Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Aji dalam Menghadapi Pahitnya Kehidupan Tetapi Berakhir Sukses

21 Mei 2023   21:23 Diperbarui: 21 Mei 2023   21:50 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berita Koran/pixabay.com

Saat membaca sebuah berita yang dipaparkan dalam sebuah koran harian setempat ada sebuah kalimat yang cukup nyata tentang kehidupan. Dimana kalimat tersebut memaparkan akan dalam menjalani kehidupan ini akan selalu keras kepada seseorang khususnya kepada anak laki-laki. Nyatanya hal tersebut dapat terlihat secara nyata kepada seseorang anak yang bernama Aji yang bukan nama sebenarnya.

Aji merupakan seseorang anak yang hidup dalam sebuah desa yang sangat jauh dari perkotaan. Ia juga terlahir dalam sebuah keluarga yang cukup sederhana yang dilengkapi oleh seseorang ayah, ibu, kakak, dan ia. 

Setelah aji lahir keluarga kecil tersebut hidup dengan nyaman tanpa adanya sebuah peristiwa yang cukup memilukan. Tetapi ketika Aji mulai memasuki usia 5 tahun barulah roda kehidupan mulai tidak memihak kepada Aji.

Awal permulaan hal memilukan terjadi kepada sang kakak yang berbeda umur sekitar 10 tahun. Berdasarkan berbagai macam informasi yang beredar di dalam masyarakat dimana sang kakak mengalami kekerasan oleh orang lain. 

Dimana kekerasan yang diberikan terjadi saat sang kakak pulang dari rumah teman sekitar malam hari. Sang kakak tentunya dibegal oleh beberapa orang dewasa serta dimintai barang beharganya. Dikarenakan tidak ada barang beharga yang dimaksud oleh para begal tersebut membuat sang kakak menjadi korban. Luka yang di derita sangat fatal sehingga ketika beberapa hari kemudian sang kakak harus menjadi korban ganasnya perisitwa tersebut.

Dikarenakan hal tersebut membuat keluarga tersebut yang awalnya harmonis mulai mengalami perubahan. Perubahan besar terjadi kepada sang ayah, dimana awalnya ramah menjadi cenderung diam dan dibeberapa waktu selalu marah-marah. Perubahan besar tersebut terjadi menjadi kian memuncak ketika sang ayah mengalami PHK akibat pandemik virus Corona. 

Apalagi pada saat pandemik tersebut kebutuhan hidup sedang tinggi-tingginya karena adanya pertambahan kebutuhan. Dengan tidak ada pemasukan tetapi pengeluaran membeludak membuat sang ayah menjadi kian tersulut emosi dengan mudahnya. 

Sehingga yang menjadi korban sudah pasti sang istri yang setiap hari harus merasakan pahitnya hal tersebut. Lambat laun karena sang istri selalu menjadi korban akhirnya harus mengalami hal kurang menyenangkan. Atas peristiwa tersebut membuat sang ayah menjadi depresi sehingga diakhirnya hal mengenaskan harus pula terjadi kepada sang ayah.

Keluarga Kecil/pixabay.com
Keluarga Kecil/pixabay.com

Hal tersebut membuat dalam keluarga tersebut hanya berada Aji saja sendirian di usia belia. Nyatanya walaupun kondisi demikian masih saja Aji harus merasakan hal yang tidak menyenangkan. Dimana harta berupa alat transportasi sampai rumah yang ditempati oleh keluarga tersebut diklam oleh sanak-saudara lainnya. 

Dikarenakan Aji masih kecil dan masih belum bisa memikirkan hal tersebut membuat dengan mudah sanak-saudaranya menguasi hal tersebut. Ketika sudah dikuasai nyatanya Aji langsung ditendang dari harga yang dimiliki oleh sang ayah dan ibunya. Sehingga mau tidak mau Aji harus luntang-lantung saat menjadi kehidupan sehari-hari.

Walaupun kondisi Aji demikian tetapi ia anak yang penuh semangat dan selalu memaparkan akan mimpi besarnya kelak. Dimana mimpi tersebut tidak untuk menguasai kembali tetapi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari pada sebelumnya. 

Semangat dan mimpi besarnya tersebut ia dapatkan dari gemar membaca berbagai macam buku seperti buku inspiratif. Buku-buku tersebut memberikan sebuah pesona yang indah atas berbagai cerita orang-orang sukses dengan rintangan yang begitu besar saat menjalaninya. Kondisi tersebut menjadi bahan bakar bagi Aji untuk bangkit dan menjadi sukses seperti cerita di dalam buku yang dibaca.

Untuk mendapatkan buku-buku tersebut biasanya meminjam kepada seseorang penjaga perpustakaan pada sebuah pesantren. Sedangkan untuk kebutuhan biasanya ia melakukan pekerjaan di pasar. Saat pagi hari biasanya Aji akan berada pesantren tersebut untuk membaca berbagai macma buku. Sedangkan ketika sudah mulai siang hari ia akan berada di pasar untuk mendapatkan uang. 

Uang yang di dapatkan tidaklah begituh banyak tetapi cukup untuk membeli nasi dengan kecap dibarengi oleh air minum. Tetapi terkadang uang yang di didapatkan diambil oleh orang dewasa dengan cara memaksa. Jika hal tersebut terjadi maka Aji akan tidak makan di hari itu sampai mendapatkan uang barulah ia makan.

Kegiatan Membaca/pixabay.com
Kegiatan Membaca/pixabay.com

Hampir datang ke pesantren tersebut setiap hari untuk membaca berbagai macam buku dengan berbagai macam tema. Suatu hari pesantren tersebut kedatangan pemiliknya yang baru pulang dari menempuh pendidikan di luar negeri. Ia melihat Aji yang sedang membaca dengan fokus tanpa melihat kepada hal lainnya. Tentunya dengan apa yang dilihat membuat pemilik pesantren mengajak Aji untuk berbincang-bincang pada hari itu. 

Pemaparan yang diberikan oleh Aji tersebut membuat pemilik pesantren memberikan sebuah kesempatan kepada Aji untuk menjadi salah satu santrinya tetapi dengan perlakukan khusus. Dimana maksud khusus tersebut ia akan melakukan dua hal yaitu menjadi santri dan bekerja di pesantren tersebut. Tanpa basa-basi Aji langsung menerima kesempatan tersebut dengan semangat.

Setelah hari itu Aji selalu giat belajar dan melakukan pekerjaan yang diberikan. Dengan melihat hal tersebut membuat pemilik pesantren memberikan kesempatan kembali kepada Aji untuk mengelola bisnis makanan yang mau dijalnakan oleh pemilik. Akhirnya Aji kembali setuju untuk menjadi pengelola bisnis tersebut. Bisnis yang dikelola tersebut hanya dengan membutuhkan waktu sekitar 2 tahun sudah mengalami perubahan yang sangat signifikan dalam hal laba. Dimana laba yang dimiliki hampir sudah menginjak dua digit hampir mendekati tiga digit.

Tidak hanya mahir dalam mengelola bisnis yang dijalankan Aji juga mampu mendapatkan nilai yang bagus dalam bidang ilmu pengetahuan. Jika dilihat dari nilai ia hampir selalu mendapatkan nilai memuasakan mencapai 100, tidak pernah menyentuh di angka dibawah 90. 

Kondisi tersebut membuat ia memiliki kesempatan untuk membuat bisnisnya secara mandiri serta mendapatkan beasiswa untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi (mahasiswa) di kota besar. Antara dua pilihan tersebut Aji memilih beasiswa sehingga ia harus pergi ke kota demi mendapatkan pendidikan lebih baik.

Sukses/pixabay.com
Sukses/pixabay.com

Hal menarik lainnya Aji selain menjadi mahasiswa ia juga melakukan bisnis. Ada banyak sekali bisnis yang dijalani tetapi ada satu bisnis yang digeluti sampai saat ini mengenai pakaian. Bahkan bisnis yang dijalankan sampai mendapatkan pekerjaan dari pihak kampus untuk mengerjakan jaket dan berbagai macam hal lainnya. 

Dibeberapa kesempatan bisnis yang dijalani mendapatkan sebuah investor dengan suntikan dana yang sangat besar agar lebih berkembang. Sehingga setelah lulus ia dapat mengelola secara maksimal atas bisnis yang sedang dijalankan dengan fokus untuk pasar domestik dan internasional.

Kini setelah menginjak usia dewasa ia telah sukses dalam dunia pendidikan melalui meraih cumlaude serta bisnis yang dijalankan mulai merambah ke pasar internasional. Tidak lupa ia juga menjadi motivator agar dapat menginspirasi kepada masyarakat secara luas. Ia juga banyak melakukan banyak sekali memberikan kesempatan kepada orang lain khususnya anak-anak yang memiliki nasib sama seperti ia dahulu agar dapat meraih kata suksesnya masing-masing.

Adanya cerita kehidupan Aji tersebut mengajarkan kepada kita semua bahwa walaupun kehidupan ini selalu keras tetapi dengan adanya semangat dan bekerja keras kesuksesan dapat diraih pula. Jadi ayo anak-anak Indonesia untuk selalu semangat dan berusaha agar menciptakan kisah sukses dengan versi masing-masing berdasarkan pengalaman hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun