Saat kelinci-kelinci itu bertikai, tiba-tiba muncul seekor harimau dari balik semak sambil mengaum.
"Tidakkah kalian sadar bahwa aku si raja hutan sedang tidur!" bentak si harimau kepada para kelinci yang sudah tidak bisa melarikan diri lagi, "Kebetulan aku lapar dan kalian bertiga akan kutelan hidup-hidup!"
"Hamba mohon maaf," jawab Kelinci Apik sambil gemetar ketakutan, "Kami tidak bermaksud mengganggu istirahat raja."
"Apa masalah kalian!" bentak si harimau lagi.
"Saudaraku Kelinci Ala hendak membawa lari anak hamba, tuanku raja." Jawab Kelinci Apik.
"Tidak!" sergah Kelinci Ala, "Anak ini adalah anak hamba, tuanku raja."
Si harimau memperhatikan kelinci-kelinci itu. Dilihatnya Kelinci Apik berdiri sendirian, kemudian beralih ke Kelinci Ala berdiri bersama anak kelinci.
"Serahkan anak itu," kata si harimau, "Biarkan dia menjadi santapanku sebagai tebusan sudah mengganggu tidur sang raja dan kalian berdua sama-sama tidak akan memiliki."
"Tuanku raja memang adil dan bijaksana," Kelinci Ala tampak girang, "Hamba setuju!"
"Jangan!" sergah Kelinci Apik, "Biarkan saudaraku Kelinci Ala pergi bersama anak itu dan hamba bersedia menjadi santapan tuanku raja."
Setelah mendengar ucapan Kelinci Apik, kaki depan sebelah kiri si harimau dengan cepat menangkap tubuh Kelinci Ala. Kelinci Ala tidak bisa berkutik di bawah cengkeraman kuku tajam si raja hutan.