Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semangat Kartini dalam Perjalanan Cita-Citaku

20 April 2023   10:07 Diperbarui: 20 April 2023   10:55 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tok...tok...tok... dibarengi suara "Permisi..." masuk ke tempat kelas ku berada sontak saja aku langsung menoleh ke arah pintu tersebut yang ternyata wanita yang menerima ku dahulu. Tetapi kini tidak dibarengi amarah yang sangat tajam menusuk kepada diri ku yang terpampang di dalam raut mukannya tersebut. Akhirnya aku menanyakan maksudnya datang ke kelas ku tersebut. Sehingga membuat disitulah diskusi yang sangat panjang dengan intinya ada orang tua yang mengadukan akan kelakukan ku yang selalu marah-marah kepada anaknya yang selaku muridnya. Mau tidak mau dihari itu akupun dimarahi sepanjang hari tanpa hentinya dari mulai perkataan A-Z semua diberikan kepada ku. Tentunya disitu juga aku dilakukan evaluasi atas kegiatan mengajar yang dilakukan.

Hasil kegiatan tersebut membuat ku jengkel sampai ke ibun-ibun. Kejengkelan tersebut membuat ketika pulang ke rumah pun masih dibawa tanpa ditinggal-tinggalkan. Hal tersebut nyatanya sampai di lihat oleh ibu. Tentunya langsung saja ibu menanyakan mengapa aku begituh jengkel di rumah. Seketika ku jelaskan semua hal yang terjadi pada ku tersebut sejelas-jelasnya tanpa adanya potongan yang sedikit pun terlewatkan. Ketika sudah memaparkan ke ibu harapannya ibu mendukung ku tetapi nyatanya bukan hal itu yang diberikan pada ku. Malah ibu memaparkan mengenai sebuah cerita akan Kartini yang sangat melekat di hari kaum perempuan Indonesia.

Dimana ia memaparkan akan perjuangan Kartini tersebut sangatlah besar dan berat. Saking besar dan beratnya tetapi nyatanya dampak yang diberikan bagi kaum perempuan di Indonesia sangatlah besar. Hal tersebut sampai membuat kini perempuan Indonesia memiliki kebebasan. Padahal zaman dahulu kaum perempuan banyak sekali dibatasi oleh berbagai macam aturan yang sudah melekat di masyarakat. Tetapi kini berkat perjuangan dari Kartini beberapa aturan yang melekat di kaum Perempuan Indonesia mulai berubah ke arah yang lebih baik. Diakhir pemaparan tersebut ibu mulai menghubungkan cerita Kartini tersebut dengan kisah sehari-hari ku sebagai guru di sebuah desa terpencil.

Kartini (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini)
Kartini (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini)

Ibu memaparkan perjuangan sebagai guru tersebut sama seperti Kartini yang akan memberikan dampak yang sangat besar. Dimana dampak dari perjuangan ku tersebut memberikan dampak yang besar bagi Indonesia. Dampak tersebut yaitu karena lahir dan terbentuknya para sumber daya manusia yang berkualitas dari hasil pemberian ilmu oleh ku. Ilmu-ilmu yang di serap oleh para murid tersebut dapat menjadikan sang murid di masa depan nanti dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas untuk menyelesaikan berbagai macam masalah yang ada di masyarakat. Penemuan tersebut dapat membuat Indonesia bergerak ke arah yang lebih baik lagi dari pada saat ini. Diakhir pemaparan ibu tersebut diingatkan bahwa perjuangan mengajar tidaklah mudah maka dari itu saya harus bersemangat untuk menjalaninnya walaupun di depan banyak tantangan sampai rintangan tetapi harus semangat dan pantang menyerah.

Terakhir ibu mengingatkan bahwa dengan ilmu yang diberikan oleh saya kepada para siswa tersebut dapat memberikan pengaruh kepada banyak hal dari mulai dirinya sampai Indonesia di masa depan. Adanya pemaparan dari membuat ku menjadi semangat lagi dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada murid-murid ku tersebut. Di akhirnya dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas dari ilmu pengetahuan saat ini untuk masa depan nanti seperti dampak yang diberikan Kartini sampai saat ini dapat dirasakan di kehidupan masyarakat Indonesia. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun