Berbaring di pantai yang terbakar sinar matahari Sampai matahari berubah jingga, tak juga surut hasrat mencumbuimu Lukisan di pinggang mu itu yang menyadarkan ku dari mimpi-mimpi yang panjang Ku lihat tato mu berkilauan dipendar sinar matahari yang mulai redup. Tato mu itu sudah lebih dulu hadir ketimbang diriku Aku tidak berhak mengubah warna biru tato mu itu menjadi hijau, kuning, atau jingga Apalagi mengubah gambarnya menjadi sebentuk tasbih. Tapi kalau lah aku boleh bermimpi bukankah salib bisa bersanding dengan bulan sabit Biarkan Tuhan tersenyum melihat dua makhluknya terhuyung mabuk, lalu tercebur di lautan Cinta Nya. Atau kita biarkan saja cinta kita merana seperti renta laut ini Yang ditinggalkan matahari di senja hari, Yang dihibur kerlap-kerlip bintang dari kejauhan Yang dicucuki perahu-perahu lapuk nelayan-nelayan tua. Mencintai bukanlah persoalan memiliki Mencintai adalah memberi dengan ketulusan hati Mencintai adalah menyebut namanya dengan getaran-getaran Mencintai adalah memahami dan mengatasi perbedan-perbedaan. Jakarta, Tanah Kusir, 1 Mei 2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H