Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saran dan Solusi terhadap Kasus Pelecehan Seksual di KRL bagi Perempuan

12 April 2023   19:56 Diperbarui: 12 April 2023   20:01 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan (Sumber: https://pixabay.com/id/vectors/tanda-keamanan-perlindungan-aman-1086702/)

Hidup di zaman yang serba canggih menuntut setiap orang untuk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan sangat cepat. Tuntuan perpindahan tempat tersebut agar seseorang dalam menjalani kehidupan ini dapat terpenuhi. Maka tidak usah heran jika kini banyak sekali bermunculan berbagai macam moda transportasi yang digunakan oleh masyarakat. Dari sekian banyak moda transportasi tersebut salah satunya yaitu KRL Commuter Line.

Menggunakan kereta memiliki kelebihan dibandingkan moda transportasi lainnya antara lain tidak macet, bisa santai, jelas waktu datang sampai pulang. Hal tersebut selaras data jumlah penumpang moda transportasi tersebut. Jika dilihat dari grafik walaupun sempat terjadi penurunan di Januari berjumlah 481.838 penumpang tetapi setelah itu terjadi kencenderungan penumpang yang mengalami peningkatan tiap bulannya.

Pihak pengelola bernama Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter memaparkan volume pengguna tertinggi di bulan November-Desember 2022 dengan jumlah lebih dari 800 ribu penumpang. Dari data tersebut pihak KAI dapat memprediksi akan sebuah terjadi peningkatan tren dari pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek karena adanya pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga diprediksi jumlah penumpang tersebut mencapai 900 ribu orang pada hari kerja sedangkan 600 ribu di hari libur.

Walaupun jumlah tersebut tergolong banyak tetapi nyatanya saat menggunakan moda transportasi tersebut ada sebuah bayangan hitam yang selalu menghantui. Dimana bayangan tersebut lebih besar peluangnya menyerang kaum perempuan melalui pelecehan seksual. Pelecehan seksual merupakan salah satu bentuk dari kekerasan gender yang masih menghantui para kaum perempuan. Ada banyak sekali bentuk dari pelecehan yang menjadi korban perempuan antara lain pelecehan fisik, pelecehan verbal, pelecehan non-verbal, dan pelecehan online. Peluang terjadinya pelecegan tersebut pada kaum perempuan terjadi di KRL Commuter Line Jabodetabek.

Pelecehan Seksual (Sumber: https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/06/10135201/cerita-perempuan-korban-pelecehan-seksual-di-krl-mengaku-trauma-kec
Pelecehan Seksual (Sumber: https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/06/10135201/cerita-perempuan-korban-pelecehan-seksual-di-krl-mengaku-trauma-kec

Salah satu contoh bukti terjadi para perempuan dengan inisial S saat mau pulang ke rumah dari menjalani pekerjaannya sebagai karyawati di sbeuah bank Jakarta. Awalanya pihak S ini menggunakan kereta untuk pergi ke Bekasi. Saat sedang memutuskan menggunakan kereta jurusan Cikarang karena terlalu lama menunggu. Tetapi untuk kejadian terjadi saat  kereta tengah bergerak menuju Stasiun Jatinegara sekitar pukul 19.00 WIB pihak S mengalami pelecehan seksual. Dimana pelecehan seksual yang terjadi yaitu adanya sebuah gesekan antara pelaku dengan korban yang terjadi pada beberapa bagian korban.

Pihak S tentunya memergoki pelaku melakukan hal tersebut kepadanya. Setelah itu pihak S merespon dengan menendang pelaku dan berteriak di dalam KRL tersebut. Atas respon pihak S membuat orang-orang di sekelilingnya menjadi benggong karena merasa binggung akan apa yang terjadi. Maka pihak S lantas menceritakan hal yang terjadi kepada penumpang lainnya. Atas hal tersebut membuat korban dan pelaku dibawa ke petugas dan pos keamanan keamanan Stasiun Jatinegara untuk mendalami akan apa yang terjadi.

Contoh pihak S tersebut merupakan salah satu contoh dari sekian banyak kasus pelecehan yang terjadi di moda transpostasi kereta khususnya KRL Commuter Line. Apabila dianalisis lebih dalam memang moda transpostasi kereta khususnya KRL Commuter Line merupakan tempat yang berpotensi lebih besar terjadi kasus pelecehan seksual pada kaum perempuan. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab hal tersebut terjadi yaitu:

Pertama kondisi kereta yang penuh sesak. Ya, sudah sangat masyarakat tau bahwa KRL Commuter Line Jabodetabek sangat penuh dan sesak apalagi saat jam sibuk. Kondisi tersebut membuat peluang emas bagi oknum pelaku untuk melancarkan kejahatan seksualnya. Ada banyak sekali hal yang dapat dilakukan antara lain meraba sampai menyentuh bagian tubuh perempuan. Apalagi dengan kondisi penuh sesak membuat pelaku tidak bisa diketahui dengan mudah oleh korban saat sedang melancarkan aksinya.

Kedua kurangnya penegakan hukum. Sudah banyak sekali kasus pelecehan seksual di KRL Commuter Line Jabodetabek. Tetapi terkadang pihak korban merasa tidak mau menyelesaikan secara hukum. Keribetan sampai banyak proses yang harus dijalani membuat banyak sekali hal yang harus dikorbankan. Jikapun pihak korban mau membawa ke jalur hukum sering kalipenegakan hukum yang masih belum sebanding atau tidak jelas. Sehingga para korban jika terjadi hal tersebut akan menganggap angin lalu karena sudah merasa cape jika harus berurusan dengan hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun