Ibu kota Indonesia yaitu Jakarta memiliki daya tarik tersendiri bagi seluruh masyarakat di negara ini. Apalagi Jakarta dikenal sebagai kota modern, berkelanjutan, dan inklusif sehingga menjadi magnet akan daya tarik bagi masyarakat untuk datang. Salah satu pihak yang melakukan hal tersebut yaitu para anak muda yang mau mengadu nasib untuk mendapatkan pekerjaan dengan layak seperti Penulis.
Penulis salah satu anak muda yang baru saja lulus dengan pendidikan IT. Sehingga Penulis memutuskan untuk merantau ke Jakarta karena peluang kerja ditempat kelahirannya sangat terbatas. Untuk mengatasi biaya tempat tinggal maka Penulis memilih untuk tinggal bersama seorang teman di Bogor. Hampir setiap hari untuk sampai ke Jakarta agar lebih menghemat uang yang dimiliki maka Penulis menggunakan KRL (Kereta Rel Listrik).
Biasanya Penulis berangkat bekerja menggunakan KRL saat pagi menjelang matahari terbit seperti kebanyakan pekerja lainnya. Saat tiba di stasiun hal pertama yang ditemuinya adalah antrean panjang untuk membeli tiket dan masuk ke dalam KRL. Sesama penumpang KRL di pagi hari memiliki aroma harum dari sabun baik itu dari tubuh maupun rambut menandakan bahwa setiap penumpang berusaha membersihkan diri sebelum memulai aktifitas bekerja sebagai persiapan menghadapi tantangan dan rintangan akan akfitiasnya.
Awal-awal masuk KRL masih relatif sepi tetapi setelah beberapa saat kemudian kepadatan mulai terasa di dalam gerbong. Beruntungnya Penulis selalu datang cukup awal sehingga masih bisa mendapatkan kursi walaupun banyak penumpang lain yang harus berdiri karena tak mendapatkan kursi kosong. Namun beberapa kali Penulis merasakan kesulitan mendapatkan tempat duduk dan terpaksa harus berdiri tegak meskipun tidak terlalu kuat untuk berdiri lama. Namun meski begitu Penulis selalu menikmati momen-momen kecil yang tercipta saat menggunakan KRL untuk sampai ke Jakarta.
Penulis sangat senang mengamati berbagai macam ekspresi wajah penumpang lain. Ada banyak ekspresi mulai dari wajah yang masih mengantuk, bahagia, lelah, hingga marah yang dapat terlihat secara langsung melalui mukannya. Namun jika dilihat secara keseluruhan ekspresi wajah yang dominan adalah kelelahan mungkin akibat dari aktivitas pagi yang melelahkan pada hari sebelumnya tetapi tetap saja para penumpang berusaha untuk bersemangat dari aktifitas di KRL.
Tidak jarang pula Penulis mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan sesama pekerja di KRL. Kisah-kisah perjalanan yang menarik sering didengarnya sebagai pelajaran hidup dari orang lain. Beberapa obrolan bahkan berbuah manis dengan menjadi teman baru yang memberikan kesempatan berharga seperti informasi pekerjaan.
Ketika berada di tempat gerbong dengan arah jendela Penulis menikmati pemandangan alam dan hamparan sawah yang menyejukkan mata di pagi hari. Ia juga dapat melihat kesibukan masyarakat perkotaan melalui lalu lintas sepanjang perjalanan. Jika beruntung Penulis dapat menyaksikan matahari terbit melalui jendela KRL. Semua pemandangan ini memberikan semangat yang meningkat baginya saat memulai hari dengan lembaran baru.
Sesampainya di stasiun Jakarta Penulis disambut oleh alunan musik tradisional yang nyaman didengar dari musisi jalanan di peron stasiun. Hal ini membuatnya semakin bersemangat untuk menjalani aktivitas pekerjaan sebagai pekerja baru. Tetapi untuk mencapai tempat kerja yang dekat dari stasiun Penulis biasanya menggunakan angkot sebagai sarana transportasinya.
Pengalaman menggunakan KRL bagi para pekerja termasuk Penulis memberikan momen yang menarik tak hanya saat berangkat tetapi juga ketika pulang. Saat berangkat wangi harum dari sampo atau sabun para penumpang mengisi udara di dalam KRL tetapi terjadi perbedaan saat pulang dimana hal yang tercium oleh hidung yaitu bau sedap akibat seharian beraktifitas dari sesama penumpang. Tidak hanya itu saja suasana padat saat berangkat dan pulang masih sama bahkan lebih ramai saat pulang sehingga para penumpang harus berdesakan dengan tanpa adanya cela sedikitpun.
Pemandangan malam yang indah diterangi oleh cahaya jalan dan gedung tinggi yang bersinar membuat kota tetap beraktifitas seolah-olah siang hari yang terlihat sepanjang perjalanan menggunakan KRL. Penulis menikmati momen tersebut namun tak terasa KRL yang ia tumpangi sudah sampai di stasiun tujuan dekat rumah. Ketika turun dari KRL Penulis merasa bersyukur karena telah menyelesaikan aktifitas pekerjaan dan pulang dengan selamat.
Kini Penulis telah secara resmi menjadi pekerja kantoran yang akan setiap hari naik menggunakan KRL. Bahkan kini KRL telah menjadi bagian dari rutinitas harian dan hidupnya kini dan nanti saat masih menjadi pekerja kantoran. Meski banyak momen yang dialaminya tetapi semangat Penulis tetap berkobar untuk mencari nafkah dan meraih sukses dalam perjalanan hidupnya. Sehingga anggota keluarga khususnya orang tuanya akan dengan bangga kepada anaknya saat sedang berkumpul keluarga karena telah sukses menaklukan kejamnya ibu kota.
Akhirnya setelah cukup sering dalam perjalanan menggunakan KRL untuk bekerja kini Penulis menyadari bahwa di balik kesibukan dan kepadatan yang ada berbagai macam momen kecil yang menggugah hati dan berkesan. Pengalaman naik KRL juga telah mengajarkan kepadanya tentang arti kebersamaan, keuletan, dan semangat untuk meraih kesuksesan dalam setiap perjalanan hidupnya. Dan dengan setiap harinya naik KRL kini membuat Penulis merasa telah menemukan bagian dari dirinya yang bersemangat untuk menjalani kehidupan dengan penuh arti dan makna.
Apakah para pembaca memiliki pengalaman hidup saat menjadi pekerja menggunakan KRL tiap hari?. Jika ada sebuah momen menarik saat menggunakan KRL tidak ada salahnya untuk memaparkan hal tersebut didalam kolom komentar. Terima kasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H