Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat berjuang keras dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Hal tersebut dapat terlihat dari sejarah panjang khususnya pada saat sebelum kemerdekaan. Dimana sebelum kemederkaan segenap lapisan masyarakat saling bahu-membahu satu sama lain untuk bejuang dalam meraih kemerdekaanya serta membebaskan diri dari genggaman tangan penjajahan. Apalagi dengan adanya penjajahan tersebut membuat masyarakat menjadi tersiksa baik secara fisik sampai mental Dampak dari penjajahan yang terjadi membuat masyarakat menjadi sengsara sampai merenggut nyawa bangsa Indonesia. Â
Ketika terjadi kemederkaan yang dideklarasikan oleh para fonding bangsa Indonesia merupakan momen yang bersejarah bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. perjuangan sampai pengorbanan yang dilakukan oleh seluruh tumpah dara bangsa Indonesia kini membuahkan hasil.Â
Tetapnya pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan waktu dimana kemerdekaan Republik Indonesia didikrasasikan merdekanya. Hal tersebut menandakan bahwa Indonesia sudah sebagai negara yang terbebas dari tangan para penjajah. Momen tersebut menjadi sangat istimewa karena kemerdekaan yang diraih merupakan hasil dari ketekunan, semangat juang, dan kebersamaan seluruh elemen bangsa tanpa adanya campur tangan pihak lain.
Tentunya dibalik kegembiraan merayakan kemerdekaan harusnya sadar bahwa kemerdekaan yang didapatkan harus dijaga dengan penuh rasa tanggung jawab. Pesan berharga dari kesulitan mendapatkan kemerdekaan adalah pentingnya memahami nilai-nilai kebebasan dan kesatuan. Selain itu kita sebagai masyarakat Indonesia harus menghargai atas perjuangan para pahlawan dan senantiasa berkomitmen untuk menjaga persatuan, mencintai tanah air, dan berkontribusi dalam membangun bangsa.
Namun bukan berarti bahwa setelah mendapatkan momen kemederkaan membuat Indonesia terbebas dari berbagai masalah yang menghadang. Tetapi disini masalah yang harus diselesaikan mengalami perubahan. Jika sebelum kemerdekaan masalah yaitu membebaskan masyarakat dari tangan para penjajah melalui peperangan tetapi setelah merdeka masalah melalui peperangan ditinggalkan kini menjadi masalah baru salah satunya akan pengelolaan sampah.
Setelah mendapatkan kemerdekaannya kini Indonesia bertransformasi menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) di pertengahan 2020 jumlah penduduk Indonesia tercatat sebanyak 270,20 juta jiwa. Angkanya kembali naik menjadi 272,68 juta jiwa pada pertengahan 2021.
Banyaknya jumlah penduduk tersebut akan berdampak pada sampah yang dihasilkan setiap orang. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahwa tahun 2020 total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton. Artinya ada sekitar 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk. Jika dihitung secara detail maka setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per hari.
Hasil sampah menjadi semakin besar dengan adanya beberapa faktor lainnya seperti tingginya kegiatan sehari-hari seseorang, jumlah transaksi produk, sampai keinginan memiliki suatu hal berupa barang. Belum lagi dari sisi lainnya seperti jenis sampah yang dihasilkan cukup beragam dari mulai organik, anorganik, sampai sampah lainnya yang dihasilkan.
Tidak akan ada masalah jika sampah yang dihasilkan tersebut dibuang secara benar sesuai aturan prosedur yang dibuat oleh pemerintah. Ada banyak sekali aturan yang telah dibuat seperti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012, dan masih banyak lainnya. Bahkan di setiap Rukun Tetangga (RT) sudah diberikan secara jelas akan prosedur pengelolaan sampah yang ada di masyarakat. Walaupun demikian jika melihat secara langsung ke masyarakat entah mengapa banyak sekali sampah yang berserakan dimana-mana.
Di Indonesia pengelolaan sampah ujungnya akan berada di Tempat Pembuangan AKHIR (TPA). Dimana sebagian besar TPA yang ada di Indonesia masih menerapkan metode open dumping dan landfill. Metode open dumping yaitu sampah yang dihasilkan dibuang begituh saja di TPA tanpa dilakukan proses lebih lanjut. Sedangkan metode landfill yaitu sampah yang ada di TPA akan diratakan kemudian dipadatkan menggunakan alat berat yang telah dilapisi oleh tanah.
Kedua metode yang diterapkan pada TPA tersebut masih jauh dari konsep ramah lingkungan karena dapat menimbulkan pencemaran dan menyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Gas yang dapat dihasilkan dari TPA seperti CH4 (Metana), CO2, dan N2O. Tidak hanya itu masih ingatkan masyarakat akan sebuah kejadian yang cukup memilukan dan cukup membekas bagi masyarakat Indonesia akan yang terjadi di TPA Leuwigajah.
Peristiwa tersebut terjadi tanggal 21 Februari 2005 yang menewaskan 157 orang. Hal tersebut dapat terjadi karena ratusan nyawa tersebut hilang tertimbun gunungan sampah dengan tinggi 60 meter dan panjang 200 meter. Hal tersebut sangat membekas bagi masyarakat Indonesia khususnya kepada warga kampung adat cireundeu.
Selain itu masih ada perisiwa lainnya yang dihasilkan dari sampah masyarakat Indonesia tepatnya pada pertengahan Agustus 2019 pada masyarakat kota Phuket, Thailand. Lokasi atas peristiwa tersebut terjadi di pesisir Pantai Naiyang dan Pantai Maikhao. Tentunya di kedua lokasi tersebut sebagian besar sampah plastik diindikasikan berasal dari Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari keterangan pada berbagai sampah bungkus dan botol plastik yang menggunakan Bahasa Indonesia.
Walaupun di hilir sampai pertengahan akan pengelolaan sampah mungkin sudah cukup baik tetapi dari pertengahan sampai hulu masih terdapat masalah. Hal tersebut karena masih banyaknya sampah yang berserakan di berbagai macam tempat yang dapat terlihat jelas secara mata telanjang pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Tetapi kini mulai banyak anak muda yang sadar akan lingkungan khususnya sampah yang berserakan tersebut dikenal oleh masyarakat dengan nama Pandawara Group.
Pandawara Group dipelopori oleh lima orang pemuda yaitu Rafly Pasya, Agung Permana, Rifki Sa'dulah, Muchamad Ikhsan, dan Gilang Rahma. Berdasarkan pemaparan dari Gilang latar belakang berdirinya Pandawara Group karena keresahan setiap anggota yang merupakan korban banjir yang mengalami kerugian material. Atas hal tersebut kini Pandawa Group bersama sukarelawan (volunteer) melakukan aksi membersihkan sampah dibeberapa lokasi. Hasilnya sampah ditempat tersebut kini menghilang sudah diangkut ke TPA.
Tentunya kegiatan yang dilakukan oleh Pandawara Group besar pihak lain harus diapresiasi dengan baik oleh pemerintah. Disinilah peran pemerintah bergerak di hulu pengelolaan sampah dengan cara perbaikian pengelolaan sampah di TPA seperti yang dilakukan Jepang yang telah lebih dahulu sukses. Berikut ini adalah video akan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Jepang:
Adanya kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2023 dengan tema "Terus Melaju untuk Indonesia Maju" menjadi momen sebuah momen merefleksikan perjalanan bangsa Indonesia khususnya terkait dengan pengelolaan TPA menjadi lebih baik. Apalagi di beberapa tahun ke depan Indonesia digadang-gadang menjadi IndonesiEmas2045. Dimana pada kondisi tersebut Indonesia akan menjadi sejajar dengan negara maju lainnya akan berbagai macam bidang.Â
Untuk menopang hal tersebut akan kegiatan masyarakat yang semakin tinggi di era emas-emasnya tersebut dibutuhkan pengelolaan TPA yang lebih ramah lingkungan agar terhindar kembali akan peristiwa yang memalukan seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah yang terjadi di TPA lainnya yang memberikan dampak kurang baik bagi masyarakat. Maka dari itu disini penulis memberikan sebuah kesan dan pesan terhadap pihak pengelola TPA agar lebih baik lagi.
Untuk kesan dari penulis sebagai berikut: Pertama menerapkan sifat berkelanjutan pada TPA dengan cara mengelola secara bijaksana melalui sampah yang diterima di lakukan proses lanjutan seperti daur ulang sampai menghasilkan energi sampah yang dimanfaatkan secara efisien. Kedua memperhatikan terhadap lingkungan di TPA dengan menjaga kebersihan dan kelestarian lingngan agar membuat masa depan dan ekosistem yang memiliki konsep kelanjutan.
Sedangkan untuk pesan dari penulis sebagai berikut: Pertama adalah memunculkan sisi inovasi dan teknologi yang diterpakan dalam TPA agar lebih efektif dalam membuat proses lanjutan dari sampah yang dikelola. Kedua dari menerapkan tanggung jawab secara bersama-sama sehingga tidak hanya pihak pengelola TPA saja yang harus mengatasi masalah sampah tetapi pihak lain seperti masyarakat sampai sektor swasta harus dapat melakukan kolaborasi untuk mengelola sampah menjadi lebih baik.Â
Ketiga edukasi dan kesadaran juga harus dapat diberikan oleh para pengelola TPA kepada masyarakat agar sampah yang dihasilkan agar dapat dioleh menjadi lebih efektif karena telah dipilah sesuai jenisnya.
Maka dari itu sebagai bangsa yang telah merasakan akan pahit getirnya dalam merebut kemerdekaan pastinya akan sangat mengerti akan pentingnya menjaga warisan berharga ini dengan penuh rasa tanggung jawab. Apalagi perjalanan sangatlah panjang untuk menunjukan kebebasan yang telah mengajarkan berbagai macam nilai-nilai seperti kebersamaan, semangat juang, dan pengorbanan tanpa pamrih.
Kini dengan memperingati momen sejarah yaitu akan kemerdekaan di tanggal 17 Agustus 2023 nanti harus menjadi tonggak penting yang mengingatkan seluruh lapisan masyarakat semua untuk dapat menjaga persatuan, mencintai tanah air, dan berkontribusi dalam membangun bangsa yang kuat dan maju.
Namun sebagai yang termasuk ke dalam negara yang terus berkembang akan dihadapkan oleh berbagai macam masalah seperti pengelolaan sampah. Belum lagi pertumbuhan populasi yang pesat memicu tnatangan baru dalam pengelolaan sampah yang semakin besar oleh masyarakat. Melihat negara maju seperti Jepang yang pastinya sama mengalami masalah pengelolaan sampah pula tetapi dengan penerapan inovasi, teknologi, sampai langkah yang berkelanjutan dalam pengelolaan sampah menjadi lebih efektif.
Kini saat sedang akan merayakan peringaatan kemerdekaan Republik Indonesia dengan tema "Terus Melaju untuk Indonesia Maju" sehingga waktu yang tepat untuk merenungkan betapa pentingnya menjaga dan meningkatkan pengelolaan TPA dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan. Supaya lebih sukses dibutuhkan komitmen yang melibatkan semua pihak seperti pemerintah, masyarakat, hingga sekotr swasta untuk bersama-sama mengatai masalah pengelolaan sampah dari diri sendiri sampai TPA.Â
Diakhirnya ketika sudah mendekati waktu Indonesia Emas 2045 permasalahan akan sampah di masyarakat sudah tidak terjadi sehingga Indonesia akan ramah terhadap lingkungan agar generasi muda nyaman saat menjalani kehidupan dalam menggerakan Indonesia ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H