Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semangat Perubahan pada Kehidupan Bersumber dari Kartini

18 April 2023   06:36 Diperbarui: 18 April 2023   07:17 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Dewasa (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/tangan-tua-usia-tua-rentan-peduli-2906458/)

Barang yang biasa dikumpulkan cukup beragam dari mulai karton, kardus, sampai botol. Semua barang tersebut dikumpulkan untuk dijual kepada pengepul yang biasanya dilakukan oleh seseorang yang dipanggil Haji. Hasil jualan tersebutlah yang digunakan untuk membeli berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari. Setelah seharian melakukan pekerjaan kakek dari nenek pulang.

"Mak, sebaiknya untuk satu hari ke depan tidak usah mencari barang dahulu" papar kakek kepada nenek.

"Loh, emangnya kepada?" tanya nenek.

"Ya, supaya kita bekerja seperti orang-orang yang bekerja pegawai kantor gituh" papar sang kakek. Atas pemikiran tersebut membuat sang nenek pada hari itu hanya beristirahat saja. Barulah setelah besok hari kemudian sang nenek kembali mencari barang berharga ke berbagai macam tempat seperti balai kota. Pada saat itu banyak sekali orang-orang yang pergi ke balai kota karena akan mendapatkan sebuah kotak kue sampai botol.

Kebaya (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/gadis-kebaya-baju-tradisional-2861696/)
Kebaya (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/gadis-kebaya-baju-tradisional-2861696/)

Seperti pada waktu umumnya bahwa pakaian yang digunakan untuk mencari barang berharga menggunakan gerobak hampir sama seperti pada waktu lainnya. Tetapi enah mengapa pada saat itu ia tidak mau menggunakan gerobak tetapi hanya membaca karung plastik besar yang berada di punggunya.

Sesampainya di balai kota yang ditinggali tersebut nyatanya sudah dimulai upacara yang dilakukan. Banyak sekali orang-orang yang mengikuti upacara tersebut antara lain ibu-ibu, pegawai, dan masih banyak lagi. Hal yang mencolok ketika melihat upacara tersebut yaitu pada kaum perempuannya menggunakan pakaian batik dengan hiasan yang sangat anggun. Selain itu itu juga juga saat menyanyikan lagu wajib berjudul "Ibu Kita Kartini". Atas lagu tersebut entah mengapa sank nenek tersebut menyanyikan beberapa lirik tersebut.

Upcara nyatanya telah selesai dilakukan dan pesta di kantor balai kota tersebut juga sudah selesai. Maka dari itu tidak heran jika berbagai macam moda transportasi dari mulai motor sampai mobil sudah perlahan-lahan meninggalkan tempat tersebut. Tetapi sebelum pergi meninggalkan tempat tersebut entah mengapa pada saat itu kaum laki-laki bersimpuh di kaki kaum perempuan dalam hal ini suami kepada istrinya. Hal tersebut seperti seolah-olah menjadikan sang istrinya dalam hal ini kaum perempuan menjadi ratu yang sangat mulia.

Atas melihat peristiwa tersebut tiba-tiba saja ada sebuah terbesit akan sebuah harapan kecil didalam diri sang nenek tersebut. Dimana harapan tersebut agar sang nenek tersebut dapat memberikan sebuah kontribusi yang sangat besar dalam keluarga tersebut. Sehingga paling tidak kehidupannya menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Salah satu contohnya yaitu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak harus seperti ini tetapi mendapatkan pendapatan yang tetap tetapi harus dapat memenuhi kebutuhan dasar dalam menjalani kehidupan. Sehingga didepannya setiap anggota keluarga tersebut dapat bergerak ke arah yang lebih baik. Untuk dapat merealisasikan harapan tersebut dibutuhkan semangat juang seperti Kartini sehingga dapat memberikan dampak atau dalam hal ini merealisasikan ke dalam kehidupan nyata sang nenek beserta keluarganya. Semoga dengan pemaparan tersebut dapat memperbesar peluang merealisasikan hal tersebut. Aminnnn.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun