Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita Lebaran Bagi Anak Muda Saat Ditanya Mengenai "Kapan"

10 Mei 2023   19:03 Diperbarui: 10 Mei 2023   19:11 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga (Sumber: pixabay.com)

Tinggal di sebuah desa memiliki banyak sekali aturan masyarakat yang selalu di pegang oleh masyarakat sekitar. Dari sekian banyak aturan tersebut salah satunya yaitu merantau. 

Dapat diartikan merantau merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang meninggalkan kampung halamannya untuk ke tempat baru yang biasanya di pilih kota-kota besar. Tujuan utama dari melakukan merantau hanya satu yaitu berharap dapat merubah ke arah yang lebih baik.

Pada umumnya kegiatan merantau yang dilakukan oleh seseorang yang mulai beranjak dewasa. Pastinya dengan banyak anak muda di kampung memberikan dampak di kampung halaman yaitu kekurangan sumber daya manusia sehingga terjadi kekosongan di beberapa pekerjaan. Pekerjaan yang kosong salah satunya yaitu menjadi petani yang merupakan pekerjaan umum di kampung halaman.

Selain aturan untuk melakukan kegiatan merantau ada juga aturan lainnya yang masih selalu dipegang oleh masyarakat setempat. Dimana nama atas aturan lain tersebut diberi nama oleh masyarakat dengan nama mudik. Mudik merupakan kegiatan yang di lakukan oleh seseorang dalam melakukan perjalanan pulang kampung. 

Kegiatan mudik sendiri biasanya di lakukan pada saat khusus seperti Idul Fitri. Walaupun lebih spesifik kegiatan mudik biasanya dilakukan oleh seseorang yang beragama Islam tetapi tidak menutup kemungkinan pemeluk agama lain juga melakukan kegiatan mudik. Tujuan dari kegiatan mudik yaitu menjalani silaturahmi antara keluarga yang sempat renggang karena tidak bertemu.

Lebaran | Sumber: pixabay.com
Lebaran | Sumber: pixabay.com

Saat melakukan kegiatan mudik itulah akan ada sebuah harapan indah dari setelah melakukan kegiatan merantau dan mudik ke kampung. Harapan indah tersebut akan sebuah cerita kesuskesan dengan dibuktikan akan kedatangan yang sangat heboh. 

Biasanya hal yang paling mudah dapat dilihat dari jenis kendaraan yang dibawa saat pulang ke kampung halaman. Maka tidak heran jika banyak sekali anak muda yang membawa kendaraan berupa mobil agar terlihat sukses di kegiatan merantau.

Setelah membawa kendaraan mobil tersebut ternyata para sanak keluarga di kampung halaman terkadang tidak puas jika hanya itu saja. Pastinya akan ada pertanyaan yang cukup pribadi yang diberikan kepada seseorang tersebut. 

Jika seseorang masih berstatus sebagai pelajar (mahasiswa) pertanyaan yang diberikan akan seputar kuliah seperti kapan lulus, sudah bab berapa, kapan sidang, dan masih banyak lagi. Tetapi ketika seseorang sudah mulai dewasa dalam arti memiliki pendapatan mandiri pertanyaan pun akan berubah antara lain sudah dapat beli apa dari gajih, berapa gajih, sampai kapan nikah.

Terakadang jika ditarik menjadi sebuah benang merah pertanyaan yang diberikan tersebut akan tentang kehidupan pribadi yang dimulai dari pertanyaan "KAPAN". 

Pemberian pertanyaan tersebut biasanya berasal dari para tante, om, atau sanak keluarga lainnya yang sudah dewasa kepada para anak muda di dalam keluarga besar. Munculnya pertanyaan karena biasanya tidak ada pembahasan lain yang dibisa di keluarga oleh sanak saudara sehingga akhirnya pertanyaan tersebut keluarga untuk sekedar basa basi untuk mencairkan suasana.

Tujuan awalnya memang terkesan baik tetapi terkadang respon yang diberikan anak muda tersebut kurang baik. Tertekan atas pertanyaan tersebut merupakan respon yang sangat umum dikeluarkan oleh para anak muda atas pertanyaan tersebut. 

Apalagi dengan adanya ekspektasi yang sangat tinggi dari masyarakat kampung bahwa seseorang yang marantau pasti sangat sukses ketika kembali ke desa membuat tekanan tersebut kian besar. Bahkan dibeberapa kasus anak muda berdasarkan shari cerita ketika sudah kembali merantau dengan anak muda lainnya banyak sekali yang merenung dan bertanya-tanya atas kehidupan yang dilaluinya selama merantau.

Tetapi karena biasanya saat mudik dilakukan tidak hanya satu hari terkadang respon yang diberikan para anak muda termasuk penulis agar tidak ada pertanyaan tersebut yaitu pergi ke luar atau berdiam diri di dalam kamar. 

Rasanya untuk ke luar tidak terlalu dapat dilakukan karena tidak mengetahui akan lingkungan sekitar yang sudah banyak mengalami perubahan. Sehingga pilihan yang banyak dipilih termasuk penulis yaitu berdiam diri dikamar. Bahkan untuk keluar dari kamar tersebut hanya untuk hal-hal yang sangat penting seperti makan atau ke kamar mandi saja.

Setelah banyak sekali pertanyaan tersebut yang diberikan kepada anak muda yang merantau seperti penulis rasanya kerja keras di kota tersebut rasanya sangat jauh sekali dari kata sukses berdasarkan pandangan masyarakat. Sehingga seakan-akan kerja keras banting tulang dari pagi sampai pagi tidak ada hasilnya di mata para sanak saudara. Walaupun demikian kami para anak muda yang merantau harus tetap sopan dan tersenyum agar tidak terjadi perang saat kumpul keluarga di kala mudik.

Atas hal tersebut juga terkadang para anak muda seperti penulis yang merantau kehidupan ini seperti semua orang berlomba-lomba. Dari mulai gajih, pekerjaan, percintaan, sampai kesuksesan semua orang berlomba-lomba yang terbaik, terbesar, sampai tersukses. Sehingga ketika seseorang anak muda tidak bisa meraih tersebut rasa-rasanya akan mendapatkan pandangan kurang baik dari para sanak saudara.

Keluarga (Sumber: pixabay.com)
Keluarga (Sumber: pixabay.com)

Padahal dalam menjalani kehidupan setiap orang memiliki perbedaan yang sangat jauh saking berbedanya antar individu disebut unik. Alasan unik tersebut karena ada ada banyak sekali perbedaan yang sangat besar antara individu antara lain nasib, perjalanan hidup, dan masih banyak lagi. 

Atas perbedaan tersebut pastinya akan memberikan kehidupan yang berbeda-beda kepada para anak muda tersebut. Walaupun demikian berikut ini merupakan sebuah solusi yang dapat dilakukan oleh para anak muda seperti penulis ketika mendapatkan pertanyaan pribadi tersebut.

Pertama melakukan penyewaan. Penyewaan yang dilakukan cukup beragam dari mulai kendaraan, pakaian, sampai hal-hal lain. Untuk point pertama ini lebih spesifik ke pada hal-hal yang dapat terlihat oleh mata telanjang pada sanak saudara. 

Pada point ini juga harus diselarasakan dengan gaya yang biasa digunakan jangan sampai barang-barang yang disewa tersebut tidak cocok ketika digunakan. Kelebihan dari melakukan penyewaan tersebut adalah cukup beragam contoh saja mobil dimana setiap tahun dapat berganti-ganti merek sehingga terlihat cukup suskes karena berganti tiap tahun.

Kedua jawab pertanyaan dengan nada bercanda. Agar lebih mencarikan suasana saat lebar yang indah agar tidak berubah menjadi suram atas pertanyaan yang diberikan. 

Merespon dengan nada bercanda merupakan solusinya karena akan menjadi saling hangat antara keluarga. Tetapi jika ingin menyerang balik tidak ada salahnya melakukan pertanyaan balik kepada sang penannya tetapi dengan nada bercanda agar tidak menyakiti perasaannya. Jika sudah bertanyan balik dengan nada berncada maka ketika sudah menjawab diberikan langsung berikan respon dengan nada cukup serius. 

Ketika sudah melakukan tersebut maka akan seolah-olah sanak keluarga yang ingin menyerang dengan pertanyaan pribadi malah terserang balik. Tentunya pada point ini harus diperhatikan sopan santun saat melakukan pertanyaan pribadi secara balik agar tidak terjadi perselisihan antar keluarga di momen lebaran.

Ketiga memberikan jawaban yang ambigu. Ini merupakan sebuah jawaban yang cukup pas jika diberikan jika sudah diberikan pertanyaan tersebut saat mudik. Ambigu tersebut sebuah kata atau kalimat yang memiliki arti lebih dari satu. Atas hal tersebut pastinya seseorang yang bertanya akan merasa bosan untuk bertanya. 

Apalagi kata atau kalimat yang diberikan sangat lah ambigu. Memang untuk merealisasikan pada point ketiga ini rasanya cukup sulit karena harus memikirkan kata atau kalimat tersebut. 

Walaupun pada penerapannya tidak lah semudah seperti membalikan telapak tangan karena akan ada emosi dari penanya karena jawaban yang diberikan ambigu.

Pertanyaan (Sumber: pixabay.com)
Pertanyaan (Sumber: pixabay.com)

Pada dasarnya ada banyak sekali solusi yang dapat dilakukan apra anak muda akibat pertanyaan yang diberikan sanak keluarga saat mudik dilakukan. Apakah para pembaca khususnya anak muda memiliki pemikiran yang berbeda-beda dari yang dipaparkan penulis?. 

Jika iya, maka tidak ada salahnya jika para pembaca tersebut memaparkan didalam kolom komentar. Sehingga atas pemaparan yang diberikan pembaca tersebut dapat menjadi sebuah solusi kepada anak muda lainnya yang diberikan pertanyaan pribadi saat kumpul keluarga besar ketika mudik.

Memang pertanyaan tersebut sudah ada sejak zaman dahulu kepada para anak muda. Tetapi akan menjadi menyakitkan jika pertanyaan tersebut dibarengi dengan perbandingan dengan anak muda lainnya. Ya, terkadang ada sebuah perbandingan setelah itu. Dimana perbandingan yang diberikan kepada para anak muda yang lebih baik menurut pandangan sang penanya. Saat sedang dibandingi tersebutlah terkadang menjadi perubahan emosi bagi para anak muda seperti penulis.

Apalagi di kota sudah bekerja sangat keras sampai mengemat agar dapat meraih kata sukses saat dikampung. Tetapi ketika melihat kenyataan terkadang tidak sesuai dengan keinginan pribadi tersebut. Ketika tidak sesuai dengan kenyataan ditambah lagi bebannya dengan perbandingan kepada anak muda lain. Disitulah terkadang ada sedikit rasa amarah ketika mendengar perbandingan kondisi kehidupan tersebut.

Pastinya para anak muda ingin memberi tahu akan tidak mau dibandingin tetapi ketika sudah memaparkan tersebut pastinya akan direspon kurang baik oleh sang penanya. 

Maka dari itu ujung-ujungnya yang harus mengalah dan menjadi korban adalah anak muda. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus kepada para anak muda ketika pulang kampung dapat memberikan dampak yang cukup serius. Dimana dampak tersebut seperti tidak maunya para anak muda untuk menjalani kegiatan mudik ke kampung halaman karena trauma atas perbandingan kehidupan tersebut.

Untuk mencegah tersebut peristiwa tersebut dibutuhkan sebuah sikap kedewasaan antara beberapa pihak seperti anak muda dan para sanak keluarga. Dimana untuk para sanak keluarga boleh bertanya pribadi tetapi tidak ada kata atau kalimat yang membandingkan.

 Sedangkan untuk para anak muda dituntut untuk tidak menambahkan perasaan yang kurang baik ketika dilakukan pertanyaan pribadi yang diberikan oleh para sanak keluarga. Setelah beberapa pihak saling dewasa harapannya ketika melakukan mudik dengan berkumpul keluarga dapat menjadi lebih ikat lagi tali kekeluargaan dan tidak terjadi saling membenci karena adanya pertanyaan pribadi yang dilontarkan.

Semoga cerita ini dapat bermanfaat bagi anak muda dalam menyelesaikan pertanyaan yang diberikan oleh sanak keluarga saat mudik di kampung halaman dengan pertanyaan "KAPAN". Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun