Mohon tunggu...
Muhammad Taufan
Muhammad Taufan Mohon Tunggu... Penulis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Net-Zero Emissions Cita-cita yang Direalisasikan atau Hanya Sebatas Teori Semata

22 Oktober 2021   08:28 Diperbarui: 22 Oktober 2021   08:29 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asap (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/pemanasan-global-polusi-lingkungan-2958988/)

Net-Zero Emissions atau yang diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi nol-bersih emisi itulah kata-kata yang belakangan ini sedang naik daun. Meskipun munculnya kata-kata "Net-Zero Emissions"sekitar tahun 2008 tetapi mulai tersorot oleh masyarakat banyak ketika moment Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Paris tahun 2015. Dimana hasil dari Konferensi Tingkat Tinggi Iklim mewajibkan kepada negara industri dan maju agar mencapai nol-bersih emisi ditahun 2050.

Permasalahan mengenai emisi bagi setiap negara khususnya negara industri dan negara maju seperti sebuah bayangan yang selalu saja mengikuti kemanapun kegiatan negara tersebut berjalan. Namun tidak menutup mata kepada negara-negara lainnya seperti negara Indonesia menyimpan sebuah permasalahan akan emisi.

Mungkin sudah sejak lama bahkan sampai sekarang permasalahan mengenai emisi bagi negara Indonesia sudah bersarang ditengah roda aktifitas negara Indonesia. Menariknya lagi mungkin saja kita sebagai masyarakat turut serta menyumbang akan emisi yang dihasilkan oleh negara Indonesia sebagai tempat beraktifitas.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh pihak World Research Institute (WRI) mengatakan bahwa lebih dari setengah emisi gas rumah kaca global disumbang oleh sepuluh negara di dunia. Sedangkan data dari Climate Watch yang dirilis oleh WRI Indonesia mengatakan bahwa negara Tiongkok menjadi negara dengan kontributor emisi gas rumah kaca terbesar hingga awal tahun 2018.

Negara Tirai Bambu menghasilkan sebanyak 12.399,6 juta metrik ton karbon dioksida ekuivalen (MtCO2e). Jika disetarakan jumlah tersebut sebanyak 26,1% dari total emisi globa yang terjadi. Negara Indonesia juga ternyata masuk kedalam seputuh negara dengan emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Tercatat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sebanyak 965,3 MtCO2e. Hasil yang dibuat oleh negara Indonesia setara dengan 2% dari emisi yang dihasilkan oleh dunia. Jumlah yang dihasilkan ternyata mayoritas didominasi oleh sektor energi.

Apa itu sektor energi???

"Sektor energi adalah segala kegiatan usaha penyediaan energi yang terdiri dari eksplorasi dan ekstraksi sumber daya energi; transformasi sumber daya energi menjadi energi; transmisi dan distribusi energi baik energi terbarukan maupun tak terbarukan". (Annisa Sekar Sari, 2020, dari https://tractionenergy.asia/id/__trashed/).

Listrik (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/lampu-pijar-asap-retak-rusak-503881/)
Listrik (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/lampu-pijar-asap-retak-rusak-503881/)

Apabila ditarik secara benang merahnya sektor energi bertujuan untuk menghasilkan sebuah energi bagi aktifitas sehari-hari masyarakat. Salah satu contoh penggunaan dari sektor energi adalah listrik. Ya, listrik merupakan sebuah hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat didalam kegiatan sehari-hari. Bahkan jika sampai harus diibaratkan maka listrik akan menjadi sebuah roda bagi gerobak. Dimana apabila gerobak tersebut ingin berjalan menapaki jalan maka dibutuhkan roda. Dari pengertian tersebut bisa dikatakan bahwa apabila masyarakat ingin dapat beraktifitas dengan baik tanpa adanya hambatan maka dibutuhkan listrik.

Penggunaan listrik cukup beragam dari bangun tidur sampai tidur kembali kita sebagai manusia selalu membutuhkan listrik. Contoh penggunaan listrik yaitu sebagai pemasok energi bagi kebutuhan peralatan elektronik. Dengan adanya energi listrik sebagai pemasok tersebut maka setiap peralatan elekrtonik yang dibutuhkan dapat berjalan sehingga membantu aktifitas sehari-hari manusia.

Berbicara listrik pastinya akan membahas pula mengenai sumber energi listrik. Pada dasarnya ada banyak sekali cara-cara yang dapat digunakan untuk dapat menghasilkan sumber energi listrik namun cara tersebut adalah menggunakan batu bara. Sumber energi yang menghasilkan listrik berasal dari batu bara masih dilirik oleh negara Indonesia. Mungkin salah satu contoh alasannya masih diliriknya penggunaan batu bara adalah sumber daya alam penghasil batu bara yang masih melimpah. Penggunaan batu bara sebagai salah satu sumber penyediaan energi listrik nyatanya menimbulkan sebuah permasalahan baru. Sebelum membahas lebih jauh alangkah baiknya jika para pembaca melihat sebuah film dokumenter dibawah ini.


Setelah menonton film dokumenter tersebut sampai selesai nyatanya untuk dapat mengangkat batu bara yang berada didalam tanah sebagai sumber energi listrik bisa dikatakan seperti pisau bermanta dua. Dimana disatu sisi memberikan dampak baik yaitu sebagai pasokan untuk menghasilkan listrik. Sedangkan disisi lainnya dengan pengerukan batu bara didalam tanah memberikan dampak kurang baik yaitu kerusakan lingkungan. Setelah diterusuri lebih dalam dan jauh tidak hanya merusak lingkungan penggunaan batu bara juga memberikan efek lainnya seperti net-zero emissions.

Untuk dapat menekan hal kurang baik dari penggunaan batu bara sebagai sumber daya listrik adalah dengan menggunakan cara sumber daya listrik alternatif. Banyak sekali sumber daya alternatif yang dapat dilakukan seperti PLTU, PLTA, dan masih banyak lagi. Ketika sudah memilih untuk menggunakan sumber daya alternatif dengan membangun contoh PLTU menimbulkan masalah lainnya yaitu dari sisi biaya.

Batu bara (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/batu-bara-kubis-dibakar-bahan-bakar-842468/)
Batu bara (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/batu-bara-kubis-dibakar-bahan-bakar-842468/)

Biaya untuk membangun sumber daya alternatif tentunya tidak sedikit pastinya akan banyak. Biaya-biaya tersebut dikeluarkan untuk beberapa hal dari mulai perijinan, perencanaan, pelaksanaan, sampai perawatan maupun perbaikan. Contoh untuk PLTU Di Cilacap saja membutuhkan biaya sekitar Rp 100 Triliun. Biaya tersebut tentunya sangat besar apalagi dengan kondisi pandemik virus Corona seperti ini.

Penggunaan sumber daya alternatif juga memiliki kekurangan yaitu tidak stabilnya daya listrik yang dihasilkan. Alasan tidak stabil karena hasil energi yang dihasilkan tergantung oleh alam. Apabila alamnya memiliki kondisi yang baik maka energi daya listrik yang dihasilkan akan baik namun apabila sebaliknya maka energi listrik akan kurang maksimal dihasilkan. Padahal energi listrik yang dibutuhkan bisa dibilang stabil bahkan cenderung naik apabila jumlah penduduk dan aktifitas tinggi. Maka untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik tersebut pihak pemerintah negara Indonesia masih tetap mengandalkan energi batu bara sebagai penghasil listrik karena stabil dalam menghasilkan energi listrik.

Tentunya untuk dapat mengurangi dampak kurang baik dari penggunaan batu bara sebagai sumber daya penghasil listrik seperti perusakan lingkungan ataupun net-zero emissions dibutuhkan beberapa cara. Walaupun secara intinya adalah mengurani penggunaan listrik. Namun berikut ini adalah contoh nyata dari mengurani penggunaan listrik yaitu:

Olahraga (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/bersepeda-gunung-olahraga-melompat-95032/)
Olahraga (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/bersepeda-gunung-olahraga-melompat-95032/)

Pertama berolahraga di lapangan atau tempat olahrga yang tanpa menggunakan peralatan olahrga yang menggunakan listrik seperti treadmill. Dengan olahraga diluar ruangan selain mengurangi listrik juga memiliki kelebihan lain. Mendapatkan teman sampai menghirup udara yang segar secara alami dari luar ruangan. Jika dari kelebihan yang telah dipaparkan ternyata olahraga diluar ruangan lebih banyak manfaat dibandingkan menggunakan peralatan olahraga yang menggunakan listrik.

Kedua mematikan peralatan elektonik yang tidak digunakan. Pastinya jika kita perhatikan didalam tempat tinggal kita akan ada banyak sekali peralatan yang bisa dimatikan ketika tidak digunakan. Contoh serdehana saja lampu pastinya ada saja beberapa yang masih menyala padahal tidak memiliki guna untuk menerangkan ruangan.

Dengan sudah menerapkan pengurangi penggunaan listrik diharapanya di negara Indonesia cita-cita untuk merealisasikan net-zero emissions dapat terwujud. Dimana cara terwujudnya adalah dengan mengurangi sektor energi berupa listrik yang sebagai penopang terjadinya emisi di negara Indonesia. Jika sudah dikurangi penggunaan sektor listrik dalam kehidupan sehari-hari masyarakat maka emisi yang dihasilkan akan mengecil. Maka harapannya lama kelamaan dengan gaya hidup yang menghemat penggunaan energi listrik dapat membuat negara Indonesia terlepas dari negara-negara pengasil emisi terbanyak di dunia.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.

Sumber tulisan, gambar, dan video:

  1. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/16/10-negara-penyumbang-emisi-gas-rumah-kaca-terbesar
  2. https://www.forestdigest.com/detail/1137/apa-itu-net-zero-emissions
  3. https://tractionenergy.asia/id/__trashed/
  4. https://www.merdeka.com/uang/terungkap-ini-alasan-pln-gunakan-batu-bara-sebagai-sumber-listrik-di-pulau-jawa.html
  5. https://www.youtube.com/watch?v=qlB7vg4I-To
  6. https://bacaterus.com/review-sexy-killers/
  7. https://cepagram.com/index.php/2020/09/16/butuh-biaya-rp-100-triliun-untuk-bangun-pltu-batubara-raksasa-di-cilacap/#:~:text=%E2%80%9CPLTU%20Batang%20saja%20investasinya%20Rp,patokan%20dolar%20AS%2C%E2%80%9D%20ungkapnya.
  8. https://pixabay.com/id/photos/lampu-pijar-asap-retak-rusak-503881/
  9. https://pixabay.com/id/photos/pemanasan-global-polusi-lingkungan-2958988/
  10. https://pixabay.com/id/photos/batu-bara-kubis-dibakar-bahan-bakar-842468/
  11. https://pixabay.com/id/photos/bersepeda-gunung-olahraga-melompat-95032/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun