Kehidupan masyarakat Indonesia memang dipenuhi oleh keberagaman budaya, tradisi, sampai kebiasaan yang menarik untuk dibahas. Dari sekian banyak kehidupan masyarakat salah satunya berupa tradisi ngidam. Dimana tradisi merupakan bagian penting dalam tahapan kehamilan di kehidupan keluarga Indonesia khususnya saat sang istri tengah mengandung anak pada keluarga kecilnya.
Bahkan jika harus dipaparkan secara sederhana mengenai tradisi ngidam merupakan keinginan yang mendalam akan suatu jenis makanan atau barang tertentu yang harus dirasakan oleh ibu hamil.
Di dalam tradisi tersebut tercermin bahwa pemenuhan keginanan tersebut bukan hanya berasal dari diri pribadi tetapi dihubungkan dengan emosional antara ibu, calon bayi, dan keluarga.
Tidak jarang dan sudah menjadi rahasia umum bahwa sang suami sebagai kepala keluarga selalu dituntut untuk dapat memenuhi keinginan ngidam dari sang istri.
Jika pun tidak diturutin maka tameng yang selalu dibawa berupa ini merupakan keinginan sang buah hati atau nanti anaknya sering ngeces saat sudah lahir.
Sehingga atas tameng yang dibawa tersebut membuat sang suami dituntut harus dapat melewati berbagai macam tantangan hanya demi untuk terpenuhinya keinginan saat ngidam.
Banyanya kisah menarik dari tradisi ngidam di masyarakat yang menjadi sebuah inspirasi atas tema film yang akan dibuat. Dimana film yang dibuat mengandung judul yang sama dengan tradisi tersebut diberi nama “Ngidam”.
Pada film tersebut dipaparkan secara rinci akan dinamika kehidupan seorang suami yang berusaha dengan keras untuk memenuhi keinginan ngidam istrinya.
Film tersebut menceritakan sebuah kompleksitas budaya Indonesia yang dibarengi emosi yang menyentuh hati. Belum lagi dalam cerita yang dipaparkan memiliki landasan kuat yang membangun naratif dalam menciptakan pengalaman yang mendalam dibarengi akan perasaan menggugah ketika ditontonnya.
Secara sinopsis film Ngidam ini menceritakan sebuah kepala keluarga yang bernama Abdul mengalami perasaan kelelahan atas keinginan Lela sebagai istri yang sedang ngidam.
Banyak sekali ngidam dari Lela seperti kuliner Betawi yang sudah mulai langka salah satu contohnya seperti selendang mayang dan nasi ulam.
Tetapi ada satu kuliner atas ngidam yang diinginkan yang sulit untuk ditemukan bernama sayur babanci. Bahkan Abdul mencarinya sampai keliling Jakarta masih belum menemukann.
Saat sedang kesusahan mencari Abdul juga melangalami penekanan kembali dari sang ibu mertua yang memaparkan tentang mitos jika ngidam tidak dipenuhi dimana sang anak bisa ileran.
Untuk memenuhi ngidam Lela sang istri maka Abdul dibantu oleh rekan kerja untuk memenuhi ngidam berupa sayur babanci. Apakah Abdul dapat memenuhi ngidam sayur babanci sang istri?. Jika ingin mengetahui jawabannya ayo tonton film Ngidam.
Harus diakui bahwa film Ngidam ini merupakan film yang mempersembahkan keintiman hubungan pernikahan dan kekayaan budaya Betawi. Dimana pada film tersebut menyuguhkan cerita yang menyentuh hati sambil menghibur ketika ditonton.
Hal tersebut karena saat menonton film tersebut membuat penonton diajak untuk mengikuti perjalanan seseorang suami sebagai kepala keluarga bernama Abdul.
Tokoh tersebut berjuang sekuat tenaga untuk memenuhi keinginan ngidam istrinya. Belum lagi didalam latar belakang tersebut dipaparkan secara jelas akan suasana kota Jakarta yang penuh dengan warna yang menarik untuk dilihat walaupun hanya melalui film. Dalam suasana kota Jakarta tersebut terselit sebuah perjuangan Abdul dalam memenuhi keinginan sang istri saat lagi ngidam.
Pada film tersebut juga harus diakui oleh penulis sangat sukses dalam menciptakan berbagai macam karakter tokoh yang relate dengan kehidupan masyarakat.
Saat penulis melihat berbagai macam tokoh pada film tersebut sampai merasakan emosi dan dilema yang terjadi. Bahkan dibeberapa detik tanyangan pada film tersebut membuat penulis merasakan ikatan yang dalam.
Kondisi tersebut membuat penulis ditarik ke dalam film tersebut untuk dapat merasakan atas konflik yang sedang diselesaikan. Terkadang saat menontonnya penulis merasakan gemes terhadap salah satu tokoh khususnya sang mertua karena memperkeruh tokoh Abdul yang sedang sulit memenuhi ngidam Lela sang istri karena mengingatkan jika tidak terpenuhi perasaan ngidam.
Penggambaran yang autentik tentang kehidupan masyarakat di Jakarta yang dibalut oleh keunikan budaya Betawi menjadi menarik untuk tonton. Hal tersebut dapat terlihat dari penggambaran berupa sisi kuliner atau hal lainnya.
Ada hal menarik dari film ngidam berupa informasi tambahan mengenai kebudayaan Betawi. Terkadang saat sebelum menonton film tersebut penulis masih mengingat didalam pikiran bahwa ketika membahas kebudayaan Betawi khususnya sisi kuliner akan langsung mengingat berupa kerak telor.
Tetapi setelah menonton film tersebut nyata sisi kuliner Betawi sangatlah banyak bahkan sampai ada yang mulai tenggelam akibat munculnya berbagai makanan kekinian seperti sayur babanci.
Sisi kualitas akting juga sangat mempesona sampai terlihat secara nyata akan kondisi sebuah keluarga kecil yang berasal dari Betawi. Dimana peran Lela dan Abdul dipegang oleh seseorang bernama Amanda Gondowijoyo dan Jaka Perdana.
Dua sosok tersebut berhasil membawa akan emosional akan karakter sosok istri dan suami yang tergambar dengan atas penampilan. Apalagi kedalam emosional yang dibawakan pada dua tokoh karakter tersebut berhasil menghidupkan dari setiap adegan yang disajikan.
Hal tersebut terlihat dari sorot mata sampai sampai eksperi wajah berhasil menyampaikan kompleksitas atas perasaan dalam menghadapi permasalahan yang dijalani berupa ngidam. Sehingga penonton seperti penulis melihat berbagai macam karakter yang disuguhkan akan merasa terhubung akan perasaan yang dialami. Akting yang mendalam dari dua tokoh tersebut membuat cerita film tersebut lebih nyata dan perjalanan emosial juga disuguhkan secara epik.
Tentunya untuk menciptakan film Ngidam tersebut akan melibatkan kolaborasi yang baik antara penulis naskah, sutradara, sampai para aktor. Dimana penulis naskah pastinya sudah sangat menyajikan karya yang meningat penonton dengan perencanaan pengambaran latar belakang budaya yang epik.
Belum lagi pihak sutradara dapat menggiring para aktor dalam meraih puncak ekspresi emosional maksimal mungkin sehingga menciptakan momen yang menggetarkan hati bagi penulis saat menontonnya.
Tidak lupa para aktor juga sangat berhasil menghidupi karakter yang sangat relate dengan pasangan keluarga kecil saat merasakan proses ngidam.
Semua hal tersebut saling berkolaborasi sehingga diakhirnya dapat menciptakan bukan hanya sekedar film tetapi suatu pengalaman sinematik yang merangkul keberagaman dan mendalamnya emosi manusia.
Sisi kualitas audio dan pengambilan gambar dihadirkan dengan standar yang tinggi. Dua hal kualitas pada film ngidam tersebut dapat penulis ukur akan setara dengan film bioskop dari luar negeri.
Sistem audio yang teliti dapat memastikan bahwa setiap kata pada dialog dan efek suara akan mengalur dengan baik yang akhirnya dapat mencitpatakan suasan mendalam dan mendukung emosionalitas setiap karakter. Belum lagi sinematografi yang dipoles dengan cermat dapat menghasilkan visual memikat.
Pemilihan lokasi yang baik dari sisi pencahayaan menciptakan atmosfer menjalani kehidupan di Jakarta yang kental akan kebudayaan Betawi tersaji dengan baik. Tidak lupa pada pengambilan setiap adegan menggunakan teknik-teknik kamera yang menciptakan pengalaman sinematik mendalam dan memukau saat ditonton.
Tidak lupa film ngidam juga tersimpan sebuah pesan yang mendalam akan menjalin hubungan pernikahan khususnya saat ngidam. Dalam kehidupan sehari-hari adanya ngidam sering dianggap hanya tentang keinginan semata.
Tetapi dengan adanya film tersebut kini pemikiran ngidam tidak hanya itu saja tetapi juga menjadi tindakan secara nyata atas kasih sayang dan komitmen mendalam dari hubungan pernikahan.
Hal tersebut dapat terlihat dari tokoh Abdul yang berusaha keras untuk memenuhi keinginan ngidam istrinya. Pada film tersebut juga penonton dipaparkan akan sebuah pengorbanan sang suami melalui tindakan yang terlihat sedehana berupa memenuhi keinginan ngidam sang istri tetapi dalamnya terdapat dampak atas kebahagiaan dan keharmonisan atar rumah tangga yang dijalaninnya.
Adanya film Ngidam yang didalamnya tidak hanya menghibur tetapi juga mengajarkan banyak hal seperti cinta, kesabaran, sampai pengorbanan dalam menjalani hubungan pernikahan.
Belum lagi melalui karakter yang kuat ditambah latar belakang budaya Betawi yang kental. Dua hal tersebut membuat penonton seperti penulis yang masih awam dapat merasakan kedalaman dan kualitas terbaik dari film karya Indonesia.
Sehingga dapat dikatakan bahwa film Ngidam dapat menjadi sebuah pengantar yang mengasikan untuk menonton akan film Indonesia lainnya yang menarik di tonton. Sehingga diakhirnya adanya film Ngidam dapat menjadi pendongkrak untuk memanjukan dunia perfilm Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H