Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Film

Kisah Perjalanan Penemuan Seperti Film Oppenheimer Dalam Menyelesaikan Masalah Sampah di Indonesia

6 Agustus 2023   17:59 Diperbarui: 6 Agustus 2023   18:16 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dana (Sumber: https://pixabay.com/id/images/search/keuangan%20/)


Saat ini lebih spesifik lagi pada bulan ini ada dua film yang sedang naik daun bagi masyarakat dunia. Dimana film tersebut memiliki judul film yaitu film barbie dan oppenheimer. Kedua film tersebut dapat dikatakan memiliki pandangan yang saling bertolak belakang. Pada film Barbie dibuat sebagai hiburan yang dibarengi akan pesan moral didalamnya sedangkan pada film Oppenheimer dibuat untuk mendokumentasikan peristiwa sejarah dunia di masa lalu. Sehingga saat ini di masyarakat seperti terpecah ke dalam dua sisi akibat film tersebut. Tetapi jika penulis disuruh memilih antara dua film tersebut akan memiliki film Oppenheimer karena memaparkan sejarah masa lalu sehingga menjadi pelajaran untuk saat ini.

Film Oppenheimer mengisahkan seseorang ilmuan fisikawan teoritis berasal dari Amerika Serikat yang bernama J. Robert Oppenheimer. J. Robert Oppenheimer dilahirkan di New York, Amerika Serikat pada tanggal 22 April 1904. Digambarkan pada film tersebut ia merupakan mahasiswa yang berasal dari lulusan Harvard, Cambridge, dan Goettingen. Ia juga memegang kunci peran dalam sebuah proyek Manhattan unttuk membuat bom atom di Laboratorium Los Alamos saat Perang Dunia II berlangsung. Tentunya proyek yang dikerjakan bersifat rahasia sehingga hanya orang-orang tertentu yang dapat mengetahuinya. Saat sedang proses pengembangan bom atom tersebut ada sebuah kebimbangan atas sebuah penemuan yang diciptakan karena dapat membunuh banyak orang dalam waktu sekejap mata.


Atas cerita yang dibawakan dalam film Oppenheimer membuat penulis merasakan sebuah perasaan ngidam. Harus digaris bawahi bahwa perasaan ngidam disini tidak seperti pemahaman masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil yang menginginkan sesuatu bisanya mengenai makanan. Tetapi arti dari ngidam disini yaitu harsrat ingin menggapai sesuatu. Maka dalam kasus penulis ini ngidamnya berupa ingin menjadi seseorang ilmuan yang dapat menciptakan sebuah penemuan yang akan memberikan dampak pada bumi. Jika melihat di tempat tinggal yaitu Indonesia maka penemuan yang ingin dicapai yaitu menciptakan sebuah alat sampai sistem akan pengolahan sampah.

Secara dominasi pengolahan sampah di Indonesia berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menggunakan metode open dumping dan landfill. Metode open dumping merupakan metode sampah yang dibuang di TPA dibiarkan tanpa adanya proses yang lebih lanjut sedangkan metode landfill merupakan metode dimana sampah diratakan kemudian dipadatkan menggunakan alat berat serta dilapisi oleh tanah. Penerapan metode tersebut kurang ramah lingkungan karena akan menimbulkan pencemaran tanah, air, sampai udara.


Penerapan metode tersebut juga menghasilkan peristiwa yang sangat mengejutkan masyarakat sampai berbagai media turut meliputi hal tersebut. Peristiwa tersebut terjadi di TPA Leuwigajah, Kota Cimahi, Jawa Barat yang terjadi 17 tahun yang lalu. Akibat peristiwa tersebut menghasilkan longsor sampah yang memakan korban hingga 150 orang. Tentunya peristiwa tersebut menjadi momen yang sangat menyayat hati bagi berbagai macam pihak.

Untuk dapat merealisasikan akan perasaan ngidam kedalam kehidupan secara nyata tidaklah mudah. Jika dilihat pada Oppenheimer untuk menciptakan penemuan tersebut harus mendapatkan pendidikan terbaik dari Harvard, Cambridge, dan Goettingen. Maka dari itu disini penulis untuk dapat merealisasikan ngidam tersebut terlebih dahulu mendapatkan pendidikan terbaik di Indonesia. Jika pada beberapa tahun belakang masih ada sekolah yang dijuluki sekolah unggulan maka itulah tempat pendidikan yang dipilih pada ditempat tersebut.

Apalagi menurut informasi terselubung di masyarakat bahwa sekolah unggulan memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan sekolah lainnya. Tetapi dengan bangku yang tersedia terbatas dengan peminat yang tinggi membuat persaingan sangatlah ketat. Untuk dapat meraih bangku di sekolah unggulan tersebut maka para siswa harus memiliki nilai Ujian Nasional (UN) yang tinggi dibandingkan siswa lainnya. Maka untuk mendapatkan nilai UN yang tinggi cara yang dilakukan oleh penulis yaitu berlatih dengan latihan soal saat masih dibangku awal-awal sekolah. Sehingga dapat dikatakan penulis seperti memulai lebih dahulu dibandingkan siswa lainnya harapannya peluang diterima di sekolah unggulan menjadi lebih besar. Penerapan hal tersebut dilakukan penulis untuk jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA.

Tentunya saat sudah mau masuk ke perguruan tinggi persaingan yang terjadi sangatlah berbeda karena mulai sangat ketat karena saingan dari seluruh siswa dan siswi di Indonesia. Dimana setiap siswa bersaing untuk mendapatkan bangku kuliah di perguruan tinggi negeri. Ya, harus diakui bahwa di masyarakat untuk kasus perguruan tinggi masih condong ke negeri karena kualitas dan biaya yang terjangkau. Belum lagi jam terbang yang cukup tinggi akan berbagai macam penelitian yang dipublikasikan melalui jurnal oleh perguruan tinggi negeri. Di Indonesia ada beberapa perguruan tinggi negeri yang termasuk ke dalam rangking dunia. Maka disitulah tempat pendidikan perguruan tinggi yang mau didapatkan agar mendapatkan ilmu pengetahuan terbaik agar merealisasikan ngidam dalam membantu memberikan solusi kepada masyarakat dalam hal pengolaan sampah.

Seperti pada film Oppenheimer untuk menciptakan sebuah penemuan yang akan berdampak secara besar pastinya membutuhkan modal yang cukup besar. Dalam proyek Manhattan bisa menelan biaya sekitar USD 2 miliar (atau setara USD70 miliar untuk biaya saat ini). Tentunya untuk membuat penemuan dari ngidam penulis pastinya dananya cukup tinggi. Jika hanya mengandalkan dari dana pribadi pastinya sangat terbatas dan tidak sampai untuk mengeluarkan dana sebesar tersebut. Maka dari itu disini solusi yang dapat ditempuh terhadap dana yaitu melakukan kerja sama dengan pihak pemerintah atau swasta dengan menerapkan simbiosis mutualisme. Dimana keuntungan untuk penulis yaitu dana akan aman untuk melakukan penemuan alat-sistem sedangkan pihak pemberi dana akan mendapatkan ilmu pengetahuan serta hasil penemuan dapat menunjang kegiatan dari pihak pemberi dana dimasa depan.

Jika melihat dari film Oppenheimer dalam proyek yang dikerjakan dibuuthkan lebih dari 130.000 orang yang terlibat didalamnya. Tentunya orang-orang yang terlibat tersebut merupakan seseorang yang memiliki kredibilitas dalam mengerjakan proyek tersebut. Maka dari itu disini dalam proyek ngidam penulis maka dibutuhkan orang-orang yang memiliki kredibilitas yang tinggi untuk dapat terlibat. Secara nyata seseorang tersebut biasanya terdiri dari para mahasiswa yang diketua oleh dosen yang sudah banyak melakukan penelitian. Alasan pemilihan tersebut karena diasumsikan penulis merealisasikan perasaan ngidamnya saat sedang menempuh pendidikan di bangku kuliah.

Di dalam film Oppenheimer walaupun proyek yang dikerjakan bersifat rahasia tetapi dalam pengembangan terdapat banyak konflik. Dimana konfilk tersebut bagi masyarakat yang akan menerima dampak dari bom atom tersebut yang akan dapat secara cepat menewaskan banyak orang dengan waktu yang sangat singkat. Begitupun dengan perasaan ngidam yang ingin direalisasikan penulis akan penemuan dalam membantu menyelesaikan permasalahan pada pengolahan sampah. Walaupun jika dilihat secara permukaan atas penemuan yang dilakukan penulis bersifat baik tetapi pastinya akan banyak konflik didalamnya. Dimana munculnya konfilk tersebut karena penulis berusaha merusak atas alat-sistem yang telah mengakar pada kegiatan pengolahan sampah yang telah ada. Pastinya dari kegiatan yang telah mengakar pada sistem pengolahan sampah ada beberapa pihak yang mendapatkan keuntungan didalamnya. Sehingga dengan adanya penemuan alat-sistem bisa saja mempengaruhi keuntungan pada beberapa pihak tersebut yang berpotensi munculnya sebuah konfilk yang akan menjadi hambatan dalam merealisasikan ngidam penulis dalam menyelesaikan permasalahan pengolahan sampah di masyarakat Indonesia.

Berbicara konflik pada film Oppenheimer juga terhadap pihak pemerintah dan militer. Pada proyek tersebut tim yang mengembangkan mendapatkan konflik dengan pihak tersebut karena permasalahan keamanan, kebijakan, dan tekanan untuk dapat berhasil secara baik. Begituh pun apabila penemuan dari ngidam untuk menemukan alat-sistem dalam pengolahan sampah jika mau diterapkan di masyarkat pastinya akan ada sebuah konflik dengan pihak pemerintah. Dimana dalam hal ini pihak pemerintah memiliki standar alur dalam menggerjakan sesuatu untuk kebaikan masyarakat. Sehingga alur yang dilakukan tersebut harus dapat dilakukan secara bertahap dan tidak boleh adanya pemotongan alur untuk mempersingkat waktu. Disitulah konflik akan muncul dimana terdapat perbedaan proses alur dalam mengerjakan sebuah hal antara penulis dan pemerintah.

Sampah (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/pembuangan-membuang-sampah-tpa-1846033/)
Sampah (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/pembuangan-membuang-sampah-tpa-1846033/)

Sehingga dapat dikatakan bahwa film Oppenheimer seperti perjalanan perasaan ngidam akan menemukan sebuah alat-sistem dalam pengolahan sampah untuk direalisasikan secara nyata. Untuk setiap langkah yang dilakukan dalam merealisasikan perasaan ngidam penulis bisa dikatakan hampir sama alur dari film Oppenheimer. Walaupun disini terdapat perbedaan berupa hasil penemuan jika pada film Oppenheimer berupa bom atom tetapi untuk penulis alat-sistem pengelolaan sampah. Tetapi tujuan akhirnya pada film Oppenheimer berupa penghentian Perang Dunia II sedangkan untuk penulis yaitu menyelesaikan masalah sampah agar lebih baik dari sisi pengolaannya.

Apakah para pembaca sekalian setelah menonton film Oppenheimer juga memiliki peraaan ngidam dalam menemukan sebuah penelitian yang dapat menyelesaikan masalah di lingkungan sekitar?. Jika iya, maka tidak ada salahnya untuk memaparkan di dalam kolom komentar. Harapannya dengan banyaknya perasaan ngidam akan menemukan sebuah solusi di masyarakat yang berasal penemuan akan mendapatkan dua hal secara bersamaan berupa hasil penelitian dan menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa akhir dari semua tersebut dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi dari pada sebelumnya karena berbagai masalah yang kecil-besar telah diselesaikan melalui berbagai penemuan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun