Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjuangan Seorang Mahasiswa Blogger di Kompasiana

27 Oktober 2023   06:25 Diperbarui: 27 Oktober 2023   06:30 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/vectors/pertanyaan-pria-kepala-kesuksesan-2519654/


Di tengah kehidupan hiruk-pikuk menjadi seseorang yang berlabel mahasiswa pastinya memiliki banyak tekanan berasal dari segala arah. Belum lagi banyak tekanan tersebut salah satunya berasal dari masyarakat yang berusaha untuk mendorong agar para mahasiswa dapat mengeluarkan berbagai potensin yang dimiki agar merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Maka tidak usah heran bahwa setiap mahasiswa dalam menjalani kehidupan akan menempuh pilihan kehidupan masing-masing. Dari sekian banyak pilihan tersebut untuk penulis sendiri cara yang diambil berupa menjadi blogger di media bernama Kompasiana.

Kompasiana dikenal oleh masyarakat sebagai platform blogging terbesar di Indonesia. Kondisi tersebut membuat Kompasiana menjadi rumah yang nyaman bagi mahasiswa seperti penulis untuk menuangkan ribuat hasil pemikir sampai pengamat yang dipaparkan melalui tulisan. Walaupun terkadang pilihan menjadi blogger bagi mahasiswa sering kali dipandang sebelah mata oleh banyak pihak. Pandangan tersebut terjadi karena dampak yang diberikan di mahasiswa blogger tidak secara langsung terasa bagi masyarakat.

Tetapi menjadi mahasiswa blogger di Kompasiana juga tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Dalam sebuah perjalanan yang dilalui oleh penulis dipenuhi oleh berbagai tantangan yang selalu menghalangi. Secara contoh penulis harus dapat membagi secara adil tanpa mengorbankan satu sisi lainnya. Pilihan tersebut berupa kegiatan kampus yang padat dan keinginan untuk menjadi penulis di Kompasiana dalam menuangkan berbagai pemikiran yang ada.


Dengan melihat ke dalam akun Kompasiana penulis pastinya sudah terdapat ribuan kata-kata yang terangkai menjadi artikel terbit yang dapat dibaca oleh masyarakat dengan cara mengakasesnya dengan mudah. Tetapi dibalik artikel tersebut terdapat kisah yang tidak terlihat oleh para pembaca. Selain itu didalamnya juga terdapat pembagian waktu yang sangat ekstrim dalam membagi kegiatan perkuliahan dengan menulis sehingga waktu tidur sering kali menjadi korban.

Menjadi seseorang mahasiswa yang bertopeng blogger tidaklah mudah. Sering kali tugas mandiri atau kelompok datang menghampiri tanpa aba-aba. Belum lagi setumpuk puluhan buku teks yang tebal harus dipahami demi dapat menyelesaikan ujian dengan baik. Sementara saat kondisi tersebut terdapat hasrat untuk menulis dan berbagi pemikiran yang membara dalam diri ini. Akhirnya terjadi pergulatan batin yang menciptakan konflik sulit diatasi dengan mudah. Hal tersebut serasa seperti berada di dalam penjara tugas kampus yang tak berujung sementara di luar sana berupa dunia kepenulisan sedang melambai-lambai untuk menarik penulis dalam mengekplorasi kata-kata yang ada.

Tantangan terbesar menjadi mahasiswa berlabel blogger berupa batasan waktu yang ketat dengan ide kreatif yang ingin dinyalakan. Dimana ketika adanya waktu renggang terdapat tugas perkuliahan yang menyekik untuk fokus dan konsentrasi tanpa terganggu. Tetapi disisi lainnya ide-ide segar untuk tulisan terus saja mengalir seperti derasnya air sungat yang tidak pernah berhenti. Maka menemukan waktu yang tepat untuk menulis di antara jadwal kuliah yang padat merupakan seni yang harus dikuasai dengan baik.

Belum lagi waktu inspirasi datang tidak pernah mengenal waktu. Terkadang saat penulis sedang tengah terlelap di malam hari secara tiba-tiba saja datanglah inspirasi brilian yang mengampiri. Saat itu terjadi maka pilihan menjadi cukup kompleks dan berat bagi penulis. Dimana penulis harus bangun sampai menuliskannya sehingga mengorbankan jam tidur yang berharga atau membiarkan pergi begituh saja menghilang menjadi sebuah ide seperti masuk telinga kiri keluar telinga kanan dengan cepat. Pilihan tersebut sering kali menghantui penulis sehingga menciptakan sebuah dilema yang rumit saat menjalani malam hari tersebut.

Selain menghadapi tantangan internal yang telah dipaparkan diatas nyatanya terdapat pula tantangan eksternal. Seseorang mahasiswa berlabel blogger harus menghadapi tantangan berupa ekspektasi sosial dan pengakuan dari lingkungan sekitar. Terkadang orang di sekitar penulis sulit memahami atas keputusan untuk menulis walaupun sedang sibuk-sibuknya dari aktifitas akademis. Orang sekitar tersebut sering kali tidak melihat akan betapa pentingnya bagi penulis dalam menyalurkan ekspresi dan pemikiran melalui tulisan. Perjuangan untuk mendapatkan pengakuan sebagai seseorang penulis tersebut seringkali membuat kelelahan karena menguras energi cukup banyak dari dalam diri penulis.

Belum lagi di dalam dunia blogging terdapat pula peluang berupa kegagalan dan kritik yang sulit sekali dihindari. Walaupun artikel yang dibuat dipenuhi oleh perencanaan dan eksekusi yang matang sekalipun tetapi pastinya terdapat kegagalan dan kritik didalamnya. Tidak jarang penulis juga menghadapi akan kegagalan dan kritik dari para pembaca. Menerima kegagalan dan kritik dengan hati yang terbuka merupakan pelajaran berharga. Tetapi pada kenyataan menerima dua hal tersebut secara terbuka sampai mendekati iklas merupakan pukulan telak akan emosional yang sangat sulit dikenalikan. Hal tersebut secara khusus saat penulis berada di fase awal-awal memulai blogging dan mungkin masih sampai saat ini.

https://pixabay.com/id/vectors/kejahatan-kesalahan-dipecat-masalah-4386247/
https://pixabay.com/id/vectors/kejahatan-kesalahan-dipecat-masalah-4386247/

Meskipun saat menjalaninnya sudah pasti banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Tetapi di dalam setiap proses tersebut terdapat cerita indah berupa ketekunan dan ketabahan yang besar. Itulah menjadi keseimbangan yang rapuh tetapi indah diantara tumpukan aktifitas perkuliahan yang menumpuk dan hasrat untuk menulis membara. Sehingga dalam setiap kata yang tercoreh tinta hitam pada kertas putih yang mengasilkan tulisan ada sebuah harapan harapan, mimpi, dan pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya.

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan berupa tugas kuliah dan artikel yang ditulis dengan penuh cinta terdapat kehidupan penulis yang berupaya untuk selalu dapat menyembangkan diri melalui tarian berupa pengelolaan waktu. Dimana untuk melakukan tarian tersebut dilengkapi dengan irama ketekunan dan melodi keberanian sehingga dapat menciptakan sebuah karya yang dapat menginspirasi banyak orang untuk mengeluarkan potensi yang tertanam di dirinya di tengah-tengah aktifitas perkuliahan yang padat. Meskipun penulis dalam menghasilkan karya akan menghadapi badai tugas dan kritik yang menghantam.

Maka dalam perjalan menjadi mahasiswa berlabel blogger di Kompasiana ada sebuah harapan untuk menjadi agen dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang digadang-gadang akan terjadi beberapa tahun ke depan bagi Indonesia. Sehingga terdapat harapan bahwa tulisan yang dihasilkan tidak hanya sekedar kata-kata dalam kertas putih semata. Tetapi lebih dari itu dimana akan menjadi sebuah suara yang membawa pesan inspiratif, pendidikan, dan kesabaran yang menjadi pelita pengetahuan untuk masyarakat Indonesia.


Sehingga terdapat harapan berupa agen pembawa semangat untuk terus menulis akan tentang isu-isu penting, merangkai ide-ide inovatif, dan memperjuangkan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan. Melalui tulisan yang mencerahkan dan membangkitkan semangat tersebut yang akhirnya penulis dapat menciptakan sebuah perubahan positif dalam masyarakat sambil mendukung pertumbuhan ekonomi, menggalang kesatuan, dan memperkokoh fondasi pendidikan di Indonesia. Sehingga cita-cita Indonesia Emas 2045 akan terjadi dibarengi akan kondisi adil, makmur, dan berdaya saing global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun