Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemberian Ilmu Pengetahuan Kepada Anak Putus Sekolah Tanpa Melalui Pendidikan Formal

6 Mei 2023   08:01 Diperbarui: 6 Mei 2023   08:02 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perasaan (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/pria-rakyat-gelap-bayangan-tangan-2617866/)

Ketiga menciptakan lingkungan yang gemar membaca buku. Buku merupakan jendela dunia sehingga ketika seseorang membaca akan membuka dunia secara luas. Dampak dari membaca buku tidak hanya itu saja tetapi juga hal lain seperti kosa kata meningkat, daya analisis lebih dalam, dan masih banyak lagi. Agar dapat menciptakan lingkungan tersebut dibutuhkan peran seseorang atau organisasi yang dapat menjadi agent perpustakaan keliling. Harus digaris bawahi buku yang disajikan haruslah beragam dengan berbagai macam pembahasan didalamnya sehingga ilmu pengetahuan menjadi lebih beragam untuk dikonsumsi oleh para anak-anak tersebut.

Keempat membuat komunitas belajar. Mendirikan komunitas belajar merupakan salah satu cara dalam melakukan kegiatan transfer ilmu pengetahuan tanpa harus melakukan kegiatan belajar mengajar secara formal. Di dalam kegiatan tersebut para anak-anak akan dilatih untuk melakukan diskusi, bertanya, sampai belajar antara satu sama lain. Bahkan tidak jarang penerapan tersebut akan menumbuhkan sifat kepemimpinan, menghargai satu sama lain, dan hal baik di dalamnya. Agar lebih terarah dibutuhkan sebuah organisasi masyarakat yang mengelola sehingga arah dari pendirian komunitas belajar menjadi lebih baik dan tidak asal-asalan dibentuk.

Memang harus diakui akan ada banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk memberikan ilmu pengetahuan bagi anak-anak putus sekolah tanpa melalui pendidikan formal salah satunya telah dipaparkan diatas. Apakah para pembaca memiliki pemahaman yang berbeda seperti yang telah dipaparkan diatas?. Jika iya, maka tidak ada salahnya untuk dipaparkan di dalam kolom komentar agar terjadi tranfer pandangan antara pembaca dan penulis.

Berbicara pembentukan sumber daya manusia dari anak-anak yang putus sekolah tidak hanya harus berfokus kepada ilmu pengetahuan saja tetapi harus ada hal lain. Memang ilmu pengetahuan sangat penting tetapi jika tidak dibarengi oleh pembentukan sisi emosional dan agama membuat ilmu pengetahuan tersebut menciptakan berbagai macam hal yang berbahaya bagi kehidupan. Maka dari itu disini harus pula diberikan akan sisi emosional dan agama yang kedua hal tersebut sebagai gerbang penjaga agar tidak melewati batas yang mengakibatkan dampak buruk di depan nanti.

Agar benar-benar pemberian sisi emosional dan agama kepada para anak yang putus sekolah tersebut maka diberikan oleh orang yang profesional. Untuk sisi pemberian sisi emosional diberikan oleh ahli seperti psikolog agar pemberian ilmu pengetahuan tersebut meresap dan mampu diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk sisi agama diberikan dengan merujuk kepada agama yang dianut oleh sang anak. Jangan sampai sang anak tersebut diberikan pemahaman akan agama yang tidak dianutnya.

Perasaan (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/pria-rakyat-gelap-bayangan-tangan-2617866/)
Perasaan (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/pria-rakyat-gelap-bayangan-tangan-2617866/)

Setelah beberapa hal yang diberikan seperti dipaparkan diatas dengan segala macam yang telah diberikan di ujungnya anak-anak yang putus sekolah tersebut dimasa depan nanti dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Banyaknya jumlah sumber daya yang berkualitas nanti akan membuat cita-cita akan Indonesia Emas 2045 nanti dapat direalisasikan secara nyata bukan semacam isapan jempol belaka. Apalagi para sumber daya manusia tersebut sudah diberikan ilmu bekal yang sangat kuat sehingga ketika ada sebuah hambatan atau tantangan di depan mata nanti bukannya menjadi lesu atau menyerah tetapi menjadi lebih bersemangat untuk menyelesaikan hal tersebut sampai tuntas sampai menghasilkan kata sukses.

Untuk dapat merealisaikan hal yang telah dipaparkan dari awal sampai akhir ini dibutuhkan sebuah perasaan empati dari masyarakat. Dalam hal ini perasaan empati dari masyarakat dapat menjadi sebuah bahan bakar untuk selalu semangat dalam merubah masyarakat yang ada di masyarakat tersebut. Atas adanya bahan bakar tersebut membuat pihak pemerintah juga tidak akan tinggal diam ketika ada sebuah masalah tersebut yang ada di masyarakat pastinya akan selalu ingin adanya sebuah perubahan. Adanya perubahan tersebut membuat semua pihak menjadi semangat dalam menjalani hal tersebut agar bergerak ke arah Indonesia Emas 2045 yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkuliatas sangat banyak. Jadi ayo saling bahu membahu dalam menyelesaikan masalah akan anak yang putus sekolah dengan memberikan ilmu pengetahuan tanpa melibatkan pendidikan formal yang tidak bisa dicapai oleh anak tersebut.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat, mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih sudah membaca tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun