juga akan mendapatkan keamanan yang tinggi bagi kendaraan saat ditinggal ketika sedang beraktifitas di museum.
Dikarenakan keputusan yang mendadak untuk datang ke museum maka agar lebih praktis pembelian tiket melalui sistem reservasi. Ketika datang penulis akan dapat memperoleh tiket masuk melalui pemindaian koda reservasi di meja registrasi.
Selain itu ketika datang ke loket proses pembayaran sagatlah mudah membuat penulis langsung mendapatkan berupa gelang sebagai tanda akses masuk ke dalam museum. Harga yang harus dikeluarkan penulis juga cukup murah sebesar Rp 2000 karena masih memiliki status sebagai pelajar atau mahasiswa.