Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Pelecehan Seksual Terhadap Kaum Laki-Laki

13 April 2023   09:13 Diperbarui: 13 April 2023   09:20 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber video: https://www.youtube.com/watch?v=xXxrVlrfHqU

Saat ini jika kita membahas mengenai kasus pelecehan seksual tidak hanya berorientasi kepada kaum perempuan saja. Tetapi kini kasus pelecehan juga dapat terjadi pada kaum laki-laki. Walaupun demikian tetapi pastinya jika membahas mengenai pelecehan terhadap kaum laki-laki akan sedikit kurang mendapatkan panggung dalam masyarkat.

Alasan hal tidak mendapatkan panggung tersebut karena di dalam masyarakat kaum laki-laki merupakan seseorang yang kuat dalam segala hal. Adanya hal tersebut tentunya akan sangat aneh jika seseorang laki-laki mendapatkan sebuah pelecehan seksual. Jika pun ada kasus pelecehan terhadap kaum laki-laki pasti anggapan masyarakat terhadap korban berjenis kelamin laki-laki merasa nyaman atas kejadian tersebut. Apalagi jika pelaku berjenis kelamin perempuan pasti menganggap korban akan merasa enak dibandingkan tidak nyaman. Begituh pun jika pelaku berjenis kelamin laki-laki dianggap keduanya merasa enak. Padahal tentunya jika korban terjadi kasus pelecehan seksual akan merasa tidak seperti pemahaman masyarakat di luar sana.

Adanya pemahaman yang ada di masyarakat tersebut membuat kaum laki-laki yang menjadi korban pelecehan menjadi tidak bisa berbuat apa-apa. Selain itu jika seseorang laki-laki mepaporkan kasus tersebut ke jalur hukum. Pastinya ada saja sebuah pemahaman miring karena laki-laki tersebut dianggap lemah karena tidak bisa melakukan sesuatu hal saat terjadi peristiwa pelecehan seksual. Sehingga banyak sekali kasus pelecehan seksual yang korbanya laki-laki cenderung tidak mau memperpanjang masalah yang tersebut.

Salah satu kasus pelecehan seksual dengan korban laki-laki terjadi oleh seseorang saat menggunakan KRL dari Stasiun Duri, jurusan Angke-Cikaran (5026B-Bekasi Line) pukul 08.59. Sedangkan pada saat itu pihak pelaku juga menaiki KRL dari Stasiun Tanah Abang yang berada satu stasiun setelah stasiun Duri. Saat terjadi peristiwa tersebut pihak korban sedang berdiri dengan memegang sebuah buku sedangkan pelaku berada di sampingnya dengan jarak kurang lebih 20 cm. Nyatanya tangan kanan pelaku memegang handgrip sedangkan tangan kiri menjuntai ke bawah yang berada di samping paha. Saat kereta berjalan entah mengapa tangan kirinya menyenggol area selangkangan korban.

Pastinya di awal-awal korban mengira hal tersebut terjadi karena adanya sebuah hentakan laku kereta sehingga hal tersebut dapat terjadi. Tetapi nyatanya sepanjang perjalanan dari Tanah Abng-Karet tangan kirinya tersebut beberapa kali menghampiri badan korban dengan sengaja. Pihak korban juga sudah melakukan berbagai cara seperti menepis tangan pelaku menggunakan buku yang sedang dipegang. Tetapi pihak pelaku tidak bergeming saat buku mengenai tangannya.

Tidak hanya itu pelaku juga hanya memindahkan tangan kiri ke pegangan korban. Setelah itu korban juga sempat berhasil membuat bukti akan pelaku menggunakan kamera ponsel yang di punya. Saat sampai di Stasiun Sudirman pihak korban memberanikan diri untuk memarahi pelaku atas tindakan pelecehan seksual tersebut. Setelah itu dengan perasaan masih syok akan yang terjadi membuat korban akhirnya memutuskan untuk turun di stasiun Sudirman dan memenangkan diri. Tidak hanya itu korban juga sempat melakukan pengejaran pelaku sampai ke Stasiun Manggarai tetapi hal tersebut tidak tidak memberikan hasil apapun.

Itulah sekian contoh kasus pelecehan seksual yang terjadi di KRL dengan korban laki-laki. Jika di analisis lebih dalam kasus pelecehan seksual dengan korban laki-laki cenderung terjadi karena beberapa alasan. Berikut ini adalah beberapa alasan dan pemaparan secara singkatnya yaitu:

Orientasi Seksual (Sumber: https://pixabay.com/id/vectors/jenis-kelamin-seks-simbol-pria-312411/)
Orientasi Seksual (Sumber: https://pixabay.com/id/vectors/jenis-kelamin-seks-simbol-pria-312411/)

Keberanganaman orientasi seksual. Secara umum seseorang berjenis kelamin laki-laki akan memiliki orientasi kepada lawan jenisnya. Tetapi tidak menutup kemungkina jika sesama jenis khususnya laki-laki dapat terjadi pula kasus pelecehan seksual. Alasannya karena terjadi identitas seksual atau orientasi tidak sesuai dengan normal sosial yang ada. Secara contoh laki-laki gay atau biseksual sehingga dapat menimbulkan potensi terjadinya kasus pelecehan seksual pada kaum laki-laki.

Mencari kegiatan yang meningkatkan adrenalin. Ya, dapat dikatakan ini merupakan pendapat pribadi. Diketahui bahwa setelah melakukan pelecehan seksual di tempat umum seperti KRL oleh sesama kaum laki-laki biasanya dapat meningkatan adrenalin. Peningkatan tersebut terjadi karena melakukan sebuah kegiatan dengan menyimpang dari norma yang ada di masyarakat. Apalagi kegiatan tersebut dapat dikatakan berhasil melakukannya serta tidak diketahui oleh masyarakat sekitar. Dengan berhasil dan meningkatkan adrenalin membuat seseorang ingin terus melakukan kasus pelecehan seksual pada kaum laki-laki di tempat umum seperti KRL.

Adanya penggunaan kekuasaan atau intimidasi. Terkadang pelaku yang melancarkan aksinya menggunakan kekuasaan atau intimidasi kepada korban. Secara contoh biasa saja pelaku melancarkan aksinya dengan memanfaatkan sebuah posisi atau jabatan yang dimiliki untuk melancarkan aksi kasus pelecehan seksual dengan cara memaksa atau mencam korban yang berjenis laki-laki ini untuk mau melakukannya. Sehingga terkadang membuat pihak korban tidak memiliki kekuatan untuk melakukan perlawanan karena adanya penggunaan kekuasaan atau intimidasi tersebut.

Pada dasarnya ada banyak lagi sekali alasan mengapa terjadi kasus pelecehan seksual di KRL dengan korban laki-laki tetapi salah satunya telah dipaparkan diatas. Pastinya jika seseorang korban laki-laki terjadi kasus pelecehan seksual maka akan memberikan dampak yang cukup serius. Dimana salah satu dampak tersebut yaitu merasa perasaaan tidak berguna dalam kehidupan. Alasan munculnya perasaan tersebut karena biasanya kaum laki-laki dianggap kuat dan perkasa. Dengan terjadi kasus pelecehan seksual tersebut seperti meruntuhkan perasaan kuat dan perkasa tersebut. Sehingga diakhirnya akan membuat seseorang korban laki-laki tersebut merasa tidak mau mampu lagi menjalani kehidupannya.

Tentunya hal tersebut harus dapat dihindari, minimal dapat mencegah akan peluang terjadinya kasus pelecehan seksual dengan korban laki-laki pada tempat umum seperti KRL. Untuk itu dibutuhkan beberapa pihak yang saling bekerja sama. Ada banyak sekali pihak yang dapat terlibat didalamnya antara lain pihak pemerintah, pengelola KRL, dan para penumpang. Dimana ketiga pihak tersebut memiliki peran masing-masing atas solusi dan saran yang dapat dilakukan berdasarkan pendapat penulis.

Untuk solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu memberikan sebuah landasan mengelola secara yang jelas dan rinci dari mulai hulu sampai hilir sehingga benar-benar jelas ketika diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan oleh pengelola. Sedangkan pihak pengelola menjalankan landasan hukum yang telah dibuat dan melakukan perubahan jika ada yang perlu dilakukan perbaikan. Pihak terakhir yaitu masyarakat menjalani aturan yang ada serta memberikan testimoninya agar adanya sebuah perbaikan dan peningkatan.

Kerja Sama (Sumber: https://pixabay.com/id/vectors/mulai-kerjasama-sukses-4328799/)
Kerja Sama (Sumber: https://pixabay.com/id/vectors/mulai-kerjasama-sukses-4328799/)

Pada saran yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu dalam membuat landasan untuk mengelola tersebut juga harus dapat benar-benar diaplikasikan. Jangan sampai landasaran tersebut hanya baik secara teori (dalam selembar kertas yang berisi kata-kata) tetapi nyatanya jika diaplikasikan secara langsung tidak dapat dibuat. Maka dari itu saran yang harus dilakukan yaitu jangan lupa untuk selalu mengecek kondisi lapangan apakah landasan tersebut dapat diaplikasikan atau tidak.

Saran kepada pihak pengelola KRL setelah mendapatkan buku landasan mengelola dari pemerintah jangan langsung digunakan. Tetapi lakukan terlebih dahulu diskusi secara berkala atas kondisi lapangan sebenarnya karena pihak pengelola yang mengetahui dibandingkan pemerintah. Di sini terjadilah sebuah pengurangan, perubahan, sampai perbaikan sebelum landasan tersebut diterapkan. Sedangkan saran kepada masyarakat yaitu selalu melakukan pemberian testimoni dalam langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah dan pengelola dalam perbaikan yang dilakukan. Dengan adanya hubungan yang saling mutualisme tersebut harapannya kasus pelecehan seksual yang dapat terjadi di KRL dapat ditekan seminimal mungkin.

Apalagi kasus pelecehan seksual biasanya memberikan dampak yang tidak kecil bagi korbannya sepanjang hidupnya. Maka dari itu untuk

Kasus pelecehan seksual dengan korban laki-laki merupakan kasus yang harus segera di selesaikan dan diperkecil kemungkinannya. Alasannya karena dampak yang diberikan dari hal tersebut bisa sampai seumur hidup korban merasakan dampaknya. Harapannya dengan adanya perubahan yang dilakukan oleh ketiga pihak tersebut dapat menekan terjadinya kasus pelecehan seksual di KRL. Maka dari itu ayo kita sebagai masyarakat selalu mengawal dan saling membantu jika ada seseorang yang menjadi korban dari kasus pelecehan seksual khususnya terhadap korban laki-laki yang selalu dianggap sebelah mata oleh masyarakat.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun