Saat membaca sebuah berita yang dipaparkan dalam sebuah koran harian setempat ada sebuah kalimat yang cukup nyata tentang kehidupan. Dimana kalimat tersebut memaparkan akan dalam menjalani kehidupan ini akan selalu keras kepada seseorang khususnya kepada anak laki-laki. Nyatanya hal tersebut dapat terlihat secara nyata kepada seseorang anak yang bernama Aji yang bukan nama sebenarnya.
Aji merupakan seseorang anak yang hidup dalam sebuah desa yang sangat jauh dari perkotaan. Ia juga terlahir dalam sebuah keluarga yang cukup sederhana yang dilengkapi oleh seseorang ayah, ibu, kakak, dan ia.Â
Setelah aji lahir keluarga kecil tersebut hidup dengan nyaman tanpa adanya sebuah peristiwa yang cukup memilukan. Tetapi ketika Aji mulai memasuki usia 5 tahun barulah roda kehidupan mulai tidak memihak kepada Aji.
Awal permulaan hal memilukan terjadi kepada sang kakak yang berbeda umur sekitar 10 tahun. Berdasarkan berbagai macam informasi yang beredar di dalam masyarakat dimana sang kakak mengalami kekerasan oleh orang lain.Â
Dimana kekerasan yang diberikan terjadi saat sang kakak pulang dari rumah teman sekitar malam hari. Sang kakak tentunya dibegal oleh beberapa orang dewasa serta dimintai barang beharganya. Dikarenakan tidak ada barang beharga yang dimaksud oleh para begal tersebut membuat sang kakak menjadi korban. Luka yang di derita sangat fatal sehingga ketika beberapa hari kemudian sang kakak harus menjadi korban ganasnya perisitwa tersebut.
Dikarenakan hal tersebut membuat keluarga tersebut yang awalnya harmonis mulai mengalami perubahan. Perubahan besar terjadi kepada sang ayah, dimana awalnya ramah menjadi cenderung diam dan dibeberapa waktu selalu marah-marah. Perubahan besar tersebut terjadi menjadi kian memuncak ketika sang ayah mengalami PHK akibat pandemik virus Corona.Â
Apalagi pada saat pandemik tersebut kebutuhan hidup sedang tinggi-tingginya karena adanya pertambahan kebutuhan. Dengan tidak ada pemasukan tetapi pengeluaran membeludak membuat sang ayah menjadi kian tersulut emosi dengan mudahnya.Â
Sehingga yang menjadi korban sudah pasti sang istri yang setiap hari harus merasakan pahitnya hal tersebut. Lambat laun karena sang istri selalu menjadi korban akhirnya harus mengalami hal kurang menyenangkan. Atas peristiwa tersebut membuat sang ayah menjadi depresi sehingga diakhirnya hal mengenaskan harus pula terjadi kepada sang ayah.
Hal tersebut membuat dalam keluarga tersebut hanya berada Aji saja sendirian di usia belia. Nyatanya walaupun kondisi demikian masih saja Aji harus merasakan hal yang tidak menyenangkan. Dimana harta berupa alat transportasi sampai rumah yang ditempati oleh keluarga tersebut diklam oleh sanak-saudara lainnya.Â